Chereads / Anti-mainstream, Hidup Sepenuh Jiwa / Chapter 7 - Seribu Langkah Kehancuran

Chapter 7 - Seribu Langkah Kehancuran

Seratus orang anggota geng Kera Besar datang berduyun-duyun. Kebanyakan dari mereka berbadan besar dan bermuka seram. Orang terdepan yang memimpin mereka adalah wakil ketua geng, Boros namanya.

"Bos. Tolong kami. Dia orang berbahaya." teriak anggota geng yang menyalakan suar.

"Hmmmmm.... Berani sekali engkau mencederai anggotaku. Sebutkan siapa namamu." hardik Boros kepada Santos.

"Panggil aku Santos. Begitulah orang-orang biasa memanggilku." jawab Santos.

"Hajar dia. Jangan biarkan satu pun tulangnya utuh. Patahkan semuanya." perintah Boros.

"Baik Bos."

Satu orang maju menerjang Santos sambil mengayunkan tongkat baseball.

"Hiyaaa....."

Kaki Santos bergerak menyamping sehingga posisi badannya menghindari terjangan anak buah Boros tepat setengah detik sebelum tongkat mengenai dahinya. Akibatnya musuh Santos terjatuh. Tanpa melihat musuhnya, kaki kanan Santos menendang ke belakang.

Gubrakkkkk...

Anak buah Boros terjatuh. Pingsan tak sadarkan diri.

"Ada yang berani maju lagi ?" tantang Santos.

Merasa tertantang, sepuluh orang maju serentak.

Hiyaaaaaa...Hiyaaaa.....

Gubrakkkkk.... Gubrakkkkk....

Semuanya kalah. Serangan Santos kuat bagaikan kuda namun licin seperti belut. Ia mampu bergerak bebas di antara musuh-musuhnya.

Merasa ada yang janggal dari kekuatan Santos, Boros tak mau mengambil resiko.

"Semuanya....serang orang itu!" teriak Boros kepada anak buahnya.

Hiyaaaaa.....

Thosand Steps Of Destruction

Brak....Brukk....Brak....Brukk.....

Ahhhh.....Ahhh.....

Teriakan-teriakan kesakitan menggema ke seluruh arah. Tak ada satupun anak buah Boros yang mampu menghadapi Santos.

"Siapa....siapa engkau sebenarnya ?" tanya Boros sambil bersimpuh ketakutan.

"Aku.... adalah Santos. Ingat namaku. Hahahahahahaha...." kata Santos sambil ngeloyor pergi.

Savage..... Hidup sepenuh jiwa.

.

.

.

"Bos. Orang itu bernama Santos. Dia melukai anak buah kita." lapor Boros kepada ketua geng melalui ponselnya.

"Besok kita kepung rumahnya. Gerakkan seluruh anggota kita." jawab ketua geng.

"Baik bos."

Masalah yang lebih besar siap menghampiri Santos. Akankah ia bisa bertahan ?