Chereads / memory of the past / Chapter 83 - Bab 83

Chapter 83 - Bab 83

Pada hari ini di acara pernikahan Iren dan Abraham Cisa dan Nicky datang dengan penuh pesona bagi yang melihatnya yang pria tampan luar biasa dan yang wanita cantik bak bidadari yang turun dri langit.

Walaupun Cisa memakai hijab dia malah tambah cantik dan itu membuat auranya yang terpancar darinya berkali kali lipat memberikan feromon disekitarnya dan menarik bagi yanglain.

Nicky mengandeng Cisa menuju panggung mempelai untuk memberikan ucapan selamat kepada mempelai berdua.

" Selamat atas pernikahan kalian berdua semoga bahagia dan cepat dapat momongan dan rumah tangga yang sakinah mawaddah warohma.." sambil menjabat tangan Iren dan memberikan pelukan.

"Aamiin ya robbal alamin..terima kasih do'anya bu" jawab Iren dengan senyum bahagianya.

" Jangan panggil BU seperti nya aku tua sekali, padahal mbak Iren usianya di atas aku, mulai sekarang di manapun mbak iren pangil aku Cisa saja karena aku sudah menganggap Mbak Iren sebagai saudara aku, lagian aku panggil suami mbak dengan sebutan kak Abraham" Cisa meminta dan menunjukan ke akraban debgan kedua mempelai.

"Baiklah jika itu permintaanmu Cisa, sekarang nikmatilah hidangan yang seadanya, tapi kita ambil foto dulu" pinta Iren.

Sedangkan Nicky memberikan selamat pada Abraham, Cisa hanya memberi senyum saja dari hadapan Iren dan Untuk menjaga perasaan orang orang yang dia sayangi.

"Hubby mari kita berfoto bersama mempelai agar ada kenananya nanti" Cisa mengajak Nicky.

Merekapun berfoto bersama dengan senyum bahagia, keakraba Abraham dan Nicky sydah terjalin semenjak satu minggu yang lalu, mereka sering bercating untuk menayakan saran dan tips malam pertama.

Setelah berfoto kami menikmati jamuan makan yang tersedia di meja yang di khususkan untuk makanan.

Cisa dan Nicky mencari tempat kosong untuk menikmati hidangan sambol mengobrol ringan.

"Sayang...tadi kulihat kamu begitu akrab sama kak Abraham? sejak kapan kalian seakrab itu?"Cisa bertanya dengan gencar karena penasaran.

"Kami akrab sejak seminggu yang lalu, kamu tahu sayang tidak hanya aku saja loh yang akrab kami beempat malah membuat grup chat dengan nama RAND" Nicky menceritakan semua.

"Syukurlah karena aku nggak mau melihat orang orang yang aku sayang bertengkar dan berkelahi" dengan mata sendunya Cisa berkata.

Sedangkan para wanitanya juga sama sudah membuat Grup Chat sendiri dengan nama SACI.

"hubby...kapan kapan kalau aku mau keluar hanya dengan Anggi, Mbak Sasya, dan Mbak Iren boleh ya?" Cisa meminta ijin.

"Tapi tetap pakai pengawal sesuai saran Mas Rai"Nicky memberi ijin dengan syarat.

Walaupun sedikit kecewa dengan jawaban suaminya Cisa tetap menerima itu juga demi kebaikannya.

"Baiklah aku tidak menolak itu terimakasih ijinnya" dengan senyum penuhnya yang membuat Nicky tidak bisa menahan keinginanya untuk menciumnya.

"Kamu tahu sayang dengan kamu memakai hijab kamu tambah cantik dan menambah sesuatu dalam diriku ingin keluar dan ...." Nicky menghentikan ucapannya dengan matanya yang berkilat nakal, hingga membuat Cisa membelalakkan matanya karena tahu apa kelanjutannya.

" Jangan mesum hubby ini masi di tempat umum jangan berbuar yang enggak enggak" Cisa memberi peringatan.

Percakapannya terputus karena ada sebuah pesan masuk di hp masing masing dan itu langsung mereka lihat pesan dari siapa.

Keduanya langsung membukanya hp nya masing masing

@ Grup SACI

Sasya

Cisa kamu masih di acara pernikahan mbak Iren kan?

Cisa

Iya Mbak aku masib di sini, ada apa?

Sasya

Tunggu kami, kita akan berkumpul bersama para suami kita untuk merayakan persaudaraan kita.

Cisa

Ok aku tunggu kalian.

Chating pu di akhiri, kita lihat apa yang di sampakkan oleh para suami

@ Grup RAND

Raizel

Nicky kamu tunฤฃu kami disana ya kita akan keluar bersama setelah acara selesai, aku sudah boking tempat.

Nicky

Ok kak Rai aku tunggu kalian disini.

Chating yang singkat padat dan jelas, chat pun diakhiri dan Nicky kembalj menikmati hidangannya.

Tak lama setelah itu kedua pasang pasutri tiba di acara itu, setelah itu mereka berkumpul setelah acara selesai dan berangkat ketempat yang mereka boking.

Ke empat pasang pasutri memasuki loby hotel bintang ๐ŸŒŸ๐ŸŒŸ๐ŸŒŸ๐ŸŒŸ๐ŸŒŸ kemudian menuju ruangan presiden suit room yang di pesan sebelumnya.

Semua hidangan sudah tersedia dan sudah terhidang dengan mewah.

Namun tidak ada alkohol karena mereka semua adalah muslim jadi jangan kahwatir mereka akan mabuk.

Di dalam ruangan itu ada empat kamar mewah yang tersedia jadi mereka semua sudah berencana meng habiskan malam di hotel tersebut.

Mereka tertawa, ngobrol, dan makan bersama suasana bahagia yang tercipta dari mereka semua tidak pernah terlihat di manapun, rasa persaudaran dan juga persahabatan yang erat yang terjali di antara mereka semua.

"Ehemmm... ehemmm... kamar yang isti mewa untuk pengantin baru, yang lain ngalah ya? karena sudah larut sebaiknya kalian istirahat, aku juga merasa capek" kemudia para wanita mulai masuk kekamar masing masing.

"Selamat menikmati malam pertama Bro " semua bersamaan.

"Ok tanks all" jawab Abraham sambil melangkah masuk ke kamar istrinya berada.

Saat Abraham masuk Iren sudah menunggunya dengan memakai gaun malam yang seksi kado yang di berikan oleh Cisa untuk malam pertamanya.

Abraham sangat terpesona dengan kecantikan serta kesexian Istrinya, dia melangkah mendekati Iren dengan penuh gairah.

Abraham memeluk tubuh Iren dan mulai mencium bibir ranum Iren dengan lembut dan mulai intens, setelah itu ciuman nya berubah jadi mengairahkan sehingga keduanya trrlena dan terbuai dengan hasrat mereka.

Cumbuan itu terus berlanjut dan semakin menggebu, ciuman itu beralih ke ceruk leher Iren dan membuat desahan Iren lolos dari mulutnya dan pakaian keduanya telah terlepas dan teronggok dilantai kamar mereka.

Desahan demi desahan keluar dan banyaknya kiss mark yang dibuat Abraham di sekujur tubuh Iren membuat yang punya mengelinjak kenikmatan.

Saat Abraham sudah sampai di depan inti tubuh Iren Abraha perlahan mulai memasukkan kejantannya, dilihatnya Iren merintih kesakitan dan kemudian Abraham mencium bibir Iren kembali agar rasa sakitnya terkurangi, setelah beberapa saat milik Iren sudah menyesuaikan dengan miliknya Abraham mulai bergerak dengan pelan dan Iren mencoba mengimbanginya dan gerakan mereka seirama dengan deru nafas mereka.

Hingga saat mereka bedua sudah mulai mencapai klimax kenikmatan gerakan mereka percepat dan keringat bercucuran dan teriakan nama dari pasangan masing masing.