Chereads / Justice sword (Revisi) / Chapter 73 - Selingan : Cosplay dengan gaun tradisional Asia

Chapter 73 - Selingan : Cosplay dengan gaun tradisional Asia

Bulan darah ketiga telah terlewati. Pemakai kekuatan cursed mode mengincar nyawa putri Tina sudah diatasi. Tapi kenapa faksi Diablo mengincar salah satu dari kandidat seleksi calon raja. Apakah ada salah satu kandidat yang bekerja sama dengan raja iblis Diablo agar bisa menyingkirkan kandidat lainnya? Lantas siapa orang yang rela tuk menghalalkan segala cara ini?

Satella pun memutuskan untuk membawa putri Tina ke kastil akademi untuk sementara waktu. Namun Satella masih mau piknik disini. Karena kastil rusak berat, Satella menyewa penginapan.

Tentu penginapan disini bergaya mirip Jepang dari bumi.

Sebenarnya sekarang ada di kota sebelah. Kota Arata sedang dalam perbaikan besar di sana-sini.

Penginapan.

Satella memasuki kamarnya begitu saja. Padahal tadi sedang bersama Nirvana. Nirvana mengetuk pintu kamar Satella. Itu adalah pintu dari papan kertas seperti tradisional di Jepang. Sangat mirip, amat oriental.

"Jangan masuk! Jangan mengintip!" Itulah kata-kata balasannya.

"Perasaan tadi kamu pengen kasih unjuk sesuatu. Kenapa aku malah ditinggal?" Tanya Nirvana.

"Sebentar, sedang ganti pakaian!" Itulah balasan Satella. Nirvana pun menunggunya selesai berdandan.

Beberapa menit berlalu, hampir setengah jam.

****************

Tidak lama kemudian Satella telah hadir diruang tengah interior dari rumah tradisional ala Jepang ini. Sebuah nampan dengan jajanan tradisional dan teh hijau khas pun tersaji dilantai.

"Ditaruh dilantai? Apa makanan boleh ditaruh dilantai?" Satella bertanya dengan raut wajah yang bengong, bingung.

"Budaya tradisional Asia, memang seperti ini," kata Nirvana.

Satella menanggapi dengan, "Oh."

"Inilah yang aku mau tunjukkan kepada mu. Apa pendapatmu jika Stella pakai kostum tradisional ala kepulauan Amaterasu? Bagaimana penampilan Stella?" Tanya Satella, dengan penuh semangat.

Satella dengan kostum Asia.

Mereka duduk, berjongkok, saling berhadapan.

"Cantiknya tidak tertandingi."

Itulah komentar Nirvana. Setelah pertemuan dengan Satella versi matang, Nirvana yakin bahwa ia adalah heroine nya. Nirvana yakin siapapun wanita yang pertama ditemuinya di dunia fantasi, pasti heroine. Karena dalam story line setiap game konsol yang ia mainkan akan berjalan seperti itu.

Satella tersenyum merekah.

"Aku gak pernah memegang gelas tanpa telinga. Apa kamu tahu cara pegang gelas ini?" Tanya Satella.

"Pegang dengan dua tangan seperti ini!" Nirvana mencontohkan.

"Oke...." Satella menirukan.

Satella masih meniup tehnya. Ia meniup lalu komentar, "Soalnya gelasnya panas, jadi aku gak tahu gimana cara supaya tanganku gak terasa panas."

Mereka mencicipi cemilannya.

"Ini kan hadiah yang kamu minta? Kamu mau aku memakai kostum tradisional," seru Satella.

"Imutnya.... sangat imut," gumam Nirvana.

"...." Satella tersenyum penuh arti.

Sambil meniup, mencicipi apakah sudah dingin. Karena masih terasa panas, teh diletakkan kembali.

"Semuanya telah kembali ke kota Geffenia. Aku masih mau liburan disini. Barang-barang ku sudah dibawa oleh pelayan pribadiku--"

"Malas rasanya naik kapal layar."

Nirvana memotong, Satella terkikik karena pengalaman kurang nyaman dari Nirvana kala menaiki kapal.

"Kita naik Griffin," kata Satella.

Nirvana lebih kaget lagi, sekilas membayangkan olahraga jantung. Betapa memacu adrenalin naik binatang mitos yang terbang itu.

***************

Kastil utama, kerajaan Vilenchia.

Raja sedang berada di kamarnya bersama permaisuri tercinta. Ratu lebih muda sepuluh tahun dari suaminya, raja Vilenchia. Kendati begitu, agak membedakan karena mereka terlihat sama-sama tua.

Ratu yang tertua adalah ibu dari pangeran kedua. Sementara ratu sebelumnya telah tutup usia.

Ibu nya Tina adalah istri termuda raja. Ibu nya Tina meninggal ketika Tina lahir. Sejak kecil istri kedua sudah mengasuh putri Tina dan menganggapnya anak sendiri. Ratu turut bersedih atas kematian Tina.

Ratu menangis tersedu-sedu atas kematian Tina. Itulah hal yang ia yakini, putri sambung tersayang sudah meninggal dunia.

"Tegar lah, honey," bujuk raja.

Tapi ratu terus menangis sendu, terduduk di sofa.

Suara ketukan terdengar. Kemudian Raja pun bertanya pada sosok yang mengetuk pintu.

"Siapa?"

"Saya Tom, royal guard. Saya hanya ingin mengantar masuk utusan dari putri ketiga bangsawan Charlotte, yang mulia."

"Stella? Oh, yeah, silahkan masuk!"

Raja membiarkan masuk, seorang pemuda setinggi 187cm dengan seragam butler menghadap raja. Theodore dengan rambut silver bermodel spike. Royal guard yang mengantar segera pamit dari situ.

"Saya Theodore, tangan kanan terpercaya Miss Stella. Mohon ijin yang mulia, saya membawa surat penting." Theodore menyodorkan suratnya ke tangan raja.

"Kenapa tidak kirim lewat pos atau merpati saja kalau hanya bersurat?" Tanya raja.

"Mohon maaf. Karena surat ini sangatlah penting, harus saya yang mengantarnya," kata Theodore.

"Saya mohon pamit," Theodore meninggalkan ruangan.

Ketika Theodore pergi, sang ratu masih larut dalam kesedihan.

Ratu menangis tersedu-sedu.

"Stella, apa yang peramal istana bilang sebagai magic twin, emang bukan sembarangan," bisik raja, didalam hati.

"Jangan bersedih, lusa kita akan berkunjung ke tempatnya putri ke-tiga Charlotte," seru raja.

"Aku masih mau berkabung," kata ratu.

Raja mendekatkan diri kepada istrinya.

Raja berbisik. Ditengah bisikan itu, ratu mengukir senyuman kembali.

"Cepat beritahu ibunya Tina akan berita ini," seru ibu ratu.

"Akan aku beritahu. Aku harus menjaga rahasia ini juga. Sesuai dengan rencana pintar nak Stella," balas raja.

Sesungguh enam anak raja berasal dari lima ibu yang berbeda. Raja Vilenchia punya lima istri, yang membuatku mengemban tradisi sebagai si raja harem.

Lima hari telah berlalu semenjak bulan darah.

***************

Dilangit biru terlihat seekor singa berkepala elang. Jauh lebih besar daripada hipogriffin. Inilah Griffin murni yang tidak ada campuran genetik kuda betinanya. Griffin asli sangatlah besar, sangat kuat. Fisik Griffin cukup kuat untuk memberi serudukan kepada wyvern atau bahkan sekelas naga klasik.

Yang menunggangi Griffin adalah sepasang remaja. Sebenarnya cewe elves itu udah berusia dua puluh tahunan lebih. Dua tahun setelah kisah Satella di akademi sihir.

"Ayo pegangan erat, dasar keras kepala!"

"Iya sebentar."

"Manuver ku bakalan ekstrim nih! Stella adalah pilot Griffin kelas pro. Kalau gak erat berpegangan, nanti terjatuh!"

Satella menasihati Nirvana dengan nada protesnya.

Griffin jauh lebih besar daripada hipogriffin.

Kaki belakang Griffin adalah kaki singa, ekornya sangat panjang dan kuat. Terkadang penunggang bisa memasang ujung tombak bermata tiga diujung ekornya. Griffin dapat menopang zirah logam yang berat.

"Cepat pegangan.... Aku gak sabar kepengen mengasah keterampilan manuver!" Satella mengomel.

"Cerewet," balas Nirvana.

"Sakit...." Satella memprotes.

"Aku hanya menurut saja," ucap Nirvana.

"Yang erat, tapi jangan pake tenaga segitu!" Satella mengomel lagi.

"Seperti ini?" Tanya Nirvana

"Iya, begini. Bersiaplah, aku mau manuver!" Satella memberikan peringatan.

Nirvana pun mendapat ledakan adrenalin. Dibonceng naik Griffin oleh penunggang ugal-ugalan, itu tidak sebanding dengan wahana adrenalin mana pun.

Griffin melesat dengan laju tak terduga. Laju yang bahkan dapat mengejar wyvern saat top speed.

~>