Chereads / One Night Accident / Chapter 4 - OH, RED

Chapter 4 - OH, RED

Malam sudah hampir larut saat Jack baru membuka mata. Ia melirik sekilas ke layar ponselnya. "Shit ... jam 11 malam." Ini pernikahan Alex dan dia melewatkan acara ijab kabulnya. semoga resepsi pernikahannya masih berlangsung.

Jack langsung melompat bangun. Di raba bahunya yang tertembak. Sudah sembuh. Dia langsung mandi dan mengenakan pakaian secepat mungkin dan mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju Hotel tempat resepsi pernikahan adik angkatnya itu. Sesampainya di tempat tujuan dia langsung mencari Alex ingin meminta maaf karena keterlambatannya. Tapi sang pengantin tak ada di singgasana-nya. Ia pun mencari Joe yang ternyata asik mengobrol dengan salah satu pembalap dunia.

"Joe ...."

"Hay brada ... sudah baikan?"

Jack mengangguk. "Di mana pengantinnya?"

Joe mendekatkan wajahnya ke telinga Jack lalu berbisik. "Aku memberi obat perangsang pada pengantin wanita. Jadi sekarang pengantin pria sedang berusaha memuaskannya." Joe menjauhkan wajahnya dan nyengir lebar.

Jack hanya menggelengkan kepalanya menghadapi tingkah jahil Joe.

"Semoga Alex tak menghabisimu besok."

"Besok aku ke Jerman, jadi aku pasti selamat. Lagian Alex gak mungkin marah. Justru dia pasti berterimakasih padaku," ucap Joe percaya diri.

"Karena ucapan selamatku sudah tak di butuhkan, lebih baik aku ke atas," kata Jack meninggalkan Joe.

"Mencari mangsa, eh?" Tanya Joe mengikuti Jack.

"Yeah ... segeralah menyusul ke tempat biasa. Aku berburu dulu, apa mau ku carikan sekalian?"

"Boleh," Kata Joe langsung meninggalkan tempat resepsi dan naik ke lantai atas menuju kamar 1213.

Jack baru menuju ke lift saat sudut matanya melihat seorang wanita berpelukan di sudut ruangan. Dia tau siapa laki-laki itu. Crishtian David. Pemilik KHRISH MALL. Dan siapa wanita itu? Jack tak melihat wajahnya karena gadis itu membelakanginya. Mungkin kekasihnya?, Batin Jack. Entah kenapa Jack bukannya pergi tapi malah memperhatikan dua anak manusia yang asik mengobrol itu. Terlihat sekali kalau mereka sangat akrab. Mungkin ini gara-gara baju merah yang di kenakan gadis itu apalagi baju itu mengekspos sebagian punggungnya.

Ayolah ... Jack sangat suka segala sesuatu berwarna merah. Sangat sangat suka. Baju merah. Sepatu merah. Bibir merah dan Kewanitaan yang memerah. Shit! Jack mengumpat dirinya sendiri karena Juniornya langsung bereaksi. Padahal itu baru punggungnya. Batin Jack.

Jack terus mengawasinya sampai akhirnya gadis itu menerima panggilan telfon dan langsung pergi. Karena penasaran diikutinya setiap langkah gadis itu sampai dia bertemu seorang wanita yang juga berpakaian sexy. Jack tau dia adalah desainer yang sedang naik daun yang menikahi bandot tua. Kelihatannya mereka sudah mendapat mangsanya malam ini, Jack membatin sambil menyeringai mesum.

Jack terus memperhatikan gadis itu. Wajahnya yang cantik. Rambut hitam panjangnya yang bergelombang. Dan tubuhnya yang mungil. Mungkin tingginya hanya sebatas bahunya. Umurnya mungkin 17-18 tahun. Jack mengeryitkan dahinya. Apa dia jadi pedofil sekarang? Bodo amatlah. Setelah tiga minggu puasa gara-gara misinya. Jack benar-benar menginginkan pelampiasan sekarang. Tak perduli jika gadis itu baru 13 tahun sekalipun. Jack menginginkannya dan Jack selalu mendapatkan apa yang di inginkannya.

Gadis itu menuju lift. Jack langsung menuju lift satunya begitu tau ke mana angka yang di tuju gadis itu. Dan binggo, dia menuju Club miliknya. Jack semakin tersenyum lebar mendapati mangsanya masuk ke dalam sarang miliknya.

Saat hendak masuk ke dalam club Jack menyaksikan gadis itu di hadang Security. Karena mengira ia masih bocah. Yah melihat dari wajahnya memang seperti belum cukup umur. Tapi lalu gadis itu mengeluarkan ktpnya dan segera melenggang masuk.

Jack sengaja duduk dekat batender agar leluasa mengawasi gadisnya. Tapi sayangnya gadis itu malah masuk ke ruang vvip. Tapi tak lama kemudian temannya keluar seperti mencari seseorang. Jack tak menunggu kesempatan lain dan langsung di hampirinya wanita itu.

"Hai Bella," Sapanya.

Wanita itu terperangah. OMG!! Cowok ini hot banget batinnya. Bahkan dia sampai tidak sadar masih bengong memandangi wajahnya.

Jack mengangkat alisnya. Lalu di jentikkan jarinya di depan wajah Bella. Bella yang tersadar langsung gelagapan.

"Kamu kenal aku?" Bella bertanya heran, karena ada cowok super ganteng mengenalnya.

"Tentu. Siapa yang gak kenal desainer muda yang sedang naik daun ini" Jack memuji. Bella tersenyum senang mendengarnya.

"Jadi, mau menghabiskan malam?"

"Aku mau," kata Bella semangat.

"Bukan denganku tapi bosku." Jack menimpali.

Bella langsung gak semangat. "Tidak, terima kasih."

"Kenapa?" Tanya Jack.

"Aku suka cowok tampan bukan laki-laki yang udah lapuk," kata Bella cemberut dan Jack tertawa.

"Bosku akan tersinggung mendengarnya. Apa Kau tau Prince Joe?"

"Tentu, siapa yang tak kenal playboy most wanted itu?"

"Dialah bosku" Kata Jack santai. Bella mengedipkan mata sekali, dua kali, tiga kali OMG OMG OMG!!! Joe si 'Prince Joe'. Semua orang yang berjenis kelamin wanita pasti mau sama dia ...!!!!

"So ...?"

"Tentu saja aku mauuuuuu," jawab Bella cepat.

"Tapi ada syaratnya."

"What?!" Bella waspada

"Kau bisa menghabiskan malam dengan Joe, asal temanmu menghabiskan malamnya denganku."

"Teman?"

"Yang datang bersamamu."

"Oh ... Ayu? Sepertinya tidak bisa. Dia sudah bertunangan."

"Dan kau sudah menikah," timpal Jack.

"Hahaha ... Benar juga."

"Jadi ...?"

"Ok ... tapi kau jangan kasar-kasar ya … karena sepertinya dia kurang pengalaman. Tunangannya sangat payah tak bisa memuaskan dia."

"Tenang saja temanmu akan kembali dengan pengalaman yang tak kan pernah dilupakannya."

"Baiklah ... jadi di mana aku bisa bertemu dengan Prince Joe untuk malam ini?"

"Di lantai 16 kamar no 1214. Dan satu jam lagi hubungi temanmu suruh datang ke kamar 1212."

"Apa yang harus kukatakan?"

"Terserah yang penting satu jam lagi dia ada di kamarku. Ok?!"

"Ok," ucap Bella langsung menuju kamar, di mana Joe berada.

Sementara Jack, ia mengambil minuman dengan senyum lebar dan membawa ke kamarnya. Menunggu dengan santai wanita miliknya. Aku menunggumu, Jack membatin dengan sebuah seringai terulas di bibirnya.