Chereads / memory of the past / Chapter 81 - Bab 81

Chapter 81 - Bab 81

Setelah acara pernikahan itu mereka semua kembali kekehidupan seperti biasanya, namun Cisa sangaaat bahagia orang orang yang dikasihinya semakin bertambah dan mereka juga menemukan jodohnya.

Hari itu Cisa merenung dia ingin sebuah perubahan pada dirinya untuk jauh lebih baik, dia sudah yakin untuk memutuskan untuk hijrah dia akan menggunakan hijab mulai dari hari ini.

Cisa memeinta pada Nicky untuk mengantarnya membeli beberapa hijab untuk digunakan dimulai dari sekarang.

Walaupun belum punya hijab dia berusaha menggunakan sesuatu untuk menutupi lepalanya, walaupun dengan sehelai kain panjang.

"Hubby.... tolong antarkan aku ke pertokoan terdekat untuk membeli hijab, apa hubby keberatan?"Cisa bertanya.

"Apa kamu sudah benar benar yakin dengan keputusanmu itu?" Tanya Nicky.

"Aku yakindengan keputusanku hubby... aku berharap hubby mau mendukung keputusanku, ini akan menjadi perubahan pada diri Ku, aku hanya untuk hubbh ku saja hanya didepan mu aku bisa tanpa sehelai benang pun, tapi di hadapan orang aku harus teryutup, apa hubby tidak senang?" Cisa bertanya.

"Aku jelas saja sangat senang dan mendukung mu itu akan meredam kecemburuanku, jika ada lakilaki lain melihat tubuh istri tercintaku dengan tatapan lapar" Nicky berbicara dengan trrsenyum menghampiri Cisa dan memeluknya.

"Baiklah mari kita kebutik untuk berbelanja kebutuhanmu...."sambil menggandeng tangan Cisa keluar menuju kendaraan yang akan digunakannya.

Mereka berangkat menuju butik yang cukup terkenal di kota tersebut dan sudah menjadi langganan Nicky selama bertahun tahun.

Mobil terparkir di parkiran sebua mall dan mereka keluar menuju butuk tersebut.

Melihat Nicky memasuki butik para pekerja yang mengenalinya dan segera menyambutnya dengan ramah.

"Selamat datang Tuan Nicky... sudah lama sekali anda tidak kemari, apa ada yang perlu saya bantu? pekerja tersebut menawarkan jasanya.

" oh .. benar, bisakah kamu sediakan beberapa setel baju busana muslim untuk istriku ini" Nicky memberika merintahnya.

"Baik tuan silahkan tunggu disini sebentar saya akan segera bawakan permintaan anda" jawab pekerja tersebut setelah memindai Cisa.

kemudia dia segera pergi menuju tempat dimana terletak beberapa koleksi

busana muslim yang terbaru di butik tersebut yang dirancang oleh beberapa perancang terkenal.

Tidak lama kemudian pekerja tersebut kembali dengan membawa beberapa helai busana muslim yang akan di coba oleh Cisa.

"Silahkan anda mencobanya Nyonya, mari saya antar keruang ganti" sambil menunjukkan ruang ganti atau kamar pas.

Cisa mulai mencoba busana itu satu demi satu di bantu oleh pekerja butik tersebut bersama beberapa orang lainnya.

"Semua baju terlihat pas dan cocok untuk Nyonya kenakan Tuan, bagaimana apa Tuan mau membelinya atau tidak?"tanya pegawai butik tersebut.

"kamu bungkus semua dan hitung biayanyam yang itu biar di kenakan oleh istriku" Nicky memborong semua busana muslim tersebut.

Setelah selesai membayarnya kemudia Nicky mengajak Cisa untuk makan malam di restoran mahal dan romantis disana.

Setelah makan malam barulah mereka berdua kembali ke mansion dan mengistirahatkan tubuh mereka dari rasa lelah.

Hari berlalu dengan cepat tak terasa semua karena kebahagiaan yang dirasakannya.

Saat di kantor Cisa bertemu dengan Mbak Iren dan benar saja dia diberi undangan oleh Iren.

" Bu Cisa ... ini saya mengundan Bu Cisa dan Pak Nicky untuk menghadiri pernikahan saya, ini undangannya" sambil menyodorkan undangan berwarna merah tersebut.

"Waaaahhh selamat ya Mbak Iren semoga lancar acaranya" Cisa memberikan do'anya sambil membuka undangan tersebut dimana tertera dua nama insan yang akan menikah yaitu:

πŸ’—πŸ’—πŸ’—πŸ’—πŸ’—Iren dan AbrahamπŸ’—πŸ’—πŸ’—πŸ’—πŸ’—

Mata Cisa seperti tidak percaya dengan apa yang dilihatnya benarkah ini???.

"Ini Mbak Iren nggak bercandakan ????"Cisa bertanya dengan menekankan semua pada kata kata dalam kalimatnya.

"Ini benar adanya Bu saya merasa nyaman bersama Mas Abraham dan kami berdua memutuskan untuk menikah secepatnya" Iren menjelaskan dengan tersipu malu.

"Syukurlah aku turut bahagia untuk kalian berdua kami pasti akan datang ke pernikahan Mbak Iren" Cisa menyangupinya.

Disisi lain tempat dimana Sir Gerald berada telΓ h memerintahkan anak buahnya untuk berangkat ke Indonesia, untuk mencari keberadaan Carolline beserta putrinya berada.

Dia menunggu kabar dari orang yang dia percayai untuk pekerjaan ini mencari info tentang Carolline dan putrinya.

Gerald benar benar gelisah dan tak sabar akan semua ini dia akan bisa memiliki Carroline karena saingannya sudah tidak ada lagi.

"Carolline tunggu kedatanganku untuk menjemputmu segera" Gerald berkata.