"Lo ketemu pelaku pembunuh Mira di club?"
"Benar," jawab Anda terisak-isak.
Dila memeluk Anda dengan erat seakan memberi perlindungan.
"Jika jujur akan membahayakan keluarga lo lebih baik diam saja. Tapi jika lo ingin menegakkan keadilan bersuaralah."
Anda menangis tersedu-sedu, matanya sudah bengkak karena menangis. Ia ingin jujur mengatakan siapa Bara tapi ia masih ragu dan takut.
Anda berusaha tidur walau pikirannya tidak tenang.
Diklat hari terakhir Anda tak begitu antusias. Kondisinya drop dan tak bersemangat. Ia masih menimbang-nimbang apakah akan jujur pada Dila atau tidak. Saat coffee break Anda lebih memilih menyendiri, merenungkan langkah selanjutnya.
Jika ia bungkam Dila berada dalam bahaya, jika ia bicara jujur nyawa berada dalam bahaya. Bak makan buah simalakama. Apa pun pilihannya akan beresiko.