setelah kematian Arkana,rencana pernikahan pun dibatalkan . setiap hari Nindya terus mengunjungi makam Arkana dan tidak pernah absen dari kegiatan ini. Dia selalu mengganti bunga-bunga yang sudah layu diatas makan Arkana menjadi bunga-bunga segar. Nindya melupakan dunia nyatanya. dia tidak masuk kerja dan menjalani kehidupan normalnya. yang dia lakukan hanya pergi ke pemakaman dan mengurung diri dikamar. wajahnya semakin pucat karena dia sering menangis. sulit untuknya menerima semua kejadian ini.
Melihat putrinya yang seperti ini ,membuat Wira dan Nanny merasa sedih . Nindya adalah putri satu-satunya dan dia tidak mungkin terus -menerus harus melihat putrinya seperti itu.
Dan hari ini,seperti biasanya Nindya membawakan bunga-bunga segar untuk dia taruh diatas makam Arkana.
dia membawa keranjang bunga dan seoerri biasanya dia memakai pakaian serba hitam.
Nindya pun pergi bersama supir menuju makam Arkana.
Wira pun pergi segera berangkat ke kantor dan dia pun berkata " ma, papa tidak tega melihat Nindya seperti ini. apa yang harus kita lakukan? sudah 3 bulan ,Nindya seperti tidak ada gairah untuk menjalani kehidupannya. papa ,takut ma. papa takut Nindya tidak bisa membuka hati dan dirinya. dia masih sangat muda dan masa depannya juga masih sangat panjang " ucap Wira.
dia pun memakai jas dan mengambil tas kerja ditangan istrinya.
Nanny juga sudah membujuk Nindya dengan berbagai cara. bahkan setiap ada kesempatan Fera dan Sally selalu datang untuk menjenguk Nindya. untuk menemani Nindya dan memberikan nya semangat untuk menjalani hari-hari nya.
setelah berbicara dengan istrinya.
Wira pun pamit untuk pergi ke kantor "ma, papa pergi ke kantor dulu ya. jaga Nindya dengan baik. dan juga jaga kesehatan kamu juga. mama terkihat sangat lelah " ucap Wira. dia pun mengecup kening istrinya dan pergi meninggalkan rumahnya.
setelah suami nya pergi. Nanny pun masuk ke dalam rumahnya.
***
*****
Wira pun sampai di kantornya. Dia masuk kedalam ruangannya dan duduk dikursi kebesarannya. karena dia adalah direktur utama perusahaan miliknya.
saat dia sudah duduk.
Datanglah sekretarisnya dengan wajah panik dan tergesa-gesa,
Wira pun merasa aneh dan berkata " ada apa?"
sekertaris itu pun memberikan berkas dan semua laporannya.
semua berkas itu tentang saham perusahaan hari ini dan juga jika tidak segera diatasi. perusahaan ini diambang akan mendapatkan banyak kerugian.
Saat Wira melihat angka-angka didalam berkas itu. Wira merasa kakinya lemas. dia mendapatkan musibah yang berturut-turut setelah masalah keluarganya sekarang di perusahaan nya.
Wira bingung harus melakukan apa.
tiba-tiba dia mendapatkan sebuah panggilan telpon dari nomor yang tidak dikenal.
Wira pun mengangkat telpon itu dan menjawab " hallo," ucap Wira dengan suara dingin.
orang diseberang telpon pun menjawab " hallo om Wira " ucap orang itu ,suaranya seperti suara pria muda dan juga Wira spweti mengenalnya .
Wira menyipitkan matanya dan berkata " siapa kamu?" ucap Wira sedikit penasaran.
pria yang diseberang telpon pun berkata " om , ini aku Reynantha, apakah om masih mengingat aku," ucap pria itu dengan wajah senang.
Wira mengenal nama ini. dia baru saja ingat, jika Reynantha adalah teman kuliah Arkana dan Nindya dahulu dan juga sekarang dia memiliki perusahaan dan menjadi pewaris dari perusahaan kakeknya.
Wira pun mengubah ekspresi nya menjadi lembut dan berkata " Rey, apakah kamu teman Nindya ?" ucap Wira dengan penasaran.
Rey tersenyum dan berkata " iya ... aku teman Nindya om," ucap Rey dengan senyum aneh nya.
------------------bersambung--------------------