Pulang dari kampus, Nadine langsung masuk ke dalam kamar dan menghempaskan tubuhnya di ranjang yang sangat empuk. Dengan luas kamar yang besar, sungguh Nadine merasakan kenyamanan yang luar biasa.
Sayang hatinya tetap merasa kesepian. Di rumah yang bagai istana tidak ada yang menemaninya.
Nadine memejamkan matanya mencoba untuk tidur, karena akhir-akhir ini banyak kegiatan kampus yang menguras tenaga dan pikirannya.
Belum mencapai hasratnya untuk tidur ponsel nya berdering dengan nada sebuah panggilan. Nadine meraih ponselnya nya yang tidak jauh darinya.
Di terimanya panggilan tersebut dengan masih terpejam.
"Hallo..Nadine." sapa seseorang wanita di seberang sana.
"Yaaa, dengan siapa ini?" tanya Nadine setengah lupa.
"Kamu lupa sayang..aku tante Anna, teman paman kamu Ardham." wanita di sana menjelaskan.
Nadine mencoba mengingat nama tersebut.
Yah, Nadine ingat Tante Anna, kekasih Paman Ardham di mana tujuh lalu Paman Ardham meninggalkannya pergi bersama Tante Anna.
"Apa kamu sudah ingat Nadine?" tanya Anna lagi.
"Ya Tante..Nadine sudah ingat...Gimana kabar tante dan Paman Ardham?" Nadine bertanya dengan hati gugup.
"Kabar Tante baik-baik saja..Ardham saja keadaannya yang kurang baik." jawab Anna.
"Apakah kamu merindukan pamanmu Ardham sayang?" tanya Anna balik.
Nadine diam, tidak menjawab pertanyaan Anna.
"Tante..kapan paman pulang?" tanya Nadine mengalihkan pertanyaan Anna.
"Belum tahu sayang...apa kamu mau bicara sama Ardham?"
Terdengar suara batuk di sana, hati Nadine mencelos, apakah pamannya benar-benar sakit?"
"Hallo." suara berat Ardham di sana membuat jantung Nadine berdegup kencang.
"Paman..apakah ini paman Ardham?" tanya Nadine dengan tangis yang langsung pecah.
"Ssstttttt kenapa menangis?" tanya Ardham di seberang dan suara batuk terdengar lagi.
Tangis Nadine makin keras.
"Paman..cepat pulang..Nadine sangat merindukan paman." ucap Nadine masih dengan tangisannya.
"Paman pasti akan pulang." jawab Ardham pelan.
"Kapan Paman bisa pulang ke sini lagi,
"Nadine biar paman Ardham istirahat ya..nanti tante akan telpon lagi." Anna mengambil alih percakapan.
"Ya tante." jawab Nadine, segera di mematikan ponselnya dan tenggelam dalam pikirannya.
"Apakah paman Ardham sudah menikah dengan Tante Anna? sudah tujuh tahun lamanya mereka berdua hidup bersama." hati Nadine gelisah.
Dia harus bersikap dewasa, dia harus bisa melupakan perasaannya pada pamannya Ardham.
Nadine meloncat bangun dari tidurnya dan membuka pintu cendelanya.
Di tatapnya langit di atas yang nampak bintang bersinar.
Dengan helaan nafas yang berat Nadine berteriak kencang.
"Pamannnnnnn Ardddhaammmm aku sangat mencintaiiimuuuuuu!!!" tubuh Nadine merosot ke lantai dan menangis sambil menutup wajahnya dengan kedua tangannya.
"Nadine berjanji mulai hari ini, nadine akan melepas perasaan cinta ini..nadine akan melupakan paman asal paman bahagia." lanjut Nadine dengan terisak-isak.
Dengan masih tubuh yang berada di lantai, Nadine nampak kelelahan dan tertidur.