Chereads / Anti-mainstream, Hidup Sepenuh Jiwa / Chapter 8 - Thousand Dancing Knife (1)

Chapter 8 - Thousand Dancing Knife (1)

Brukkk....Brukkkk...Brukkk....

Derap langkah ribuan orang terdengar agak samar di kejauhan. Tetangga Santos semua berhamburan keluar rumah menyelamatkan diri. Mereka ketakutan. Kejadian ini merupakan ancaman keamanan terbesar setelah kejadian sepuluh tahun lalu.

"Hancurkan.... hancurkan...hancurkan..." teriak orang-orang itu.

Anak-anak menangis. Ibu mereka mencoba menenangkan tapi gagal. Ketakutan menyelimuti kota terutama gang tempat Santos tinggal.

"Pak... Bapak.... ada ribuan orang menuju ke sini. Sepertinya mereka anggota geng Kera Besar." kata Mak Yah dengan tenangnya.

"Mau minta uang jajan kali." kata Mak Yah lagi tanpa ada ketakutan sedikit pun di matanya.

"Ohh.... Biarkan mereka di luar dulu. Aku mau nabung dulu (ke WC)." jawab Santos santai.

Memang agaknya keluarga Santos adalah keluarga yang aneh. Rumah mereka terlihat biasa layaknya rumah penduduk pada umumnya. Hanya saja ada satu kalimat yang tergantung di ruang tamu. Bunyinya :

Seberat apa pun masalahmu, selalu ada jalan keluar. Namun kalau merasa tak mampu bolehlah mundur alon-alon.

Sungguh kata-kata motivasi yang luar biasa.

Kembali ke kejadian saat ini. Ribuan anggota geng Kera Besar yang datang dari sekitar kota North Wajax mulai mengepung rumah Santos. Mereka meneriakkan kata-kata cacian dan ejekan.

"Keluar kau Santos. Kalau tidak, akan kami hancurkan rumahmu." teriak bos geng Kera Besar, Tuan Takur, menggunakan pengeras suara.

Krieeeekkkkk....

Terdengar suara pintu terbuka. Semua anggota geng diam. Tak ada satupun suara terdengar. Terlihat seorang bapak-bapak berumur sekitar empat puluhan tahun keluar dari pintu. Ia mengenakan kaos dalam, celana kolor, dan sandal jepit. Khas orang yang baru keluar dari WC.

Bruuuttttt....

"Oh maaf. Kelepasan." ungkapnya polos.

"Bos. Dia lah orangnya." bisik anggota geng kepada Tuan Takur.

Tuan Takur pun mengangguk pelan. Suasana menjadi sedikit mencekam.

"Ahhhhmmmmm...Dengarkan semuanya. Aku beri dua pilihan. Maju satu-satu atau maju semuanya." teriak Santos sambil menguap.

"Semua anggota geng, seraaaaaaangggg...." perintah Tuan Takur tanpa berpikir dua kali.

Hiyaaaa....

Song Of The Knife

Ngiiiiinggggg....Nguuuungggg...Ngeeng....

Terdapat suara aneh yang tiba-tiba terdengar. Semua anggota geng berhenti. Kiranya kejadian besar apa yang terjadi ?

Jarak sepuluh kilometer dari rumah Santos. Mak Yem warga blok dua puluh sedang bersiap memasak ketika pisau dapurnya bergetar mengeluarkan suara mendengung. Ia berusaha memegang pisau itu namun gagal. Pisaunya seperti mempunyai kesadaran sendiri. Tanpa diduga pisau itu terbang menuju ke arah selatan.

"Pisauku......" teriak Mak Yem yang pasrah karena gagal memasak.

Rupanya pisau dalam radius sepuluh kilometer semuanya patuh kepada panggilan tunggal dari Santos. Semuanya terbang menuju rumah Santos.

"Itu adalah Lagu Pemanggil Pisau." teriak salah satu warga dengan rasa terkejut.

"Jadi legenda itu benar. Legenda sepuluh tahun lalu. Seorang pemuda yang mendamaikan kota." ucap warga yang lain.

Pisau-pisau yang terpanggil semuanya terbang berputar-putar di atas rumah Santos seakan mengikuti sebuah melodi.

Melihat kejadian aneh pertama kali dalam hidupnya, hati Tuan Takur bergetar. Keringat dingin membasahi punggungnya.

"Boros. Keluarkan senjata terkuat kita." perintah Tuan Takur.

"Baik Bos." jawab Boros.

Brummmm...Grekkkkk...Grekkkkk...

Muncullah tiga buah tank tempur membelah barisan anggota geng Kera Besar.

"Apaaaa...." teriak salah satu warga.