Dear Bara,
Ketika kamu membaca surat ini aku sudah tidak ada lagi di kota ini. Aku telah pergi meninggalkan kota ini.
Bara kau sungguh jahat dan menzalimi aku. Aku sangat kecewa padamu. Sekali lagi kau membuat aku tak berdaya dan menyerah.
Semalam yang kau lakukan padaku benar-benar jahat dan tak manusiawi. Aku memang istrimu, hakmu atas tubuhku, tapi kau tak bisa memaksa aku melakukannya. Aku tidak pernah mencintaimu. Seharusnya aku memberikan kepada suami yang aku cintai sementara aku tidak mencintaimu. Aku terpaksa menyerah karena kau merecoki aku dengan obat sialan itu.
Menikah denganmu adalah suatu kesalahan. Andai saja waktu itu aku tak termakan omongan orang-orang yang mengatakan aku perawan tua dan membuat kedua orang tuaku malu, mungkin pernikahan kita tak pernah terjadi. Menyesal sekarang sudah tak ada gunanya. Waktu sudah tidak bisa diputar kembali. Kau sudah merenggut kesucianku dan merenggut masa depanku.