Chapter 5 - Bab 4

Pagi itu aku berniat membelikan hadiah untuk Hong-Ki, lalu aku pergi ke sebuah pusat perbelanjaan, setelah menemukan hadiah yang ku rasa cocok untuk anak itu, aku langsung membayarnya.....

Aku memutuskan untuk pulang dengan taksi, tapi aku tunggu-tunggu taksi belum juga muncul karena hari ini hari libur banyak orang yang bersenang-senang jadi mungkin orang banyak yang menggunakan taksi, lalu kuputuskan untuk menggunakan bis, dan aku langsung menyeberang, karena halte bis ada di seberang jalan terpaksa aku harus menyebrang...

Tiba-tiba di tengah jalan ada sebuah mobil sedan berwarna putih melaju sangat kencang, akupun sontak kaget dan berteriak.....(astagfirullah haladzim) aku langsung terjatuh, hadiah yang aku pegang hancur karena terlindas oleh mobil tersebut. Sementara aku terbangun kakiku terasa sakit, mungkin kakiku terkilir.

Mobil sedan itupun berhenti. "Hei, kalau nyebrang itu hati-hati dong, jangan menyebrang sembarangan" Fatimah melihat seorang laki-laki berkacamaata hitam sekitar umur 23-an, keluar dari mobilnya.

Apa dia akan memarahiku karena menyebrang sembarangan? pikirku dalam hati. Tapi anehnya orang itu, tidak memarahiku malah dia membantu ku bangun dan memapahku ke pinggir.

Pada waktu kacamata hitam laki-laki itu di lepas. (Perasaan aku pernah melihat laki-laki itu tapi di mana yah...)

"Maaf, nona apa ada yang terluka?" tanya laki-laki itu padaku.

"Oh, mungkin hanya terkilir." jawabku langsung sambil menahan kakiku yang sakit dan bengkak karena terjatuh tadi.

"Lalu bagaimana dengan barangmu?" tanya laki-laki itu tadi

(Ya ampun, itukan hadiah untuk Hong-Ki, bagaimana sudah hancur, mana aku sudah mengeluarkan tabunganku untuk membeli hadiah itu...)

"Maafkan, saya karena telah menghancurkan barangmu."

"Oh, tidak apa-apa. Kataku langsung pada laki-laki itu.

Bagaimana kalau kita ke rumah sakit untuk mengobati kakimu yang terkilir itu, kelihatannya bengkakmu parah.

Aku hanya terdiam dan mengikuti permintaan laki-laki itu, untuk mau di obati. Laki-laki itu memapahku menuju mobilnya.

Setelah di perban oleh dokter. Dan dokterpun menyarankan aku untuk istirahat, agar bengkaknya cepat pulih. Aku berterima kasih pada laki-laki itu. Maaf boleh aku bertanya: "Apa kita pernah bertemu, mungkin dimana aku lupa? tanya Fatimah pada laki-laki itu. "Oh, kau tidak ingat kita pernah bertemu di pesawat, dan aku memberikaan kartu nama pada mu, kalau tidak salah namamu Fatimah kan?"

Fatimah berusaha mengingat-ingat pada waktu di dalam pesawat.

"Oh, kalau tidak salah anda Tuan Kim Hee-Joong kan?"

Ada perasaan sanang di hati Kim Hee-Joong, karena sudah menemukan gadis berkerudung yang dicarinya, mengenal dirinya.

"Ya, benar saya tuan Kim ternyata nona masih ingat saya, untunglah nona Fatimah tidak apa, dan soal barang tadi aku akan menggantinya."

"Sekarang bagai maana kakimu, apa sudah lebih baik?"

"Alhamdulillah sudah lebih baik, ya masih sakit sih..."

Lalu terdengar suara ponsel berdering, Fatimah mengambil ponselnya di saku baju, ternyata yang menelepon adalah nenek Choy...

"Halo... Fatimah ini nenek....kau sedang dimana?". "Ya, ada apa nek? "Emm...Fatimah lagi di rumah sakit nek." Siapa yang sakit apa kamu sakit? Bukannya tadi Fatimah pamit pada nenek mau mencari hadiah untuk Hong Ki?"

"Tadi Fatimah kecelakaan, tapi sekarang ga apa-apa cuma terkilir aj ko nek, nenek tidak usah cemas nek."

"Apaa....kamu kecelakaan? Nenek akan kirim sopir untuk menjemputmu pulang".

(Fatimah hanya bisa menurut perkataan nenek) "Ya nek. Udah dulu ya nek."

"Maaf.....lama menunggu ya tuan?" kata Fatimah

"Oh. Tidak apa-apa, apa kau mau aku antar sampai rumah."

"Tadi nenek angkatku menelepon bahwa akan ada sopir yang menjemputku."

"Maaf... sebelumnya boleh saya minta nomer HP-mu, supaya kalau ada apa-apa aku bisa menghubungi mu?"

Lalu Fatimah memberikan no HP pada Kim Hee-Joong.

Kemudian supir nenek datang, bersama nenek ke rumah sakit. Aku takut nenek mengkhawatirkan keadaanku. Setelah nenek sampai rumah sakit, nenek terus berbicara tiada henti pada Fatimah, Fatimah hanya mengaguk-ngangguk.

Kemudian aku perkenalkan Tuan Kim pada nenek. Ternyata nenek sudah mengenal Tuan Kim Hee-Joong

Sambil menundukan kepala pada nenek Choy: Apa kabar nenek, lama tidak berjumpa? Bagai mana keadaan Jeong-Suk

Keadaannya baik-baik saja, biasa dia selalu sibuk dengan pekerjaannya....kau juga pasti sibuk sekali mengurus perusahaan ayahmu.

Laki-laki itu hanya mengagguk, tanda mengiyakan perkataan nenek. Terdengar suara handphone Kim Hee-Joong, ternyata dari asistennya.

Ya...ya..aku segera ke kantor sebentar lagi...

"Maaf, nenek dan Fatimah aku harus pergi sekarang ada hal penting yang aku urus." "Ya, tidak apa-apa kau pergi saja jangan khawatirkan Fatimah dia pasti baik-baik saja." Kata nenek Choy.

"Kenapa nenek bisa mengenal dia maksudku tuan Kim?"

Lalu nenek menjelaskaan bahwa laki-laki itu adalah sahabat anaknya dari kecil.

Hey, Hee-Joong kenapa kamu senyum-senyum? Tanya asistennya yang aneh melihat bosnya senyum-senyum sendiri.

"Ah...tidak apa-apa."

"Ayo ceritakan apa yang membuatmu bahagia seperti ini?"

"Ok, ok....akan kuceritakan nanti sekarang kita harus bekerja dulu."

Sekarang banyak yang harus kita kerjakan, nanti siang kita akan bertemu dengan kelien yang akan menanamkan saham di perusahaan kita, jadi kau harus siapkan segalanya. Semoga semua pekerjaan kita berjalan dengan lancar....

"Aku dengar kakak tirimu akan kembali dari Amerika, untuk menangani bisnis ayahmu dikantor pusat."

"Ya, aku sudah dengar kemarin dia menelepon ayah dia akan pulang besok lusa." "Kau sudah tahukan? Bagaimana sikapnya padaku, dia selalu ingin menjatuhkanku."

"Kau tidak takut bagaimana kalau dia mengambil alih kedudukanmu dan menjadi pewaris di perusahaah ayahmu."

"Ya, aku terserah dewan direksi kalau aku mampu menangani semua bisnis ini mereka pasti akan mendukungku."

Flash back masa lalu Kim Hee-Joong :

Waktu itu aku berumur 5 tahun ayahku menikah kembali dengan seorang wanita yang memiliki anak laki-laki usianya lebih tua dariku dan setelah menikah akhirnya dia menjadi kakak tiriku, aku tidak tau bahwa kakak tiri ku itu memiliki ambisi untuk menjatuhkanku dan seperti ingin menyingkirkanku karena ibunya lebih mementingkan ayahku dibandingkan dirinya dan satu lagi menurut ku kakakku itu orangnya sangat aneh, pernah suatu hari, kakak tiriku membawaku ke suatu tempat dan aku ditinggal begitu saja.

Saat itu aku taku sekali karena pada waktu itu gelap sekali dan sudah terlalu malam dan beruntung aku ditemukan oleh seorang kakek tua yang baik hati dan aku dibawa olehnya kerumah kakek tua itu dan diberi makan serta diantar pulang oleh kakek tua. Kejadian itu berlanjut pada saat umur kakak 15 tahun pada waktu sedang bermain tiba-tiba kakak memukulku dengn botol minuman kontan saja aku takut dan darah pun keluar dari kepalaku lalu aku dibawa oleh ayah ke rumah sakit untuk diobati .

Semenjak kejadian itu ayah mengirim kakak tiriku keluar negeri untuk bersekolah, mungkin untuk menjauhkanku, entahlah....dan sekarang setelah 16 tahun apa yang ia rencanakan, kenapa dia tiba-tiba kembali, banyak pertanyaan yang menghantui diri Kim Hee-Joong....

(aku tidak tau apa yang akan dia lakukan di sini, apa dia mempunyai rencana untuk menjatuhkanku)

"Oh, ya aku disuruh ayahku untuk menjemputnya di bandara."

"Kau terlalu baik pada kakak tirimu tapi dia tidak pernah menunjukan sikap berterima kasih padamu." kata Jung-Chan dengan nada kesal.

Sudahlah itu kejadian yang lalu, dan sekarang kita harus bersikap lebih dewasa dan bijaksana.

"Kau ini benar-benar sahabat dan bos yang sangat-sangat baik."

"Eh, Chan bagaimana kabar ibumu dan ayahmu?" Apa dia masih seperti dulu masih membuat novel misteri?

"Ya kabar ibuku baik, sekarang sedang meluncurkan novel terbarunya sedangkan ayahku sibuk membuat desain untuk sebuah perusahaan di Kanada. Ya mereka berdua sibuk sampai-sampai melupakan anaknya yang ganteng ini...."

(Hee joong tertawa melihat asistennya itu)

Setelah selesai menemani asistenku makan siang dan menceritakan pertemuannya dengan gadis berkerudung pada asistennya. Hee-Joong berencna mengajak gadis itu besok sore untuk membeli kado dan mengajaknya buka puasa untuk permintaan maaf atas kejadian waktu itu, dan bagaimana keadaan gadis itu apa dia masih.....pokonya aku akan menelepon gadis itu.....Apa gadis itu mau menerima ajakanku atau tidak urusan nanti, tapi nanti malam akan aku menelepon gadis itu.

Malam hari setelah pulang dari kantor, aku langsung merebahkan diriku di kasur, uhh....lelah sekali hari ini aku harus menelepon gadis itu....lalu Hee-Joong bangkit dari tempat tidur dan mengambil hand phonenya di atas meja.....

"Hallooo....maaf mengganggu? Ini aku Kim Hee-Joong, bagai- mana kakimu fatimah apa masih sakit..?"

"Oh...tuan Kim, sedikit berkurang sakitnya bentar lagi juga sembuh". jawab Fatimah. "Syukurlah, Fatimah maaf, kalau boleh tanya, kamu besok sore ada waktu?"

"Memangnya ada apa tuan Kim? Tidak aku hanya ingin mengjakmu jalan-jalan membeli kado ulang tahun Hong-Ki, kemarin kado itukan sudah rusak, jadi aku ingin menggantinya dan satu lagi kalau kau tidak keberatan panggil aku Hee-Joong saja aku kan masih muda...."

"Tapi kalau boleh saya mengajak Hong-Ki untuk menemaniku?"

"Ya, terserah kau saja, ada lagi setelah mencari kado aku ingin mengajakmu buka bersama, bagaimana?" (Apa? buka bersama?.....apa aku tidak salah dengar)

Fatimah....kau masih mendengarkanku? Ya.....Kalau begitu besok sore aku akan menjemputmu dan Hong-Ki, di rumah nenek. "Sudah dulu ya Fatimah aku mau sholat dulu, Assalamualaikum." "Waa...alaikum Sallam". jawab Fatimah.

(Apa aku tidak salah dengar, perkataannya tadi, tadi dia bilang asalamualaikum dan sholat. Berarti dia muslim...ah mungkin tapi ???).

🍁🍁🍁

Seoul

7 September 2010

Dear dairy....

Sebenarnya aku malas sekali menulis tapi aku selalu usahakan untuk menulis. Pagi ini sepulang dari toko mainan, aku mendapat kecelakaan sewaktu mau menyebrang aku hampir tertabrak mobil alhamdulillah kakiku hanya keseleo, dan tidak diduga yang menabrakku adalah orang yang sama pada saat di pesawat. Aku pikir laki-laki itu akan memarahiku tapi aku di bawa ke rumah sakit untuk diobati...

Ini mungkin takdir aku bertemu laki-laki itu lagi... dan tadi dia bilang besok sore akan mengajak aku dan HongKi membeli mainan. Aku dengar dia mengatakan buka bersama, solat dan assallamuallaikum, berarti dia seorang muslim.

Mengkin besok aku harus menanyakan hal ini padanya.