Rasyid tertawa melihat tingkah polos gadis berkulit sawo matang yang cerewetnya minta ampun. Setidaknya gadis kecil itu bisa sejenak membuatnya lupa akan Syafiyya dan Irfan yang sejak kemarin membuatnya galau. Ya Rasyid bisa menyebutnya gadis kecil karena umurnya terpaut tujuh tahun darinya.
"Umur berapa sih kamu Dek?"
"Baru sembilan belas, Kak. Masih imut kan? item kumut-kumut. Hehehe."
"Hahaha... emang kumut-kumut itu apa Dek?"
"Aduuh!!" Hana menepuk jidatnya sendiri. "Itu lho kak hitam yang dekil. Itu kata temenku yang orang jawa. Sukanya kalau bilang imut terus ditambahin item kumut-kumut."
"Ah enggak koq. Kamu ga hitam, tapi sawo matang. hitam ya kayak gini warnanya." Rasyid menunjuk warna celananya yang hitam.
"Iya sih.. tapi aku ga pede Kak. Aku itu paling blesek di antara keluargaku Kak. Kakak lihat aja Mama dan Papaku. Tahu kan? jangan-jangan manggut-manggut begitu ga tahu lagi."