Nindya, tersenyum kaku dan menoleh ke belakang.
Dia melihat wajah tampan yang tidak akan pernah hilang dari hati dan pikirannya.
wajahnya yang sama, hanya orang berbeda membuat hati Nindya terasa sangat kacau, dia bingung harus menjawab apa.
Disatu sisi dia ingin menikah dengan Arkana, walaupun pria yang memeluknya saat ini bukanlah Arkana tetapi setidaknya wajahnya saja sudah cukup untuk bisa menerimanya.
Tapi mengingat tentang perjanjiannya dengan ayahnya, Nindya harus mengubur keinginannya untuk bersama pria yang mirip dengan Arkana, dia harus menikah dengan Ray apapun yang terjadi. Walaupun dia kesal dan marah dengan perselingkuhan Ray dengan sahabatnya, Nindya harus menerimanya dan juga dia tidak sengaja menyelingkuhi Ray juga, jadi mungkin ini sudah impas untuknya.
Nindya menarik tangan Axcel dan memaksanya untuk melepaskan tangan yang melilit tubuhnya saat ini.
Axcel tidak ingin melepaskannya, hatinya merasa bahagia seperti ada kerinduan yang telah lama hilang dan kini bisa menemukannya kembali, Axcel tidak mengerti tentang perasaannya, dia merasa jika ini bukanlah perasaannya tapi perasaan orang lain.
Axcel menutup matanya, dia masuk ke Dunia bawah sadarnya, dia bertemu pria yang berwajah sama dengannya lagi.
Dia tersenyum kearah Axcel dan berkata "Ax, aku titip dia bersama kamu! sekarang aku sudah merasa tenang, jaga dia dengan baik! aku percaya kamu bisa menjaganya untuk aku," ucap pria yang memakai pakaian serba putih dan berwajah sama dengannya.
Axcel semakin bingung, dia berteriak dan bertanya "kamu? kamu siapa? kamu bukanlah aku kan?"
pria berbaju putih itu tersenyum dan menjawab "aku bagian dari diri kamu, aku berikan hatiku aku untuk kamu, jaga dia dengan baik, aku percaya kamu bisa mencintainya sama seperti aku!" ucap pria berbaju putih itu, dia pergi meninggalkan Axcel dan perlahan lenyap dalam kegelapan.
Axcel terkejut dan segera membuka matanya.
Nindya merasakan ada sesuatu yang aneh pada Axcel, dia seperti sedang mengejang.
Nindya menoleh kebelakang dan bertanya "kamu kenapa?"
Axcel yang sudah berkeringat dingin langsung melepaskan pelukannya, dia menghapus keringat yang membasahi dahinya.
Dia merasakan jika itu begitu nyata
Nindya membalikkan tubuhnya dan melihat jika wajah Axcel terlihat sangat pucat, dia merasa sangat khawatir karena Axcel sangat mirip dengan Arkana.
Nindya mengulurkan tangannya dan memegang kedua pipi Axcel.
"kamu sakit?"
Axcel merasakan detak jantungnya berdetak dengan cepat, dia merasakan ada detak jantung lain dihatinya, detak cinta yang besar untuk Nindya, cinta yang bukan miliknya.
"aku baik-baik saja dya, bolehkah aku bertanya sesuatu padamu?" ucap Axcel, dia menyentuh kedua tangan Nindya yang sedang memegang kedua pipinya.
"apa itu?" ucap Nindya, dia menunduk malu.
"dya, apakah Ar yang kamu katakan itu mirip dengan aku?" ucap Axcel dengan tatapan penuh tanya.
Nindya mengangguk.
"iya, sangat mirip hanya yang berbeda dari kalian adalah tahi lalat, Ar memiliki tahi lalat dibawah kelopak matanya sedangkan kamu tidak!" ucap Nindya, dia mulai menitikkan air matanya, dia merindukan Arkana sangat merindukannya.
mendengar itu, Axcel merasa terkejut karena pria yang sering datang ke mimpinya dan memiliki wajah yang sama dengannya bukanlah bayangan dirinya tapi itu Ar yang Nindya ceritakan, karena bayangan itu juga dia memiliki tahi lalat dibawah kelopak matanya. Jadi pria itu adalah Ar bukan dirinya.
Axcel menyentuh dadanya dan merasakan ada dua detak jantung dalam hatinya,
"jadi, dia benar-benar memberikan hatinya untukku? jadi dia adalah Ar, kekasih sesungguhnya Dya?" ucap Axcel didalam hatinya.
setelah menyentuh dadanya dan merasakan cinta Arkana untuk Nindya, Axcel mengerti sekarang, mengapa dia tiba-tiba mencintai Nindya karena itu bukan miliknya.
Axcel tersenyum sendiri karena diberikan hati pria yang baik seperti Arkana dan juga memiliki wanita yang sebaik Nindya, mungkin Tuhan sudah mentakdirkan Nindya untuknya.
Axcel yang menunduk dan sibuk dengan pikirannya tiba-tiba mengangkat wajahnya dan menatap kearah Nindya, dia sedang menitikkan air matanya.
Axcel mengulurkan tangannya dan membantu menghapus air matanya, dia tersenyum dan berkata "Dya, Ar mengatakan jika dia juga sangat mencintai kamu! dia sangat mencintai kamu dya!"
Nindya terkejut dengan ucapan Axcel, ucapan Axcel sama persis dengan yang Arkana sering katakan padanya.
dia memeluk Axcel dengan erat dan menenggelamkan wajahnya didada Axcel, dia mendengar suara detak jantung yang sangat familiar dengan hatinya.
"Ar, aku juga sangat mencintai kamu! tidak ada yang bisa menggantikan kamu didalam hatiku, walaupun aku akan menikah dengan Rey, tapi cintaku hanya untuk kamu. aku mohon kamu jangan marah sama aku, Ar?!" Nindya menangis didalam pelukan Axcel, dia merasakan jika didalam tubuh Axcel ada kehadiran sosok Arkana, hatinya tidak mungkin bisa membohonginya.
Axcel tidak bisa mengatakan apapun, dia hanya bisa membalas pelukan Nindya.
Sekarang dia mengerti tentang semua mimpi dan juga semua perasaan aneh itu, karena semua itu adalah petunjuk Arkana untuk mempertemukan dirinya dan Nindya.
Tapi yang menjadi pertanyaan besarnya, apa hubungan dirinya dengan Arkana? memiliki wajah yang mirip dan ikatan batin yang kuat? Axcel harus mencari jawabannya sendiri.