Sekarang pukul 23:00 malam. Mobil melaju dengan kekuatan sedang, menembus kegelapan di bawah lebatnya salju yang turun.
Di kursi belakang, aku bersandar malas, mengamati setiap tempat yang dilalui dengan hamparan salju yang terlihat indah dengan warna putihnya. Namun, aku tidak dapat menikmatinya, kelelahan benar-benar membuatku mengantuk setelah seharian penuh menjalani pekerjaan pada tiga tempat berbeda.
Aku mendesah berat. Pemikiranku tiba-tiba beralih pada sikap Chunghee yang berbeda selama dua minggu ini. Sejak terakhir aku menggertaknya, ia menjadi lebih terbuka tanpa paksaan apapun di matanya.
Itu tidak bagus, bahkan lebih buruk dari sifatnya yang keras kepala.
Aku tertunduk lesu, memijat-mijat pangkal hidungku, merasa pusing dengan semua pemikiran ini.
Pekerjaan dan perasaanku, semuanya seperti air beriak di tengah danau yang tenang.
