Sepanjang perjalanan pergi ke pasar, Nuning sudah tiga kali melihat papan reklame dengan wajah Hafidz. Benar juga Hafidz sedang dicari banyak orang. Dia benar-benar panik sekarang. Saat berjualan di pasar pun entah berapa orang yang membicarakan masalah ini. Dan benar saja. Mereka yang tertarik segera menelpon ke nomor yang tertera. Dan benar saja imbalannya adalah sepuluh juta.
"Dimana ya anak itu? wah kalau sampai bisa menemukan, kita akan dapat uang banyak," ucap seorang preman pasar yang melewati tempat jualan Nuning.
Nuning semakin panik karena sekarang semakin banyak yang mau mencari keberadaan Hafidz. Dia jualan pun tidak bisa fokus hari ini.
"Ning, itu lho ada yang beli." tepukan tangan Rusmi di bahunya membuat Nuning tersadar. Dia baru menyadari kalau ada pembeli yang sudah berdiri di depannya.
"Ubi kayu sekilo ya,"
"Iya," Nuning mengambil satu bungkus ubi kayu yang sudah dia timbang per satu kilo di rumah Rusmi kemarin sore.
"Berapa?"