Irfan merasa kasihan pada Syafiyya. Walaupun gadis itu terlihat kesal, tapi tetap menuruti apa katanya. Syafiyya meminum air madu panas dari sendok yang dia seruput pelan-pelan. Sampai habis separo cangkir.
Irfan memegang kembali tangan Syafiyya setelah gadis itu sudah meminum hampir separo cangkir tanpa mengeluh. Masih agak dingin. Irfan lalu mengatur suhu ruangan agar tidak terlalu dingin untuk istrinya.
"Sudah.." ucap Syafiyya sambil mengulurkan cangkir ke hadapan Irfan.
"Masih ada itu. Ayo habiskan. Mubadzir," ucap Irfan.
"Tinggal dikit. Paling satu sendok."
"Ya udah habiskan semua. Kamu mau sisa minuman itu jadi mubadzir?"
"Ya ya.. aku minum," Syafiyya menghabiskannya langsung meneguknya dari cangkir. Kali ini tanpa sendok.
"Nah gitu bagus." ucap Irfan sambil tersenyum. Dia mengambil cangkir dari tangan Syafiyya dan meletakkannya di atas meja.