Chereads / memory of the past / Chapter 69 - Bab 69

Chapter 69 - Bab 69

Setelah berjamaah merdka masing masing kembali ke kamar, menyisakan para orang tua yang dengan wajah serius penuh ke kahwatiran.

"Apa yang harus kita lakukan tidak mungkin kita biarkan saja Cisa hanya terbaring begitu dia juga bdlum makan apa apa sebelum kemari" Mama berkata denga meremas remas jemarinya.

" Kita harus bawa dia kerumah sakit agar mendapat penanganan yang secepatnya" Ayah memberikan saran.

"Semuanya aku serahkan pada Nicky untuk memutuskan bagaimana baiknya " Raizel berkata dengan turun dari tangga.

Tiba tiba terdengar tetiakan Nicky "Kak Rai....kak Rai....".

Merekasemua yang mendengar itu bergegas datang kekamar Nicky, Raizel berlari membuka pintu kamar tersebut tanpa mengetuk terlebih dulu.

"Ada apa Nicky? apa yang terjadi? " sambil melihat kearah Cisa terbaring.

"Tolong siapkan mobil kita bawa Cisa kerumah sakit sekarang juga" air mata menetes tiada henti dari mata Nicky.

Kemudian Nicky membopong Cisa keluar dari kamarnya dan bergegas menuju mobil yang sudah di siapkan.

" Dino dan kamu Daniel jaga yang lainnya aku akan mengantar Cisa dan Nicky kerumah sakit" Raizel mengemudikan mobil dan disampingnya Sasya mendampinginya.

Tidak butuh waktu lama mereka sampai di rumah sakit terdekat dengan Vila tempat mereka berlibur.

Mobil terparkir di parkiran dan Nicky bergegas masuk kedalam rumah sakit tersebut dan berbicara sedikit keras.

"Dokter siapapun tolong istri saya" sambil berusaha tetap tenang.

Beberapa suster melihat itu mencoba mendekatinya dan memberikan saran untuk membaringkan Cisa di brankar.

"Sebenarnya apa yang terjadi tuan? " salah satu perawat mulai bertanya pada Nicky.

"Istri saya dia tertidur tanpa terbangun sama sekali ini sudah lebih dari 10 jam lamanya, dia belum makan apapun sedangkan dia sedang hamil" Nicky menjelaskan.

"Oohh... ok saya akan memanggilkan dokter khusus yang bisa menangani hal tersebut, untuk sementara kami akan memberikan infus" seorang perawat mendorong brankar menuju ruang perawatan khusus.

Tak berapa lama seorang perawat datang dengan seorang pria muda yang berpakaian seperti seorang dokter.

"Ini dr Abraham yang akan menangani pengobatan Istri tuan" perawat tersebut mengenalkan dr. tersebut dan menjabat tangan Nicky.

"Saya Nicky dan Istri saya Cisa, harap dr bisa menolong Cisa " membalas jabatan tangan Abraham.

"Saya akan berusaha semampu saya dalam pengobatan istri Tn. Nicky" beruasaha memberikan keyakinan pada keluarga pasien.

"Terimakasih dok atas berkenanya dokter untuk membantu istri saya" Nicky dengan pandangan yang penuh harap.

"Bisakah anda jelaskan bagaimana kronologinya dengan keadaannya yang seperti itu agar saya bisa meganalisa keadaanya...!" Pinta Abraham pada Nicky.

"Baiklah dok akan saya katakan semua yamg saya tahu dengan sddikit mempersingkat ceritanya, beberapa waktu yang lalu Istri saya menjadi korban penculikan yang mengakibatkan dia harus berada dirumah sakit dengan cedera akibat hantaman benda keras di bagian kepalanya dan itu cukup parah yang mengharuska Cisa menjalani operasi dan mengalami koma beberapa waktu dan saat dia tersadar dia kehilangan semua ingatanya" Cerita singkat Nicky.

" lalu bagai mana dengan yang sekarang" Abraham menayakannya.

"Beberapa jam yang lalu Cisa mengalami kondisi dimana hal tersebut yang membuatnya merasa emosi, kesal dan juga bosan, dan dia akhirnya tertidur dan belum bangun lagi sejak saat itu sudah sepuluh jam lebih" Nicky memberitahunya.

"Sebelumnya siapa yang mengoperasinya?"Abraham bertanya.

" Dr Robert yang mengoperasinya dan itu dilakukan di rumah sakit beaar di Inggris" jawab Raizel setelah dia sampai di depan ruang Cisa dirawat.

Abraham memolehkan kearah Raizel karena dia mendengar jawaban dari orang yang berbeda dan itu membuat dia sedikit heran.

Melihat arah pandang Abraham Nicky memperkenalkan keduanya "Dia adalah Kakak dari istri saya Raizel" dan keduanya berjabatan tangan.

"emmm... sepertinya saya mengenal Nama Dr.Robert?! apa beliau berusia diatas 50 th, tinggi dan berambut asbrawn" Abraham menyebutkan ciri ciri sang Dr.

"Benar beliu seperti yang anda bilang" Raizel berkata menyakinkanya.

"Berarti beliau adalah guru saya di fakultas kedokteran di Inggris" Abrahan lega mendengarnya berarti tidak ada masalah dalam proses operasi tersebut karena beliau adalah ahlinya.

Abraham masuk kedalam ruangan setelah mendapat laporan dari perawat yang sudah memasang alat kebeberapa bagian vital tubuh Cisa untuk mendapatkan petunjuk di monitor.

"Oohh ya.... dok besok siang Dr. Robert akan sampai di Indonesia " Raizel memberitahu.

"Ok terimakasih atas pemberitahuannya" Abraham menganggukan kepalanya.

Dia memeriksa layar monitor dan menyatat apa yang dia temukan dalam monitor tersebut.

Kemudian dia mengamati keadaan pasienya yang sedang terbaring tanpa ada reaksi apapun seperti koma, dia memandang wajah cantik Cisa yang membuat Abraham seketika mengalihkan pandangan agar dia tidak semakin tertarik untuk memilikinya.

'Sial kenapa dia sudah memilkki suami yang juga begitu sempurna jika di bandingkan dengan aku yang hanya seorang dokter biasa sajam walaupun aku tidak kalah tampan di bandingkan dengan Nicky suaminya' Abraham berkata dalam hati.

Setelah itu Abraham keluar dari ruangan tersebut sambil membawa beberapa catatan.

"Bagaimana keadaannya dok? apa dia akan segera sadar?!" Nicky bertanya penuh harap.

"untuk sementara kita hanya bisa menunggu karena pada dasarnya dia ada di alam bawah sadarnya sehingga dia tidak merespon apa yang ada di sekitarnya, namu dia masih bisa mendengar seperti dalam keadaan koma" Abraham menjelaskan keadaan Cisa.

Wajah Nicky murung dan hanya bisa pasrah saja, Abraham berlalu pergi setelah menjelaskan itu semua.

"Tenangkan dirimu Nicky sebaiknya kitz mzkan malam dulu agar kita punya tenaga untuk menjaganya.

"Baiklah aku akan makan dulu" Nicky membenarkan pendappat dari Raizeldan menerima kantonb plastik yang disodorkan Sasya kepadanya.

Mereka makan bersama szmbil tetap menjaga Cisa, hanya suara "bib...bib..." yang terdengar.

"Sebaiknya kalian berdua kembali ke vila untuk beristirahat aku akan menjaganya" Nicky menyarankan.

"Tidak kami akan disini menemanimu kita bisa bergantia menjaganya" Sasya takmau pergi.

Nicky tak mau berdebat untuk masalah ini