Kinan meringkuk di atas karpet yang dipinjamkan oleh ibu kosnya. Dia masih menangis tapi juga marah. Dia tidak terima hidupnya jadi seperti ini.
"Awas kamu Azzam. Awas kamu Irash." Kinan akhirnya tertidur juga setelah lama dia menangis. Dia bisa tidur walau hanya beralaskan karpet. Karena kasur kapuk yang tadi mau dipinjami Ibu kos ditolaknya mentah-mentah.
Tok Tok Tok.. suara ketukan pintu kamar membangunkan Kinan dari mimpi indahnya. Mimpi kalau dia sudah menjadi orang kaya lagi seperti dulu.
"Siapa sih ganggu aja. Aku benci dunia nyata. Ah... kalau tahu dunia nyataku masih berada di tempat mengenaskan seperti ini, mending aku ga usah bangun. Mau mimpi aja terus
Tok Tok.Tok.. suara ketukan pintu kembali terdengar.
"Iya iya.. sebentar." teriak Kinan. Kinan merasa gatal di tubuhnya sudah membaik. Sudah tidak segatal tadi malam.
Ceklek.. Kinan membuka pintu kamarnya dan ternyata ada seseorang yang berdiri di sana. Mengenakan sarung dan kaos oblong.