Karena Kak Rani ada urusan setelah makan siang tadi, jadi Takao akan ditemani oleh Ibunya untuk membeli Sebuah Sepeda Motor yang baru.
Selain itu, ini adalah pertama kalinya ia jalan dengan Ibunya setelah 2,5 bulan tidak bertemu. Kali ini, Takao sudah Check Out dari Hotel tempat ia menginap tadi malam dengan Kak Rani.
"Jadi, motor seperti apa yang kamu inginkan?" tanya sang Ibu kepada Anak yang ia besarkan itu.
"Takao mau Motor yang besar" jawab Takao sambil berjalan di sebelah kanan Ibunya itu.
"Ninja? Atau yang lain?" tanya Ibunya.
Kini Takao mulai mengambil Hpnya yang ada di saku celananya. Tak lama kemudian, ia menunjukkan satu Sepeda Motor yang besar dan berwarna biru.
Ketika melihat Gambar yang ditunjukkan oleh Takao, ibunya langsung sedikit terkejut. Disisi lain, ia sudah menduga kalau anaknya akan meminta Motor seperti itu.
"Apa Ibu tahu tempat yang jualan Motor ini?" tanya Takao
"Tentu saja. Tapi tidak sama persis loh ya. Ibu tidak pernah memberikan izin kepadamu untuk membeli motor milik Rossi!" jawab Ibunya singkat.
"Siapa juga yang mau beli motor miliaran rupiah itu?" ucap Takao untuk merespon jawaban Ibunya.
Saat ini, Takao diajak oleh Ibunya untuk pergi ke salah satu Showroom Sepeda Motor yang ia ketahui di dekat tempat tinggalnya.
Setelah beberapa menit dalam perjalanan, sekarang Takao sudah tiba di tempat Showroom. Ketika sampai, ia sedikit terkejut karena ada banyak sekali Sepeda Motor Balap atau Sport yang di pajang.
Selain itu, menurut Ibunya, semua Sepeda Motor itu adalah yang Baru dan bukan Bekas.
"Selamat datang, ada yang bisa saya bantu?" tanya salah satu karyawan di Showroom tersebut untuk menyambut Takao dan Ibunya.
"Motor Sport Yamaha atau Ducati yang bagus dan Baru dimana ya mas?" tanya Takao langsung ke inti masalah.
"Untuk Motor Sport yang cc nya berapa?"
"600 atau nggak 1000 cc" jawab Takao.
"Silahkan ikuti saya untuk tipe motor permintaan anda"
Ketika sang Karyawan mengatakan hal itu, Takao dan Ibunya langsung mengikutinya. Kini, ia menuju ke salah satu tempat di Showroom yang menampilkan Motor motor yang berkelas.
Disisi lain, Takao melihat satu persatu motor yang dipajang di Showroom tersebut. Dari banyaknya motor, hanya ada dua saja yang membuat Takao sedikit tertarik.
Itu adalah Motor Ducati 600cc yang berwarna merah dan ada beberapa bagian yang putih. Sedangkan satunya Motor Yamaha 1000cc yang berwarna Biru dengan perpaduan kuning.
Mengetahui kalau Takao tertarik dengan dua motor itu, Ibunya langsung menuju ke tempat motor itu berada.
Kini, Takao mulai melihat lihat Spesifikasi dan juga harga yang diberikan oleh Showroom.
Untuk si Ducati sendiri memiliki harga 83 juta Rupiah. Sedangkan si Yamaha memiliki harga sebesar 125 juta Rupiah.
"Ini adalah Ducati KOI-1 yang terbaru milik kami. Harga dan Spesifikasinya bisa anda lihat di papan ini!" ucap sang Karyawan.
"Sedangkan ini adalah Yamaha PRO Z1 2012 yang merupakan keluaran terbaru dari Yamaha. Jika ingin mencoba duduk, silahkan saja!" ucap sang Karyawan untuk menarik hati Takao.
Tanpa pikir panjang, Takao langsung mencoba duduk di motornya dan mencoba menggerakkannya sedikit. Meskipun berat, ia tidak peduli dengan hal itu. Hatinya sudah mengatakan kalau ini adalah yang terbaik.
"Ma, Takao mau motor yang ini!" jawab Takao dengan wajah yang sangat senang sekali.
"Anda lihat sendiri bukan? Kita langsung saja ke proses pembayarannya!" jawab Ibunya sambil menghadap ke sang Karyawan.
***
Setelah melakukan proses transaksi tadi, Takao menjadi sangat senang sekali. Disisi lain, ia harus mengorbankan uang 130 juta miliknya untuk membayar Sepeda Motor tadi.
Kali ini, Ibunya membawa Takao menuju ke Salah Satu Mall terbesar yang ada di Kota tempat Takao tinggal. Sesampainya di tempat, mereka berdua makan bersama di salah satu tempat yang ada.
Banyak yang tidak menyangka kalau wanita disisi Takao itu adalah Ibunya. Hal itu dikarenakan mereka berdua terlihat seperti dua orang yang sedang berpacaran.
Seusai makan, Takao dibawa oleh Ibunya ke salah satu Toko Olahraga yang menjual berbagai Aksesoris Olahraga.
"Ma, kenapa kita kesini?" tanya Takao dengan polosnya.
"Mama akan membelikanmu sebuah hadiah. Kamu tunggu disini aja ya! Mama yakin pilihan Mama ini membuatmu tertarik" perintah Ibunya.
"Ya"
Ketika Ibunya pergi ke tempat Aksesoris Olahraga Basket, Takao juga pergi ke tempat lain yakni Olahraga Voli dan juga Baseball atau Softball.
Apakah Mama marah kalau aku membeli ini semua? Batin Takao ketika ia memasukkan Bola Voli, Sepatu Voli, Tongkat Baseball, Bola Baseball, dan juga Sarung Tangan Baseball ke dalam Keranjangnya.
Tanpa peduli dengan hal itu, Takao langsung membawa semuanya kembali menuju ke tempat Ibunya berada.
"Pertama tama, aku tanya kepadamu. Untuk apa kau membeli ini semua?" tanya Ibunya
"Aku ingin mencoba olahraga lain selain basket" jawab Takao dengan santai meskipun didalam hati ia sangat kejang kejang.
"Kembalikan semuanya ke tempatnya selain Bola Baseball dan Bola Voli!" perintah Ibunya.
Karena tidak mau Ibunya marah lebij dari ini, Takao hanya bisa mengikuti kata kata Ibunya saja dan kembali menaruh apa yang ia ambil tadi.
Setelah semuanya selesai, sekarang Takao menuju ke tempat Ibunya dengan hanya membawa 1 Pack Bola Baseball dan Softball serta 3 Bola Voli.
1 Pack Bola Baseball berisi 10 buah sedangkan untuk Bola Softball berisi 5 buah.
"Hadiah mama untukmu adalah Sepatu ini, Arm Sleeves, dan juga Bola Basket" ucap Ibunya sesaat ketika Takao sudah menghampiri Ibunya.
Kali ini, Takao dapat melihat sepatu berwarna hitam dengan perpaduan hitam dan merah, Arm Sleeves warna merah, serta satu Bola Basket.
Tak perlu waktu lama lagi, Takao langsung memasang sepasang sepatu tadi ke dalam kakinya. Karena ukurannya yang sangat pas, Takao langsung senang dengan pemberian ibunya.
"Apa kau menyukainya?" tanya Ibunya dengan nada lembut.
"Ya, Takao sangat menyukainya. Terima kasih banyak, Mama!" jawab Takao sambil tersenyum.
"Sama sama. Mama berharap kamu menjaganya dan bermain menggunakan sepatu itu sampai tidak muat lagi"
"Ya, Takao berjanji akan menjaga sepatu ini dengan baik!" jawab Takao dengan senyum lebar di wajahnya.
Seusai dari Mall, Takao dan Ibunya langsung kembali menuju ke Rumah Kontrakannya. Di rumah Kontrakannya sendiri sudah ada Kak Rani yang sedang menulis cerita miliknya.
Persamaan Kak Rani dengan Kak Angga adalah mereka berdua sama sama penulis cerita atau novel dan juga karya mereka di terbitkan dalam bentuk Buku.
"Ran, emangnya Angga gak cemburu kamu tinggal disini sama Takao?" tanya Ibunya Takao setelah menaruh barang belanjaan.
Disisi lain, tanpa sepengetahuan Kak Rani, Takao mulai memfoto Kak Rani yang sedang ngobrol sama Ibunya.
"Enggak kok. Lagian dia itu siapa? Pacar aja enggak" jawab Kak Rani singkat.
"Mama harap kamu mengerti perasaan Angga" jawab Ibunya Takao lalu pergi meninggalkan Kak Rani sendirian.
"Bener tuh kak. Kan gak ada ruginya kalau Kak Rani sama Kak Angga nikah? Yang penting Kak Angga nikah duluan daripada aku" potong Takao yang membuat Kak Rani sedikit terkejut.
Tak disangka olehnya, Takao sudah ada tepat di belakang Kak Rani sambil melihat tulisan cerita Kak Rani.
"Apaansih! Kak Rani gak ada rasa ke Kakakmu itu ya! Bilangin itu ke Angga!"
"Oke" jawab Takao lalu ia pergi menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri.