Dua hari setelah bulan darah.
Nirvana berjalan di pesisir pantai dataran Kiyomi, basicly kepulauan hanya kecil. Bulan masih seperti bulan purnama, sebab bulan darah terjadi satu hari yang lalu.
Seorang mendatangi Nirvana dari belakang. Telapak tangannya usil menutupi mata Nirvana.
"Bau seorang milf," sindir Nirvana.
"Ups, ketahuan," seru elves goddess.
Akhirnya mereka berhadapan.
"Bisa jelaskan, kenapa kamu bisa memiliki equip rare yang sama dengan Satella?" Tanya Nirvana, sambil nunjukin cincin batu hitam meteor yang dipinjamkan Satella.
"Ayo, kenapa?" Elves goddess pun memberi nada meledek.
"Satella bilang, item seperti ini tak ada lagi yang punya. Item rare ini hanya satu di dunia!" Nirvana pun kesal karena elves goddess terus mengulur-ulur penjelasan.
"Basicly, sampai sekarang Satella sudah aku sudah meminjamkan equip cincin hitam meteor ini dua kali loh," kata elves goddess.
"Dua kali?" Nirvana kaget.
"Hei, hei, dengar! Aku juga punya benda ini." Elves goddess segera menunjukan jam pasir ajaib.
"Itu, kan!" Nirvana pun kaget untuk yang kedua kalinya.
"Aku datang dari empat ratus tahun yang lalu. Durasi time tunnel cuma dua jam, setelah itu aku dipaksa kembali ke jaman ku. Di zaman ku, Satella dan Nirvana itu pasangan. Rute originalnya emang seperti itu, itulah yang ku tahu dari informasi yang ada di jaman ku, yaitu empat ratus tahun dari sekarang." Elves goddess menjelaskan.
"...." Nirvana berfikir keras.
"Clue pertama adalah Satella itu pengguna time tunnel. Clue kedua time tunnel hanya ada satu saja di dunia! Clue ketiga, aku orang yang menggunakan time tunnel. Jadi aku mau tanya, siapakah aku?" Tanya elves goddess.
"APA KATAMU!" Nirvana terkejut untuk yang ketiga kalinya.
"DIMANA LOGIKA MU! AKU MAU DENGAR JAWABAN DARIMU OY!" Elves goddess begitu gregetan. Ia terlalu jengkel sampai-sampai menolak pinggangnya.
"Kesimpulannya, selama ini kamu Satella?" Nirvana tercengang.
"Aku iseng, lalu aku bermain-main dengan time tunnel. Aku Satella empat ratus tahun setelah saat ini." Begitulah kata elves goddess.
Akhirnya Nirvana tahu bahwa itu Satella dari empat ratus tahun yang akan datang. Satella versi milf itu datang dengan item sihir rare nya.
"Aku keluar biaya mahal untuk ramuan raja elves. Ramuan agar manusia jadi awet muda. Tubuh kamu masih muda dimasa depan berkat uang yang aku korbankan. Tubuhmu muda, tapi otakmu itu sudah pikun!"
Nirvana mencerna perkataan dari Satella, dengan wajah yang kesal.
"Kata tabib kamu terkena gejala demensia! Aku gak ngerti, tapi--" Satella berhenti disini, tubuhnya menegang seperti jengkel.
"SUSAH NGOMONG SAMA KAMU!"
"...."
Satella emosi, Nirvana terdiam.
"Maksudnya, empat ratus tahun kemudian Satella akan kesulitan berkomunikasi dengan Nirvana. Walaupun memakai ramuan raja elves, sel otakmu tetap menua sehingga kamu kena demensia." Satella menjadi sedikit murung.
"...." Nirvana masih menyimak.
"Katakan honey! Apakah di dunia asalmu yang futuristik itu, ada cara untuk menyembuhkan demensia?" Tanya Satella, dengan wajah sendu.
"Sebentar." Nirvana kelihatan lagi berfikir keras.
"Gimana cara menyembuhkan mu?" Satella semakin sendu.
Empat ratus tahun memang waktu yang kelewat panjang bagi manusia manapun untuk hidup.
Kendati ramuan super raja elves ampuh memperpanjang usia ras manusia, pasti roh nya akan tetap menua. Kendati fisiknya awet muda, tetapi sel otaknya menua.
Nirvana masih belum mendapat solusinya.
"Aku selalu mengatakan kalimat monolog setiap bersama kamu di empat ratus tahun mendatang loh. Setiap hari aku harus bercerita tentang apa yang terjadi kemarin. Kamu selalu melupakan apapun. Demensia itu membuat otakmu kehilangan fungsi mengingat ya?" Satella sedikit depresi.
"Kuatkan dirimu." Nirvana pun memegang bahu Satella yang jauh lebih berisi dibanding Satella versi muda yang sangat slim.
"Kamu baru berpindah ke dunia alternatif selama empat bulan kan. Apakah kamu mengingat artikel Internet atau majalah dari dunia kamu yang futuristik itu?" Tanya Satella.
"Ah, majalah, aku ingat majalah!" Nirvana teringat sesuatu.
"Bila kamu tahu sesuatu cepat katakan!" Satella menjadi sangat bersemangat.
"Dari majalah yang aku baca, aku mendapat pengetahuan umum. Demensia itu kerusakan jaringan memori otak, lebih tepatnya lagi protein pada otak. Untuk dapat menambal kerusakan protein di jaringan otak, bagaimana kalau mengonsumsi suplemen minyak ikan? Paling mujarab lagi kalau diambil dari ikan hiu. Suplemen minyak ikan hiu paling mujarab!"
Atas penjelasan Nirvana, Satella mengukir senyum yang penuh kelegaan.
"Tapi gimana cara bikin suplemen minyak ikan?" Tanya Satella.
"Aku cuma lulusan SMA kelas 3. Mustahil aku punya pengetahuan yang umumnya dimiliki dokter ataupun apoteker," ujar Nirvana.
Mengepal tinjunya, Satella versi matang kian emosi.
"GUNAKAN BIFROST UNTUK PERGI KE DUNIA ASALMU!" Satella sangat marah.
"Disini ada bifrost? Kalau begitu dimana letak pohon yggdrasil itu?" Tanya Nirvana.
"Yggdrasil ada di pulau Bermuda. Tapi kita yang sekarang belum sanggup pergi ke Bermuda. Sedih kalau ingat betapa frustasi kita di ekspedisi ke Bermuda. Tapi aku akan memberi bantuan selama time tunnel masih kumiliki," ujar Satella versi milf.
"Wow, aku terkejut mengdengar kenyataan bahwa elves goddess adalah Satella dari masa depan." Nirvana masih tercengang.
"Hei, hei, dengar! Aku merindukan ketika kamu menceritakan kisah mitologi Greek atau Norse dari duniamu. Jangan lupa habiskan banyak waktu dengan Satella di jaman ini ya," kata Satella.
"...." Nirvana menyimak.
"Dalam ingatan masa lalu. Saat ini diriku mencari mu. Sebentar lagi diriku akan kesini. Supaya tidak terjadi singularitas, aku pulang ya." Satella mengoperasikan jam pasir ajaib. Lingkaran sihir muncul.
"Darimu empat ratus tahun dari sekarang!"
Satella berkata-kata. Lingkaran sihirnya masih berlangsung.
"Ada pesan?"
Satella bertanya, lingkaran sihir hampir usai.
"Kamu mengesankan! Aku suka dengan kulit seputih porselen mu."
Satella sepertinya mendengar kata-kata Nirvana sebelum proses sihirnya selesai. Satella tersenyum bahagia mendengarnya.
Jika manusia hidup di kutub utara maka kulitnya bakalan seputih porselen. Northern adalah nama dataran di dunia ini yang persis dengan kutub utara. Northern merupakan habitat alami untuk bangsa snow elves yang hidupnya bersuku, dipimpin kepala suku. Kepala suku nya disebut king frost.
Setelah Satella versi matang pergi dengan time tunnel, Satella versi setengah matang datang. Nirvana berfikir dalam hatinya.
Sudah kuduga, karakter cewe yang pertama kita temui di dunia fantasi pastilah main heroine nya.
"Hai, kamu kabur?" Satella datang memberi tegur sapa.
Inilah Satella versi teen dari garis waktu original.
"Kalau mau pergi bilang dulu dong! Aku khawatir," kata Satella.
"Maaf kalau gitu," balas Nirvana.
"Kupikir tadi ada seorang disini." Satella merasakan firasat. Nirvana mengangkat bahunya.
Pertama ketika di ruang rawat sekolah. Satella mencium aroma seseorang, yang tanpa ia sadari adalah dirinya empat ratus tahun mendatang sedang berkunjung ke masa lalu dengan time tunnel.
Walau itu yang dikatakan Satella adalah....
"Aroma wanita ini kok seperti aku yah?"
Itu terjadi setelah bulan darah pertama.
Saat ini Satella merasakan aura keberadaan seseorang. Ternyata orang itu adalah dirinya sendiri, hendak datang dari masa depan.
Nirvana ditarik, berjalan pulang menuju penginapan.
"Kastil masih dalam perbaikan?"
"Iya, karena kamu bar-bar. Masih tinggal dipenginapan untuk saat ini sampai--"
Satella terhenti sejenak, menoleh kearah Nirvana.
"SAMPAI PULANG!"
Nirvana mengerutkan kening. Kini Satella kalem kembali.
"Oh iya, aku menjanjikan hadiah padamu jika berhasil melindungi tuan putri," ucap Satella.
"Aku ingat," kata Nirvana.
"Maksudnya, kamu mau minta apa? Cepat katakan!" Satella gak sabaran.
"Bagaimana kalau berikan cincin hitam meteor?" Nirvana sedang menyodorkan cincin batu hitam meteor diatas telapak tangannya.
Seketika diambil lagi oleh Satella.
"Tidak boleh! Jangan mengambil hartaku! Kalau cuma gold boleh, kamu meminta benda langka yang tidak ada duplikatnya! Kamu tahu, gak ada lagi dunia ini," kata Satella.
"Katanya, aku boleh minta apapun," balas Nirvana.
"Baiklah, ambil ini!" Sekilas Satella memberikan item rare miliknya.
Nirvana memungut cincin hitam meteor.
Tau-tau Satella mengeluarkan item dari kantung sihir hitam. Item itu adalah pedang pusaka miliknya.
Tau-tau Satella menodong Griffin sword kearah leher Nirvana.
"Sekarang, kembalikan!" Satella gregetan.
Alhasil Nirvana mengembalikan equip rare itu.
"Gak jadi deh."
Nirvana pun geleng-geleng kepala, sementara Satella cekikikan.
"Tunggu sebentar!"
Satella menahan, mereka terhenti sejenak.
"Ya?"
"Aku mau tanya!"
Satella menatap Nirvana dengan serius.
"Ayah dan ibumu tidak ada darah keturunan ahli sihir kan?" Satella bertanya, dengan mimik serius.
"Tidak ada," jawab Nirvana.
"Apa kamu bersekolah di akademi sihir?" Tanya Satella.
"Aku gagal menemukan letak dari Hogwarts cabang Indonesia. Jadi, jawabannya tidak," kata Nirvana.
"Bisa jelaskan, kenapa kamu bisa menghasilkan kerusakan sihir sedemikian besar? Sebelumnya, waktu di kastil sekolah gak gitu banget deh. Gimana kamu bisa hasilkan sihir sekuat itu, aku mau tahu!" Satella memaksa, nadanya terkesan galak.
"Aku memproyeksikan lingkaran magic amplifier sebanyak tiga stack. Aku memproyeksikan pakai cincin batu hitam meteor," ujar Nirvana.
"Apa ... ulangi lagi!"
"...."
Nirvana heran akan emosi yang meledak-ledak dari Satella.
"Aku hanya bisa memproyeksikan wujud ilusi ku, atau wujud ilusi seseorang. Tapi kamu? Ka-- kamu!"
Nirvana terdiam, tak menanggapi pernyataan marah Satella.
"Kamu punya kekuatan imajinasi setara dengan sihir tier menengah atas tau. Mungkin sihir tier enam, mungkin saja tujuh, atau delapan. Aku yang keturunan ahli sihir asli merasa iri," ujar Satella.
Nirvana melangkah mundur dua langkah. Satella gemetaran, itu terlihat seperti menahan marah. Kemudian Satella meluapkan kekesalan yang didasari rasa iri.
"AKU ENVY!"
"Tenanglah...."
"Kamu bikin Stella jadi envy," bisik Satella, menunduk.
"...." Nirvana mengulurkan tangan.
"Tapi kan aku pemilik cincin batu hitam meteor. Harusnya aku yang melakukan proyeksi hebat seperti kemarin, bukan kamu. Aku envy." Satella mengeluarkan nada seperti curahan dan keluhan.
Envy disini maksudnya iri, merasa tersaingi.
Nirvana pun mencoba membujuk Satella.
"Tapi aku sudah melakukan yang kamu katakan. Aku menyelesaikan permintaan mu dengan berhasil. Harusnya kamu senang padaku, bukannya kesal."
Atas kata-kata Nirvana, Satella menanggapi dengan, "Oh."
Satella melamun beberapa saat.
"Eh, ada benarnya juga." Satella berbisik.
Satella menarik napas panjang.
"Sekali lagi, katakan imbalan yang kamu inginkan?" Tanya Satella.
Nirvana merenung beberapa saat, memikirkan jawaban.
"Ah, aku tahu!"
"KATAKAN!"
"Aku ingin kamu melakukan cosplay!"
Karena itulah kesan pertama dari Nirvana ketika bertemu dengannya. Nirvana pernah mengira Satella adalah gadis cosplayer yang lagi memerankan gadis elves. Padahal sesungguhnya itu adalah ras asli Satella, setengah elves.
"Itu saja?" Satella tidak puas.
"Aku tidak se-pelit itu tau! Kamu boleh meminta hadiah yang mahal tau! Benda expensive apapun asal jangan equip langka milikku." Nada Satella terdengar frustasi, wajah Satella nampak kurang senang.
~>