Kelli menelpon Reyhan, tapi ponsel laki - laki itu tidak aktif. Reyhan mengajaknya berangkat bersama kemarin, tapi kenapa sekarang belum ada tanda - tanda jika laki - laki itu datang. Padahal jam sudah menunjukkan jam enam lebih lima belas menit, kurang tiga puluh menit lagi gerbang di tutup. Jarak antara sekolahnya dengan rumahnya tidak terlalu jauh tidak sampai tiga puluh menit, tetapi jika jalanan macet. Alamat di hukum, apalagi hari ini jadwal piket Pak Ron.
Kelli berdecak, "Bilang dong kalau nggak jadi jemput, bukan malah nggak ada kabar kayak gini."
Tin!
Mobil hitam berhenti tepat di depannya, kaca mobilnya terbuka menampakkan sosok Rian yang rapi dengan seragam putih abu - abunya.
"Ayo berangkat sama gue," ajak Rian.
Kelli melihat arloji di tangan kirinya, ia berdecak. Ia tidak mungkin meninggalkan Reyhan, tapi waktunya sudah tidak memungkinkan untuk menunggu laki - laki itu.