Pagi ini selepas subuh, Nuning hendak pergi ke kota untuk menjual hasil kebunnya. Hanya ini yang bisa dia lakukan untuk bertahan hidup di tanah kelahirannya. Di samping juga menggarap sawah bengkok milik kepala desa kampung sebelah. Dia tidak mau menggarap tanah kepala desanya sendiri karena hubungan masa lalu di antara keduanya.
Mobil bak terbuka sudah menunggu Nuning dan warga lainnya yang juga hendak menjual hasil kebun dan pertanian mereka. Begitulah rutinitas mereka setiap habis subuh. Udara masih sangat dingin. Dan semua orang sudah siap menjemput rizkinya masing-masing.
"Hafidz, kamu di rumah dulu ya Nak. Ibu harus pergi ke pasar. Kamu tidur lagi saja. Sebentar lagi Kak Fati dan Kak Husen akan ke sini menemani kamu," ucap Nuning sambil membawa bakul besar yang yang terbuat dari bambu sebagai wadah apa yang dia jual hari ini. Jagung pipil kering dan ubi kayu lah yang dia bawa ke pasar pagi ini.
"Iya Bu aku ga akan main di luar deh."