"Beneran kamu mau disentuh? pake acara nyindir-nyindir segala?" celetuk Irfan saat sudah selesai makan bersama Syafiyya. Dia mengambil piring bekas makan Syafiyya dan hendak mencucinya. Tapi tiba-tiba dia tergelitik untuk menanggapi ucapan Syafiyya.
"Koq nanya begitu? ga pantes kamu tanya seperti itu."
"Kenapa emangnya?"
"Itu kan bagian dari kewajibanmu. Koq malah tanya aku?"
"Aku tidak menganggapnya kewajiban. Tapi keikhlasan. Kalau ikhlas berarti dua-duanya sama-sama senang dan rela memberikannya. Aku lihat kamu belum mau memberikan untukku. Jadi buat apa aku sentuh. Yang ada aku malah kamu tendang nanti." ucap Irfan.
"Bukannya kebalik?" tanya Syafiyya lirih. Tentu saja pertanyaan itu membuat Irfan tidak tahu harus menjawab apa. Dia pikir Syafiyya akan tenang-tenang saja saat dia belum bisa menjalankan kewajibannya. Tapi rupanya Syafiyya menaruh curiga padanya.