Aku ingin berbicara, namun semakin aku berusaha, bibirku juga mengatup semakin rapat seakan terkunci dan kehilangan kata-kata.
Hingga sedetik kemudian, bibirnya yang hangat sudah menyentuh bibirku dan membuatku tersadar dari sikap terpaku.
Ini hanya ciuman sekejap. Aku sampai tidak menyadari bahwa ia sudah merebut ciuman itu dariku, seperti sebuah halusinasi.
Ia pun berbicara, "Ada apa? Kenapa kau terlihat tegang seperti itu? Aku tidak suka melihatmu menunjukkan wajah seperti itu di hadapanku."
Aku merendahkan pandanganku. Masih pada sikap diam tanpa sepatah kata, aku menggigit bibir bawahku untuk memaksanya berbicara, namun, masih berupa hal yang sia-sia.
Bagaimana mungkin aku tidak terlihat tenang jika pertanyaan darinya membuatku terkejut dan seakan berhenti bernapas!
Dengan sedikit membujuk, ia kembali berbicara, "Jangan tunjukkan wajah seperti itu, ke mana wajah ceriamu?"