Cisa meringis merasakan sakit di tangannya yang terluka, mengedarkan pandangannya keseluruh penjuru ruangan tersebut mencari jalan keluar yang bisa dilaluinya.
Cisa melihat di atas ranjang itu Sasya masih terbaring tidak sadarkan diri, mungkin karena memakan makanan itu yang cukup banyak sehingga Sasya belum bangun dari tidurnya.
Cisa memegang kepalanya yang masih berdenyut karena pusing terkena pengaruh obat tidur,setelah beberapa waktu Cisa mjlai berdiri dan melangkah mengitari ruangan tersebut untuk mencari jalan keluar.
"Haaaah... aku capek terus begini aku nggak menemukan apa pun selain pintu utama ruang ini " Cisa berbicara pada dirinya sendiri.
"Apa hubbyku akan segrra datang? aku rindu sekali dengan hubbyku padahal batu beberapa jam yang lalu kami berpisah" lagi lagi Visa berbicara sambil mengelus perutnya yang mulai membuncit.
"Tenanglah Papa pasti akan datang bersama uncle menjemput kita dan aunty sambil melihat Sasya yang masih terbaring.
Diluar ruangan SirGerald menunggu para pengawalnya membawa berita yang menyenangkannya dengan rasa cemas yang ... tidak bisa dilukiskan dengan kata, karena dia menunggu seseorang yang akan bisa merubah kehidupannya dengan singkat.
"Tuan tugas kami sudah kami selesaikan dan mereka saat ini ada di kamar tersebut" seorang pengawal telah melapor.
"Bagus...tunggu kenapa kamu bilang mereka memang berapa orang yang kalian culik?" Gerald menjadi marah.
"Eemm. kami menculik dua wanita karena yang memakai hijab ada dua orang makanya kami membawa keduanya" dwngan takut takut berbicara.
"Dasar kalian benar benar bodoh, apa kalian tudak bisa mengenali wajahnya dengan melihat foto yang kalian punya" sambil melangkah menuju ruangan Cisa dan Sasya di kurung.
Pengawal tersebut mengikuti kemana tuannya pergi dengan langkah cepat akhirnya mereka sampai juga.
Cisa mendengar suara langkah kaki yang mulai mendekat keruangan mereka dan bergegas berbaring kembali agar orang yang menculiknya segera pergi dari ruangan itu.
Cisa memejamkan mata dia hanya memasang pendengarannya agar bisa mendengar dwngan baik.
Pintu mulai terbuka dan masuklah orang tersebut dan menghampirinya, Cisa berharap orang itu tidak melakukan apa apa padanya jika mendengar penjelasan dari kakaknya bahwa Sir Gerald terobsesi pada Mamanya.
Kemungkinan besar dia akan baik baik saja selama Sir Gerald tidak membuat Cisa menjadikan yang aneh aneh.
Langkah itu semakin dekat dan berhenti di dekat ranjang dimana Cisa terbaring bersisian dwngan Sasya.
"Hahahaha.... akhirnya aku mendapatkanmu Carolline jangan meninggalkan aku lagi demi laki laki lain seperti dulu" sambil memegang tangan Cisa.
Cisa merasa risi dan jijik dengan sentuhan tangannya itu, tubuhnya berjengit karena tangannya yang sakit digenggam dan dieemas cukup kuat.
"Baiklah aku biarkan malam ini kamu tidur dengan nyenyak tapi besok pagi kita akan berbicara banyak hal tentang masa lalu kita" kemudian Gerald meninggalkan ruangan tersebut.
Bersama pengawalnya berjalan menuju kamarnya dan memerintahkan untuk menaruh beberapa pelayan untuk melayani mereka.
"Pekerjakan beberapampelayan wanita untuk melayani mereka dengan baik dan sediakan makanan yang lezat untuk dihidangkan dan juga sediakan wine sekarang di kamar ini aku ingin merayakan kemenanganku dan kebahagiaan ini sekarang juga".
"Baik Tuan segera saya laksanakan " membungkuk hormat dan pergi dari hadapan Tuannya.
Tidak berapa lama seorang pelayan datang membawakan sebotol wine terbaik dan menuangkan kegelas khusus dan menghidangkannya dihadapan Sir Gerald.
Melihat segelas wine sudah dituangkan tak segan segan Sir Gerald mengambil gelas tersebut dan mulai meminumnya dwngan santai.