saat Nindya memiliki perasaan yang rumit karena bertemu pria yang mirip dengan Arkana bahkan suaranya pun sama, membuat Nindya kembali mengingat Arkana, kekasih yang paling dia cintai.
Nindya sampai di depan pintu kamar hotel yang tercantum dalam pesan itu.
Nindya hendak mengetuk pintu tapi pintu itu terbuka sedikit, itu karena Fera ternyata sengaja melakukan itu agar Nindya bisa memergokinya sedang bercinta dengan Ray.
Nindya membuka pintu itu secara perlahan dan mendengar suara-suara penuh gairah, erangan dan desahan pria dan wanita saling bersahutan dan aroma didalam kamar itu benar-benar penuh dengan gairah dan hasrat yang membara.
Nindya awalnya tidak ingin mengetahui apa yang terjadi karena dia merasa sudah salah masuk kamar, namun saat mendengar suara pria yang sedang berteriak menyebut namanya membuat hati Nindya menegang, dia mengenal suara itu, suara itu adalah suara Ray, calon suaminya sendiri.
Nindya membuka pintu itu dan masuk ke dalam, saat dia melihat Ray yang berada diatas tubuh seorang wanita tanpa memakai pakaian sehelai pun, Nindya berteriak keras "ahhhh ... Ray apa yang kamu lakukan?"
Ray yang sedang melakukan pelepasan terakhirnya terkejut karena mendengar suara Nindya yang berteriak.
Ray langsung bangun dari atas tubuh Fera dan mengambil selimut untuk menutupi tubuh telanjangnya.
Fera tersenyum puas karena rencananya untuk menggagalkan pernikahan Nindya dan Ray akhirnya terwujudkan.
Nindya membuka matanya dan melihat wanitanya yang sedang bercinta dengan Ray ternyata sahabatnya sendiri yaitu Fera.
bagaikan terkena sambaran petir di siang bolong, Nindya terkejut setengah mati.
Fera adalah sahabatnya yang paling dekat setelah Sally tapi kenapa dia tega merebut calon suaminya, bahkan dengan tidak tahu malunya dia memeluk Ray dan mencium pipinya tepat didepan Nindya.
hati Nindya sangat sakit, dikhianati dua orang yang dekat dengannya secara sekaligus menggoreskan luka hati yang paling dalam.
walaupun dia tidak mencintai Ray, setidaknya mereka akan menikah, Nindya merasa tidak dihargai sama sekali olehnya.
Ray segera memakai. pakaiannya dan datang mendekati Nindya.
Ray meraih tangan Nindya dan berkata "Dya, ini salah faham. aku ... aku,.dijebak oleh Fera! Dya aku mohon percaya padaku!" ucap Ray dengan memelas dan meminta maaf keoada Nindya.
Nindya tertawa sambil menangis "salah faham, hahahahaha... sudah jelas-jelas kalian sedang bercinta, apa yang disebut salah faham! Ray aku tahu kamu memang pria brengsek tapi bukankah kamu berjanji akan berubah dan akan menjadi suami yang baik, kalau kamu bercinta dengan wanita lain mungkin aku tidak akan terlalu kecewa tapi ini? ahhh ... kalian berdua benar-benar mengkhianati aku!" ucap Nindya, dia menghempaskan tangan Ray dan tidak Sudi disentuh olehnya.
Ray bersujud dan meminta maaf pada Nindya, dia hanya mencintai Nindya tidak ada wanita lain.
"Dya, aku mohon, maafkan aku! aku tahu aku salah, aku mohon beri aku kesempatan sekali lagi! kita akan menikah sebentar lagi, jadi aku mohon maafkan aku!"
"hahaha, menikah dengan kamu! aku tidak akan meneruskan pernikahan ini, pernikahan kita batal, aku tidak mau menikah dengan pria yang sudah mengkhianati aku bersama teman baik aku. Kalian berdua sangat menjijikkan!" ucap Nindya, dia mendorong tubuh Ray yang memegang kakinya dan pergi sambil membanting pintu dengan sangat keras.
Ray berlari mengejar Nindya tapi Fera memegang tangan Ray dengan tubuh yang belum memakai pakaian sehelai apapun.
Fera berharap Ray masih mau meneruskan percintaannya dengannya dan tidak mengejar Nindya, tapi ternyata perhitungan Fera salah, Ray sangat mencintai Nindya, dia menghempaskan tangan Fera dan mengambil pakaiannya dan semua barang miliknya, setelah itu Ray mencekik leher Fera dengan tatapan membunuh dia berkata "semua gara-gara kamu! sialan kamu sudah menjebak aku! lihat saja Fera, kalau sampai Nindya membatalkan pernikahan ini, kamu akan tahu akibatnya?!" ucap Ray dan dia melepaskan cengkeramannya, dia segera pergi mengejar Nindya dan membanting pintu sangat keras.
Fera sampai terkejut dan refleks menutup telinganya.
dia menangis dan juga tertawa, dia tertawa karena dia berhasil membuat Nindya membenci Ray dan juga dirinya, tapi yang membuat dirinya sedih adalah selain kehilangan Nindya dia juga tidak bisa mendapatkan hatinya Ray, bahkan dia begitu kejam padanya.
Fera menitikkan air matanya, dia sudah melakukan banyak hal untuk Ray tapi Ray tdak pernah menghargainya.
Fera mengambil selimut untuk menutupi tubuh telanjangnya, dia duduk diatas tempat tidur sambil menangis sejadi-jadinya.