Chereads / memory of the past / Chapter 77 - Bab 77

Chapter 77 - Bab 77

Di ruangan CEO tersebut keempat orang itu sedang berbincang untuk meluruskan hal yang harus segera diselesaikan agar tidak menjadi bom waktu yang akan menghancurkan kebahagiaan beberapa orang.

Mereka belum mencapai apa yang semestinya menjadi keputusan final yang harus di putuskan.

Perdebatan yang masih belum bisa diterima oleh Ifan karena perasaan yang dia rasakan terhadap Cisa sejak pertemuan pertamanya beberapa bulan lalu.

Memang benar jangan salahkan Ifan yang mencintai Cisa karena bukร n hanya Ifan saja bahkan satu perusahaan ini memiliki perasaan terhadap Cisa baik itu yang singgel ataupun yang sudah punya pasangan.

Cisa tidak pernah merasa bahwa dirinya memiliki geromon yang begitu kuat, sehingga semua para pria yang melihat dan mengenalnya pasti berkeinginan memilikinya tergantung nyali mereka.

Ada beberapa yang hanya menjadikannya fantasi disaat mereka merasa bosan dengan sesuatu disekitar mereka.

"Saya tidak melarang siapa pun untuk menyukai saya, tapi jika seseorang memiliki seseorang di dalam kehidupannya maka seharusnya mereka berpikir dua kali aga tidak ada yang tersakiti dan saya nggak mau jika yang menjadi dipersalahkan adalah saya" acisa segera mengatakan ร pa ya g menjadi kekahwatirannya.

"Jangan terlalu di pikir pikirkan karena semua bisa segera di atasi dengan cara kamu berhenti dari....." ucapan Nicky terpotong oleh ucapan Cisa.

"Aku nggak mau kalau harus berhenti dari pekerjaan ini, lagian aku juga tidak memperdulikan apa yang mereka pikirkan dan rasakan lleh mereka ter masuk juga anda pak Ifan, tolong lihatlah mbak Iren begitu cantik dan memukau dibandngkan dengan saya yang hanya biasa saja" Cisa mencoba untuk membujuk.

" Maaf tapi itu akan sulit buat ku untuk menghapus semua tentang bu Cisa dari hati saya" jawab Ifan penuh keyakinan ya g membuat hati Nicky tak rela ada pria yang memiliki perasaan terhadap istrinya.

"Cukup.... sudah tidak perlu dibicarakan lagi aku sudah memutuskan kalau kamu Ifan jangan peenah kamu mwndekati Visa istri saya baik saat sia seorang diri maupun bersama sayam sekarang kalian keluar dari ruangan ku" Nicky meepmberikan perintah dengan menekankan disetiap ucapan pada kalimatnya karena rasa cemburunya.

Ifan dan Iren pun keluar dari ruangan CEO dan kembali diruangan masing masing dwngan membawa lerasaan dongkol karena dia harus menghindari Cisa wanita yang di sukainya.

"Ini semua pasti karena kamu Iren, kamu tidak terima bahwa kamu sudah tidak menjadi orang yang spesial buatku, kita putuskan saja pertunangan kita, aku nggak mau kamu selalu saja mengganggu ku dengan rengekan mu yang tidak ada gunanya" dengan amarah Ifan mengucapkan semua itu membuat air mata Iren mengalir di pipinya.

"Baiklah jika itu yang kamu mau kita berpisah mulai dari sekarang, hubungan kita hanya sebatas rekan kerja saja dan aku harap semua biaya persiapan pernikahan kamu segera kembalikan melalui rekening milikku" dengan mengusap air matanya pergi meninggalkan Ifan seorang diri.

Iren menuju ruangannya dan menutup pintu d3ngan rasa kesal dan sakit di hatinya.

"Dasar laki laki brengsek tidak setia dengan janjinya sendiri, padahal dia yang meminta padaku untuk menjadi tunangannya"Iren berbicara dengan kesal dia jadi tidak bisa berkonsentrasi dengan pekerjaanya.

Dia hanya duduk sambil memejamkan mata untuk menghilangkan rasa sesak di dadanya, dia berfikir bagaimana mengatakan semuanya kepada orang tuanya tentang putusnya pertunangan dia dan Ifan.

Disisi lain Abraham menuju kota SBY dengan hatinya yang tidak menentu dia selalu menjadi sasaran kedua orang tuanya untuk segera menikah diusianya yang masih berada di akhir 23 tahun dia sudah di paksa untu, menikah.

Abraham datang ke kota di mana Cisa tinggal untuk melepaskan rasa cintanya pada cisa dengan mengungkapka perasaannya agar dia bisa segera kembali pada kenyataan bahwa dia harus terus berjalan tidak berhenti dimasa mudanya saja.

Cisa merupakan cinta pertamanya dan dia belum bisa melupakannya karena dia masih menyimpan semua perasaan yang tersembunyi di dalam hatinya.

Abraham melajukan kendaraannya menuju kantor tempat Cisa bekerja dan dia akan segera mengakhiri segalanya dan memulai hidul baru untuk menjalani mas depan yang baru.

Mobilnya memasuki area parkir di perusahaan itu dengan perasaan yang campur aduk Abraham segera memasuki gedung tersebut dan menuju resepsionis dan berbicara " bisakah saya menemui Ny. Cisa saat ini juga".

"Tunggu sebentar saya akan menghubungkannya kepada bu Cisa sebentar" sambil menekan no. ekstension ke kantor Cisa.

๐Ÿ“ž Bu ada seseorang yang ingin bertemu dengan anda.

๐Ÿ“ž Siapa? dan dari mana?

๐Ÿ“ž Akan saya tanyakan dulu bu...(kemudian bertanya pada Abraham)

"Nama anda siapa dan dari mana? dan ada keperluan apa?" gadis resep sionis tersebut bertanya.

"Saya dr. Abraham saya dari rumah sakit di bukit villa dan keperluan saya untuk berbicara dengan Ny Nicky sehubungan tentang kesehatannya" Abraham njawab semua pertanyaan itu.

๐Ÿ“ž Tamu itu bernama dr. Abraham dari rumah sakit di bukit Villa bu?!

๐Ÿ“ž Oky.. persilakan dia masuk keruangan saya (tanpa menunggu jawaban dari resepsionis Cisa menutup telp nya.)

" Mari saya antar keruangan Bu Cisa" berjalan menuju ruangan Cisa dengan di ikuti Abraham di belakangnya.

Tepat di depan pintu Resepsionis itu mengetuk pintu " Tok, tok, tok..."

"Masuk..." Cisa mempersilakan untuk masuk.

" Bu ini saya mengantar dr. Abraham " sambil membungkuk hormat.

" Terimakasih kamu boleh kembali bekerja"Ciaa mengucapkan terimakasih dengan tulus.

"Silahkan duduk dr. Abraham, ada angin apa anda datang menemuai saya?"

Cisa bertanya dengan sopan dan tegas.

"Sebenarnya saya datang kemari untuk mengatakan sesuatu yang seharusnya bebeapa tahun yang lalu ingin aku katakan pada anda" Abraham memulai kalimatnya.

"Sesuatu itu apa maksud anda?" Cisa kembali bertanya karena bingung dengan ucapan Abraham.

"Sesungguhnya 4 tahun yang lalu aku sebagai kakak kelasmu mencintaimu dari jarak jauh, dan sekarang aku ingin mengatakan perasaanku tersebut sehingga tidak ada penyesalan nanti, aku belum bisa melangkah maju sama sekali dari waktu itu" Abraham berbicara dengan santai.

"Lalu apa dengan dr. mengatakan suka padaku bukan berarti aku juga kan? aku sudah bersuami maka tolong lupakan masa lalu" Cisa mencoba mengerti dan berharap Abraham bisa melupakannya dan mendapatkan gadis yang kebih baik.

Tiba tiba ada yang mengetuk pintu ruangan "Tok, tok, tok....".

" Masuk ..."perintahnya kepada si pengetuk.

Masuklah Iren dengan mata yang sedikit sembab karena nenangis.

" Bu bisakah saya Ijin untuk pulang lebih awal ? " Iren meminta ijin pada Cisa.

Melihat raut wajah Iren yang pucat Cisa memberikan ijinnya kepada Iren, tapi sebelum Iren keluar dia memperkenalkan Abraham kepadanya sebagai sopan santun saja.

"Emmm... Mbak Iren kenalkan ini dr. Abraham, dr. Abraham perkenalkan ini mbak Iren staf admin diperusahaan ini" Cisa memperkenalkan keduanya dan kemudian berjabat tangan.

"Mbak Iren mau pulang? naik kendaraan apa ? " berusaha untuk membuat kedua irang tersebut yang lagi patah hati untuk saling mengenal, siapa tahu jodoh.