Jessika dan Sean kini telah sampai di tempatnya Viola. Terlihat dia masih menangis dengan air mata yang terus terjatuh tanpa bisa dibendung lagi. Hati Jessika bagaikan teriris melihat sang sahabat bersikap seperti itu, merintih kesakitan dengan luka yang teramat dalam, karena kehilangan calon suaminya.
Di depan pusara sang calon suami wanita itu pun masih terisak dengan pilu. Viola sendiri merasa tidak percaya bahwa semua ini adalah hal yang nyata yang dia alami. Dunianya rubuh dan hancur ketika itu. Viola tak sanggup untuk melanjutkan hidupnya di hanya bisa menangis meratapi kesedihannya.
"Vio. Bersabarlah Vio, aku akan selalu menemanimu di sini," kata Jessika sambil menggenggam tangan Viola dengan penuh kelembutan. Viola menatap Jessi dengan mata basahnya lalu memeluk tubuh Jessi dengan begitu erat.