Bara dan Dila masih beradu netra. Mereka menatap satu sama lain. Degub jantung Bara semakin kencang dan cepat. Merasa familiar dengan wanita yang telah menindihnya. Hatinya menghangat ketika melihat mata wanita itu. Entahlah, Bara seperti mengenal wanita itu namun lupa dimana. Dila menatap mata Bara dalam. Jantungnya memompa darah lebih cepat dan keras. Dila ngos-ngosan seperti orang berlari jauh. Ini bukan pertama kalinya ia dan Bara dalam posisi intim, namun suasana dan kondisinya telah berbeda. Jantung Dila berdetak lebih kencang, berpacu seperti balapan MotoGP, melaju tanpa mau berhenti karena belum menemukan garis finish. Posisi ini mengingatkan Dila saat pertama kali jatuh cinta pada seorang Aldebaran.
Mereka masih saling menindih satu sama lain. Cukup lama Bara termenung menatap Dila. Kesadarannya kembali muncul.