Hanya ada satu orang pendamping yang diperkenankan untuk mendampingi Zakiya. Tentu saja suaminya yang mendampingi dia di dalam. Rafka tahu ini adalah persalinan kedua untuk Zakiya. Dia tidak mau mengingat apapun tentang masa lalu Zakiya. Biar itu menjadi kenangan yang akan mereka kubur dalam-dalam.
Melihat Zakiya kesakitan seperti sekarang, membuat Rafka tidak tega. Rafka tidak bisa membayangkan saat Zakiya masih belia dan harus melahirkan. Betapa kuatnya wanita yang ada di depannya saat ini. Wanita yang sebentar lagi akan memberikan dia keturunan. Rafka juga banjir keringat. Apalagi dia sekarang masih memakai pakaian kerja. Terasa gerah karena tegang. Padahal sekarang berada di ruang ber AC.
"Astaghfirullah... sakit Kak."
"Iya yang kuat ya. Aku yakin kamu kuat."