Rafka telah bercerita pada Zakiya kalau dia sudah melakukan sesuatu untuk menemukan Hafidz di lampung. Dia sudah mengurus pemasangan reklame di beberapa titik yang memperlihatkan wajah Hafidz. Agar semua orang bisa melihatnya.
"Makasih ya Kak. Aku jadi optimis kalau anakku akan segera ditemukan. Aku kangen sama dia kak." Zakiya memeluk Rafka. Keduanya duduk bersandar di kepala ranjang sambil bercerita.
"Sama-sama. Iklan adalah salah satu media terbaik saat ini yang bisa kita lakukan. Masa sih ga ada satu orang pun yang pernah melihat Hafidz?"
"Semoga saja ada yang melihatnya ya Kak. Aku kangen banget sama dia. Aku pengen merawat dia. Sesuatu yang belum pernah aku lakukan selama ini. Dulu aku ga suka saat melihat Hafidz. Karena selalu mengingatkan aku pada masa laluku yang buruk. Tapi namanya darah daging, sekarang aku menyesal karena pernah menelantarkannya."