Shone menyadarkan diri diatas sofa saat datang ke apartemen calon istrinya itu, panggilan internasional berasal dari Jakarta yang tak lain nomor ibu tercintanya dibiarkan saja tanpa malas untuk menjawab.
Bukan karena dia merupakan anak durhaka atau anak tahu mencintai ibunya tapi rasa kekecewaan teramat dirasa karena sikapan sifat ibunya yang tidak bisa dimengerti oleh pria itu sampai saat ini.
Ibunya pasti akan menangis dan mengadu bahwa ayahnya kembali berselingkuh entah dengan siapa kali ini.
Shone mencoba untuk tak ambil pusing dengan perbuatan ayahnya itu dan berhasil.
Tapi dia mencemaskan ibunya, seandainya ibunya mau mendengarnya untuk bercerai pasti tidak akan begitu hancur seperti sekarang.
"Kau masih tidak mau berbicara ataupun bertemu dengan ibumu?" Jessica meletakan kopi hangat diatas meja, duduk disamping calon suaminya tersebut.
Mengarahkan kepala Shone agar bersandar di bahunya, mengusap sayang.