Kinan hanya tersenyum tipis saat Azzam menyebutkan nama Irash sebagai kekasihnya. Awalnya Kinan canggung tapi kalau sudah seperti ini sepertinya sudah kepalang tanggung. Ya udah sekalian aja. Pikir Kinan.
"Iya memang dia pacarku. Kenapa emangnya? kamu tahu kan aku ga bisa hidup susah. Kalau sekarang kamu suruh aku hidup susah, ya aku ga mau lah. Dulu waktu kita masih pacaran, kamu selalu menjanjikan aku kemewahan. Dan sekarang kamu suruh aku hidup susah? hah.. kamu tanya ke semua cewek di Jakarta. Ada ga yang mau diajak susah sama cowoknya?"
"Kamu benar-benar keterlaluan Kinan. Harusnya waktu itu aku tidak usah menikah sama kamu. Kamu!!" Azzam hendak menampar Kinan. Tapi kemudian dia sadar. Bahwa emosi hanya akan membuat masalah kian meruncing.
"Kenapa? menyesal. Aku mau menikah sama kamu hanya untuk batu loncatan aja. Setidaknya akan ada yang menanggung hidupku selama masa pencarianku."
"Pencarian laki-laki kaya maksudmu?"