Flass back off.
"Itu adalah kejadian puluhan tahun yang telah lalu, walau pun aku berharap bahwa tidak akan pernah ada orang yang menyakiti adik kecilku, aku harus tetap waspada akan hal yang belum pasti" Raizel bercerita dan waspada dengan keadaan sekitar.
"Kenapa kakak baru cerita tentang hal itu, sedangkan Cisa sudah pernah mengalami penculikan dari orang yang terdekat sekalipun itu adalah teman masa kecilku, aku tidak pernah memaafkannya karena telah menyaliti istriku teecinta, orang yang paling berharga didunia buatku" Nicky geram mengingat kejadian yang belum lama ini terjadi pada Cisa.
"Kita harus waspada kalau begith agar tidak kecolongan lagi seperti yang lalu, kita tambah penjagaannya"Abraham juga menambahkan saran.
"Aku akan cari beberapa orang kepercayaanku untuk menjaga kakak ipar Cisa, Jadi kak Nicky dan kak Rai tidak perlu cemas" Dino juga membantu.
"Hahhh....masalahnya bukan hanya itu saja, orang orang dari sir Gerald adalah orang yang pandai bermain pedang dan bela diri, mereka orang orang terlatih bertahun tahun, jadi apa sanggup meeka menghadapi jika mereka bertemu??!" Raizel sedikit pesimis dengan para bodyguatd yang akan di pekerjakan untuk menjaga Cisa.
" Kak Rai jangan kahwatir mereka orang yang terpilih dan juga profesional dalam bekerja, mereka tidak akan kalah dengan para musuh" Dino memberi tahu keahlian para pengawal yang di pekerjakan.
"Hhmmm....Baiklah aku juga akan segera memberikan perintah secepatnya ke beberapa orang pasukan inti di Mansion Inggris untuk segera kemari" Raizel memutuskan segera.
"Terima kasih kak Rai ....aku harap semua baik baik saja" Nicky berucap untuk memberikan rasa terima kasihnya.
"Ehem... ehemm.... suamiku ... kenapa ada disini??!! kenapa tidak menunggu di dalam rumah" Cisa menghampiri Nicky dan duduk di pangkuannya sambil mengalungkan tanganya dengan manja.
Yang lainnya pun menghampiri suaminya masing masing, melihat Cisa yang bersikap spontan tanpa ragu memperlihatkan adegan mesranya membuat yang lain pun ingin melakukan hal yang sama.
"Sweet heart apa saja yang kalian obrolkan sehingga kalian tampak bahagia dan senang sekali??!" Nicky bertanya dengan mengelus punggung Cisa yang ada di pangkuannya.
"Eeemmmm... sebenarnya kami berdiskusi tentang bulan madu untuk para pengantin baru, mereka mau pergi kemana untuk bulan madu mereka?!" Cisa menjawab pertanyaan Nicky dengan manja.
"Lalu apa yang mereka inginkan?" Nicky kembali bertanya untuk bisa mengetahui jawaban yang pasti dari para istri.
"Eeemmm...mereka bilang terserah aku memutuskan kemana mereka akan ikut bareng bulan madu bersama sama" kembali Cisa menjawab dengan sesuai apa yang mereka diskusikan.
Mereka semua mendengar dan menayakan pada setiap pasangan masing masing dan mereka menjawabnya dengan anggukan.
"Jadi Cisa kami ingin pergi kemana untuk bulan madu???" Abraham ikut bertanya.
Semua orang menyimak apa yang akan dikatakan Cisa dengan pertanyaan Abraham, mereka menunggu dengan harap harap cemas.
"Eeemmm..... Sebenarnya aku sih pengenya ke Korea selatan dan juga ke Jepang, kedua tempat itu aku iiingiiiin sekali kesana" sambil mengelus pipi suaminya dengan lembut san penuh cinta.
Tatapan mata keduanya bertemu dan saling mengunci, mata biru Nicky memancarkan ketenangan untuk Cisa, mata coklat bersemu merah milk Cisa memberikan kedamaian bagi Nicky, selama mereka selalu bersama keduanya saling melengkapi.
Mendengar penuturan Cisa yang ingin ke Korea dan Jepang mereka semua berkata serempak "Kami setuju dengan Cisa, kami juga ingjn kesana".
"Jika yanb lain setuju aku akan mempersiapkan semua, yang belum punya paspor dan visa Dino segera mengurusnya agar semua segera siap aku akan memesankan tiket dan akomodasi selama disana" Raizel memerintahkan.
"Baik kak Rai, tiga orang yang belum dan yang lainnya tinggal mengurus Visa saja." Dino dengan sigap segera melaksanakan perintah Raizel.
"Aku lapar hubby apa makanan sudah siap?" Cisa berkata sambil mengelus perutnya.
"Ayo kita semua makan bersama para pelayan sudah menyiapkan semua" Raizel mengajak mereka makan dan menuju ruang makan.
Mereka bersama makan dengan tenang dan menikmati setiap hidangan yang tersedia di atas meja makan.
Disisi lain Sir Gerald sedang duduk di meja kerja di mansion yang dia sewa selama di Indonesia, mansion itu tidak kauh dari mansion Cisa dan Rai, hanya terpaut beberapa blok saja.
Gerald sudah tidak sabar untuk segera menemui Cisa yang merupakan duplikat dari Ibunya Carolline.
Bayangan Carolline selalu berputar di pelupuk matanya tak hanya 1 kali dia
pun semakin gusar dan selalu ingin bertemu.
Dia berharap Carolline bisa menerima kehadirannya dan memberikan Cinta untuknya.