[Tm: tahun 7068 bulan 5]
[Stt: gerbang utama desa Taahrl]
Pagi hari di depan gerbang utama desa sudah ramai oleh para kesatria. Suara gemuruh kaki dan teriakan memenuhi area itu. Itu adalah ekspedisi rutinan yang dilakukan para kesatria Taahrl. Ekspedisi itu biasanya dilakukan selama satu bulan perjalanan dan satu bulan istirahat. Saat ada pasakan yang telah selesai maka pasukan lain akan berangkat menuju medan pertempuran.
Ekspedisi itu dilakukan secara matang. Suplai makanan, obat-obatan disiapkan oleh pasukan itu. Namun pasukan itu terlihat masih kacau, ada yang belum siap dari barang bawaan maupun mental. Sang kapten pun meneriaki mereka.
"Cepat cepat!! Para inu tidak akan menunggu kalian siap!!"
"Sebentar kaptenn!!"
"Bagaimana kalian menakhlukan tanah 'Camforld' jika begini terus!?"
[Kapten divisi 3 "Velgar" : kapten kesatria desa Taahrl divisi 3, usia 40 tahun, rambut pirang, mata hitam, badan besar berotot, tinggi 197 cm]
"Ah dasar tak tahu diri! Apa hanya karena seorang kapten dia bisa arogan begitu?"
Whisper Whisper
"Hey apa yang kau bicarakan!?"
"Ah bukan apa-apa Kapten!"
"Kalau begitu bergegaslah!"
Sang kapten bersikap tegas terhadap pasukannya, memarahi mereka yang tak disiplin. Sayangnya sikap itu malah terlihat arogan hingga membuat sebagian kesatria merasa marah terhadapnya. Namun mereka tak berani mengoreksi karena sadar akan posisi.
Di bawah kebisingan itu masih saja ada seseorang yang mampu mengusiknya. Axcel berteriak dengan kuat. Seakan bermaksud membangunkan singa yang sedang tidur pulas.
"Heyyyyy!!! Ajaklah akuu!! Aku pasti akan membunuh raja para inu itu!"
Scream!
"Ah dia lagi."
"Sudah lupakan saja anak itu."
"Heyyyyyy!! Kalian tak mendengarkanku ya? Aku bilang..."
"Hey bocah diamlah!! Bisakah kau menyingkir!?"
"Aku akan ikut ekspedisi kali ini!!"
Axcel mencoba membuat para kesatria jengkel dengan kata-katanya yang sangat tidak masuk akal. Siapapun juga akan marah bila mendengar ocehan Axcel.
Namun seusai kata-kata sombong itu terucap , sang kapten malah mempermalukan Axcel.
"....HAHAHAHA! Apa yang kau bicarakan? Orang sepertimu tak akan pernah menjadi seorang kesatria! Bahkan sebilah pedang saja kau tak punya! Jangan mimpi bocah tengik!!"
"Hey aku tak memerlukan pedang! Aku tak sepertimu badut cengeng! satu pukulan tanganku saja sudah bisa membunuh ribuan inu!!"
"Jangan mimpi kau! Asal kau tau.."
"Kapten hentikan, dia hanya anak bodoh, jangan hiraukan dia ayo berangkat!"
"Orang tuamu meninggal karena kesombongan mereka sendiri!"
"Itu karena kalian, para badut cengeng yang hanya bisa berlindung di belakang orangtuaku!!"
"Apa katamu!? Dasar anjing liar! mati saja kauu!!"
Suara gaduh yang dibuat para kesatria seakan senyap ditelan pertikaian kata-kata Axcel dengan sang kapten. Saat Axcel merendahkan harga diri kapten itu seketika kaki besar sang kapten meluncur ke arah kepala Axcel.
Bang!
Axcel tersungkur ke tanah karena tendangan kuat yang dilancarkan kapten Velgar karena perkataannya tadi.
"Ayo kita berangkatt!!"
""Baik kapten!!""
Setelah puas melihat Axcel terjatuh, kapten Velgar menyuruh anak buahnya untuk segera berangkat.
"[…]Pergi kalian! Tak usah kembali saja sekalian!! Aww, sakit sekali... Dasar manusia rendahan!! Huh, tapi ini sama sekali tak sakit untuk seorang calon raja sepertiku, shishishiii!"
Kedua orang tua axcel adalah kesatria, mereka adalah "Armel" (ayah usia 30 tahun saat meninggal) dan "Verloth" (ibu usia 27 tahun saat meninggal) komandan pasukan 1 dan 2. Mereka meninggal ketika melakukan misi ekspedisi pemberantasan inu. Saat itu axcel berusia empat tahun.
[Tm: tahun 7068 bulan 10]
[Stt: pulau "tak bernama"]
Sore hari Axcel sedang menuju tengah pulau "tak bernama". Raut mukanya terlihat sangat kelelahan entah apa yang telah ia lakukan dari desa, mencuri? Menggangu penduduk desa? Pasti salah satu dari itu atau dua-duanya.
Axcel memanggil dan mencari utaru seperti biasa. Namun nampaknya pulau itu sangat sepi. Axcel mencarinya sampai ke bagian timur pulau.
"Hey utaru, dimana kau!? Heyyy...? Utaru? Apa kau sedang pergi memancing?.. Ah dasar orang ini, dia muncul darimana saja tapi saat dicari dia tak pernah muncul!!"
Axcel terus memangil Utaru berharap ia cepat bertemu. Tak kunjung datang, tiba-tiba terdengar suara di balik semak yang ada di samping Axcel.
Ssllssshhhhh!! Grusakkkk!!
"Hahh!? Utaru? Hey itu tak akan mempan terhadapku!!"
Grrrrrrrr!!
"Hey sudah kubilang itu tak kan membuatku takutt!! Hey Utaru keluarlahh!! Aku benar-benar takutt!!"
Roaarrrrrr!!
"Ahhhhhhhhhhhhh!! Singa!? Aku belum ingin matii!! Ahhh maafkan akuu dewaa!! Tidakkkk!!"
Tak disangka seekor singa besar melompat dari semak semak dan mengejar Axcel. Axcel hanya bisa menangis dan berteriak. Axcel dipojokkan oleh singa besar itu hingga ke samping tebing tinggi.
Saat pikirannya sudah mulai pasrah akan kematian tiba-tiba Axcel sudah berada di dekapan Utaru.