Chereads / My Basketball Game (Indonesia) / Chapter 9 - Bertemu Kembali

Chapter 9 - Bertemu Kembali

Sekarang, kesepuluh pemain yang baru saja bertanding di Bali United Basketball Arena sedang berkumpul bersama sama untuk mendapatkan hadiah.

Sebelum itu, akan ada penghargaan kepada Juara DBL tahun ini oleh PERBASI dan juga para sponsor yang ada.

Jika SMKN 42 menurunkan tim Inti mereka, bisa jadi hasilnya tidak seperti ini dimana SMAN 3 Jakarta yang menjuarai DBL kali ini.

Meskipun begitu, para pemain SMKN 42 tidak berkecil hati karena mereka mendapatkan imbalan yang lebih besar dari juara DBL yakni bisa masuk ke dalam Bali United Basketball Club.

"Pertama-tama, mari kita sambut 10 pemain yang memberikan permainan terbaik mereka di malam hari ini" ucap MC lalu diikuti tepuk tangan penonton.

Prok prok prok....

"Meskipun gagal memenangkan pertandingan, 5 pemain ini akan tetap mendapatkan tempat di Bali United Basketball Club. Kami sudah memutuskan kalau 10 Pemain yang bertahan di Trial BUBC tahun ini akan masuk kedalam Klub dan akan kami berikan Kontrak kepada sang pemain" ucap MC secara tiba tiba yang membuat Hide, Kara, dan yang lainnya terkejut.

Mereka sama sekali tidak pernah membayangkan kalau tetap bisa masuk ke dalam BUBC meskipun gagal memenangkan pertandingan terakhir.

Selain itu, Hide juga sudah berpikiran untuk hengkang menuju ke Tim lain supaya mendapatkan Perjalanan Karir yang bagus.

Hal ini benar benar membuat Tim Utama SMKN 42 menjadi Sangat tidak percaya dan juga terkejut. Tidak ada yang bisa mereka lakukan sekarang selain bersyukur.

Uang pendaftaran berjuta juta yang mereka keluarkan tidak hilang begitu saja.

"Silahkan naik ke atas panggung untuk Eric, David, Linde, Amos, Takao, Hide, Kara, Kimura, Haru, Robin untuk menerima hadiah Utama dari Bali United Basketball Club!" ucap MC

Tanpa pikir panjang lagi, orang orang yang dipanggil tadi langsung naik ke atas panggung. Takao sendiri naik diurutan terakhir tanpa alasan yang jelas.

Sekarang, Eric dan kawan kawan berdiri di atas panggung dengan badan tegak dan tidak ada keraguan di hati dan wajah mereka.

Tak lama kemudian, CEO atau Presiden Bali United Basketball Club menampakkan diri di Lapangan. Sesaat setelah itu, para penonton menyambutnya dengan memberikan Tepuk Tangan.

Meskipun ada yang tidak mengetahui siapa yang datang, mereka tetap bertepuk tangan saja. Jika Takao berada di posisi orang itu dan mengetahuinya, ia akan menjadi murung selama beberapa minggu.

"Sebagai CEO Bali United Basketball Club, saya sangat bersyukur karena acara ini berjalan dengan lancar. Pertama tama, saya ucapkan Selamat kepada 10 Pemain terpilih" ucap sang CEO singkat.

Setelah menyelesaikan pidatonya, sang CEO langsung naik ke atas panggung diikuti oleh beberapa wanita cantik yang membawa nampan yang tak kalah cantik juga.

"Sekarang, dipersilahkan kepada CEO BUBC untuk memberikan Trofi, Medali, Sertifikat, dan juga Hadiah kepada 10 Pemain yang berhasil lolos ke Bali United Basketball Club" ucap MC untuk menuntun jalannya acara penghargaan.

Saat ini, Sang CEO berjalan dari Eric untuk mengalungkan Medali Emas kepada para pemain serta memberikan Sertifikat.

Sertifikat itu adalah hadiah khusus yang diberikan oleh Pihak BUBC kepada pemain Trial yang berisikan Kontrak bersama dengan Klub itu.

Pada akhirnya, kini Takao menerima Medali dan Sertifikat paling terakhir serta bersalaman dengan sang CEO.

"Selamat atas pencapaianmu ini! Berikan salamku kepada Ayahmu!" ucap CEO dengan pelan.

"Ya" jawab Takao.

"Sekarang, silahkan berkumpul di tengah untuk berfoto bersama dengan Trofi yang diberikan kepada seluruh pemain oleh CEO Bali United Basketball Club"

Setelah MC mengatakan hal itu, CEO BUBC membawa Piala yang memiliki tinggi sekitar 40 cm. Selain itu, Eric menganalisa kalau piala itu terbuat dari Emas karena Sang CEO terlihat keberatan ketika membawanya.

Menghiraukan hal itu, kini para pemain dan yang lainnya langsung merapat untuk berfoto bersama sama. Disisi lain, Takao dipercaya oleh Eric untuk membawa Trofi Emas itu.

"Ini benar benar berat. Apakah ini terbuat dari Emas asli?" tanya Takao yang mengeluh karena berat dari Piala atau Trofi tadi.

"Ya, itu 100% murni dari Emas. Jika kalian menjualnya, mungkin saja harganya miliaran sampai triliun" jawab sang CEO dengan senyuman kecil.

Tak perlu waktu lama, Takao beserta dengan teman temannya berfoto bersama dengan CEO Bali United Basketball Club untuk acara kecil kecilan.

Setelah semuanya telah selesai, Takao berfoto bersama dengan yang lain sebagai kenang kenangan kalau mereka pernah berjuang bersama sama.

Sekarang, Guru BK dan juga Kepala Sekolah SMKN 42 memasuki lapangan lewat tribun. Selain itu, seluruh murid SMKN diwajibkan untuk memberikan dukungan kepada 10 pemain basket sekolah mereka.

Alhasil, dari 20 ribu kursi yang ada, 10% dari jumlah yang ada diisi oleh murid murid dan guru SMKN 42 untuk mendukung Takao dan yang lainnya.

"Trofi itu adalah milik kalian. Jika kalian ingin menaruh di Sekolah, boleh saja. Tapi, lebih baik kalau Trofi itu kalian bawa sendiri karena itu adalah hasil kerja keras kalian" ucap Kepala Sekolah kepada Tim Inti Basket SMKN 42.

Ketika Kepala Sekolah mengatakan hal itu, Takao memberikan Trofinya kepada Hide karena dirinya terlihat ingin membawanya juga.

Tak disangka, Hide menjadi sangat terkejut karena berat dari Trofi itu tadi yang membuatnya agak tidak kuat.

Keesokan Harinya.

Takao terpaksa bangun dari tidurnya yang nyenyak di salah satu hotel karena ia terlalu lelah untuk pulang ke rumahnya sendirian.

Hadiah yang ia peroleh kemarin adalah Medali Emas, Trofi Emas, Sertifikat masuk Bali United Basketball Club atau Universitas Stanford, dan juga Uang Tunai sebesar 30 juta.

Selain itu, karena mendapatkan gelar Pemain Terbaik selama Trial, Takao juga mendapatkan Piala Emas seberat 1 kg serta uang sebesar 100 juta Rupiah.

Karena sangat ingin membeli Sepeda Motor dengan uangnya sendiri, Takao berencana untuk menuju ke Tempat Penjualan Sepeda Motor dengan Kak Rani.

Takao sendiri sudah menerima uang sebesar 130 jutanya dari BUBC masuk ke dalam Rekening BCA miliknya.

"Takao, ada yang mencarimu" ucap seorang perempuan dari luar kamar hotel Takao.

Takao yang mendengar suara itu langsung berjalan menuju ke Pintu untuk membukanya. Secara tiba tiba, ia menjadi sedikit terkejut dengan orang yang datang.

"Assalamualaikum, ma" ucap Takao

"Waalaikumsalam. Bagaimana kabarmu? Apa kau baik baik saja?" tanya Ibunya Takao yang baru saja menemui anaknya.

"Hanya bagian Lutut Kanan Takao saja kok yang sakit. Tapi sekarang sudah agak baikkan karena telah diobati oleh Kak Rani" jawab Takao dari pertanyaan Ibunya.

"Terima kasih telah menjaga anak Mama yang nakal ini ya, Rani" ucap Ibunya ke wanita disampingnya.

"Sama sama kok. Ini bukan apa apa dibandingkan dengan nginapnya saya di Kontrakan Takao" jawab Kak Rani dengan sopan.

"Jadi, kenapa Ibu menemuiku?" tanya Takao dengan wajah penasaran.

"Apakah Ibu butuh alasan jika ingin mengetahui keadaan anak ibu yang manis ini?" jawabnya sambil menyubit nyubit kedua pipi Takao.

Karena belum makan siang, kini Takao beserta dengan Kak Rani dan Ibunya menuju ke Tempat Makan yang ada di Hotel tempat dirinya menginap.

Kemarin malam, Kak Rani harus terpaksa melayani Takao untuk memijati lututnya yang sedang sakit. Kini, lutut kanan Takao menjadi lebih baik meskipun agak sedikit berjalan pincang.

Disisi lain, Takao menikmati makanan siangnya dengan enak karena setelah ini ia harus Check Out dari Hotel.

"Ohh iya, apa Papa datang bersama Mama?" tanya Takao di sela sela acara makannya.

"Mama akan disini selama 1 minggu. Setelah itu, Papa akan menjemput Mama lalu keesokan harinya Papa dan Mama pergi ke tempat lain untuk mengecek pekerjaan" jawab Ibunya yang membuat Takao sedikit tersenyum.

Bisa menghabiskan waktu selama 1 minggu di hari hari biasa memang kejadian yang sangat langka di keluarganya. Apalagi kalau harus 1 keluarga berkumpul. Jangankan satu minggu, maksimal saja 3 hari.

"Selain itu, Angga tetap mengejarmu loh, Rani!" ucap Ibu Takao yang membuat Kak Rani sedikit terkejut.

Pasalnya, Kakak kedua Takao yang bernama Angga itu menyukai Kak Rani sejak Kak Rani berusia 14 Tahun sedangkan Kak Angga berusia 15 Tahun.

Di dalam keterkejutannya itu, Kak Rani sangat emosi karena merasa terganggu dengan kejaran Kakak Kedua Takao itu.

"Dimana dia sekarang? Aku akan membunuhnya sekarang!" ucap Kak Rani sambil membawa Pisau makan.

"Selain itu, darimana dia mendapatkan foto fotoku?" lanjut Kak Rani.

"Apa kau tidak menyadarinya? Ia mendapatkan foto fotomu dari Takao loh. Sebenarnya, yang menjawab kalau kamu boleh tinggal sama Takao itu bukan Mama melainkan Angga sendiri" jawab Ibunya Takao dengan polosnya.

Kali ini, Takao menjadi sedikit merinding karena bisa saja ia dibunuh oleh Kak Rani sekarang juga.

Mau tidak mau, ia harus tetap mengirimkan foto Kak Rani kepada Kakak Keduanya itu untuk bisa menjadi Adik yang baik.