Begitu Lee Donghae keluar dari pintu dan menutupnya, Kim Myungdae menghela napas berat. Ia tidak menyangka akan memikirkan banyak hal dengan begitu keras saat ia berbicara dengan bocah nakal itu.
Ia berbalik dan menuju jendela, memandang hamparan kota yang dipenuhi cahaya senja. Semuanya seperti emas, berkilau, mewah, dan menyilaukan.
Ia berpikir sesaat. Jika saja anaknya berada di sini dan ingin menetap, maka ia tidak perlu lagi memberikan tanggungjawab kepada orang lain untuk memimpin semua usahanya.
Tiba-tiba ia tersenyum tipis. Ia lalu mengeluarkan ponselnya dari saku celananya, lalu mulai mencari nama seseorang, dan segera menekan tombol panggilan.
Itu tidak butuh waktu lama untuk seseorang dari saluran berbeda menjawab panggilan darinya.
"Halo?"
***
Musik jazz terkesan memiliki nada unik yang memiliki tempo yang lebih lambat. Namun, begitu terdengar di telinga Lee Donghae yang sedang mabuk, itu terasa memekakkan telinganya.
