"Bagaimana sayang? Kamu puas?" cibir Bara menatap sang istri yang kelelahan karena sudah mendapatkan pelepasan.
Dila membuka mata, menahan rasa malu.Ia menutupi tubuh telanjangnya menggunakan selimut. Untuk kedua kalinya ia kalah lagi. Dila berusaha bersikap biasa saja. Keangkuhannya kembali muncul. Ia tak boleh terlihat lemah. Serangan tak terduga Dila lancarkan. Ia mencabut bulu dada Bara.
"Aww...sakit," pekik Bara menahan perih, Dila merontokkan bulu dadanya.
Bara merasakan sakit sekaligus ngilu. Dila bangkit dengan menutupi tubuhnya dengan selimut.
"Kau pikir hanya kau yang bisa mempermainkan aku?" Dila mencibir Bara dan kabur ke kamar mandi dan mengunci pintu. Ia sudah orgasme, mau tidak mau ia harus mandi wajib untuk menyucikan diri, jika tidak ia tak bisa sholat.
"Kau mau kemana?" teriak Bara tak terima Dila pergi ke kamar mandi. Harusnya ia yang mandi duluan karena gerah, namun malah di dahului.
"Dila buka pintunya," kata Bara mengetuk pintu dari luar.