Chereads / Soya / Chapter 3 - #3 Penasaran

Chapter 3 - #3 Penasaran

Soya berjalan dengan perasaan kesal. Lelaki itu benar - benar aneh. Apa maksudnya memegang tangan Soya seperti tadi. Namun di sisi lain Soya gugup, pegangan tangannya masih terasa di kulit Soya hingga sekarang. Dengan perasaan tidak karuan Soya berjalan ke kelasnya, kuliah akan dimulai beberapa saat lagi, Soya harus bergegas jika ia tidak ingin terlambat.

Kelas sudah mulai ramai. Soya menyadari sepasang mata mengamatinya sejak ia masuk kelas. Tidak lain lagi, lelaki itu adalah laki - laki kunci.

"Dave, mana tugasmu?" tanya seorang laki - lki menepuk pundak laki - laki kunci itu dan mengalihkan perhatiannya dari Soya.

Oh, namanya Dave. Bisik Soya dalam hati. Entah kenapa rasa hangat menjalari hatinya.

"Halo Soya, apa tugasmu sudah selesai?" tanya lelaki yang sama yang meminta tugas pada Dave. Soya mengambil sebuah makalah di tasnya dan menyerahkannya pada lelaki itu.

"Terimakasih." kata Soya sambil tersenyum, membuat lelaki itu gugup. Laki - laki itu tersenyum sambil mengucap "sama - sama" dengan salah tingkah dan bergegas mengambil tugas dari mahasiswa yang lain.

"Silahkan bentuk kelompok dan kumpulkan nama kelompok kalian maksimal hari kamis." Tutup dosen hari ini sebelum ia meninggalkan kelas. Berkelompok adalah hal tersulit untuk Soya, ia yang irit - irit bicara itu selama ini tertolong karena banyak yang menawarinya terlebih dulu.

"Ssstt...ssssttt..." dari belakang terdengar seseorang berusaha memanggil. Soya tidak menghiraukan panggilan itu, ia tengah sibuk memasukkan bukunya ke dalam tas dan bergegas pergi.

"Soya!" teriakan itu membuat Soya menoleh. Jelas sekali itu dari arah kelasnya. Ia melihat Dave berlari ke arahnya. Dalam diam Soya menunggu, dia yakin tidak meninggalkan kuncinya lagi di meja. Lalu untuk apa Dave memanggilnya? Adakah kepentingan lain yang membuat lelaki itu harus berteriak dan berlari mengejarnya?

"Ada perlu apa?" tanya Soya datar. Wajahnya datar tanpa sedikitpun ekspresi.

"Mau satu kelompok denganku?" tanya Dave berterus terang, membuat Soya tercengang. Jadi lelaki itu memanggilnya hanya untuk menanyakan hal ini? Batin Soya geli. Dasar lelaki aneh, padahal lewat WhatsApp kan bisa, batinnya lagi.

"Kamu sudah ada kelompok?" tanya Dave yang tidak sabar karena Soya hanya diam tanpa menanggapi ajakannya.

"Baiklah! Aku juga belum menemukan teman." kata Soya datar. Gadis itu meninggalkan Dave begitu saja setelah menjawab pertanyaan Dave.

Dalam hati Dave bersorak girang. Setelah sekian lama akhirnya ia bisa menjadi dekat dengan Soya, meskipun sikapnya yang selalu gugup di hadapan gadis itu membuat Soya salah paham.

Hari ini sungguh melelahkan. Dave membuat Soya tertarik. Laki - laki itu seringkali bersikap aneh, dan berubah - ubah. Entah kenapa hal itu membuat Soya tertarik. Sepertinya Dave adalah mahasiswa yang cukup banyak teman dan menyenangkan. Soya tidak begitu memperhatikan teman - teman sekelasnya, ia hanya mengenal beberapa di antara mereka, namun Soya ingat Dave, laki - laki itu tidak sering satu kelas dengan Soya, tapi Soya tahu Dave sering ada di depan kelas bersama teman - temannya.

Rasanya mungkin menyenangkan memiliki seorang teman, bisik Soya. Ia merebahkan tubuhnya di sofa sembari memencet - mencet remote, mencari - cari acara yang mungkin bisa menarik minatnya.

Teman adalah hal berlebihan bagi Soya, ia tahu sejak dulu ia tidak pandai bergaul. Semua orang yang belum mengenalnya pasti menganggap ia sombong, tapi sebenarnya ia hanya canggung. Memulai pembicaraan dengan orang lain sungguh menguras tenaganya. Dan hari ini ia dibuat penasaran oleh seorang laki - laki yang dengan mudah menjungkir balikkan mood-nya.