Darren dan Zakiya akhirnya tiba di Panti Asuhan yang mereka tuju. Mereka ke sana karena ingin meminta penjelasan dari ibu panti tentang Hafidz.
Sepanjang jalan Zakiya terus saja menangis karena memikirkan Hafidz. Dia merindukan anak itu. Padahal Dia ingin mengasuhnya karena selama ini anak itu diasuh oleh orang lain.
"Kiya, ayo kita turun. Kita harus ketemu sama Nenek. Biar beliau yang menjelaskan." ucap Darren sambil mengusap kepala Zakiya. Dia kasihan pada Zakiya yang dari tadi terus saja menangis.
"Iya Pi,"
Zakiya dan Darren turun dari mobil. Panti asuhan itu tampak sepi karena hari sudah malam. Ya mereka sampai di sana sekitar jam sembilan malam.
"Papi sudah telepon Nenek kan?"
"Sudah." Darren memencet bel yang ada di depan gerbang. Lalu tak lama kemudian seorang wanita paruh baya ke luar dan tersenyum padanya. Meski senyumnya agak terpaksa.
"Assalamualaikum, Bu." ucap Darren pada ibu panti yang juga ibu yang mengasuhnya waktu dia kecil dulu.