Setengah jam kemudian di kantor polisi.
Lee Donghae duduk dengan lesu. Ia menatap hampa ke arah meja kosong di hadapannya. Kepalanya dipenuhi dengan banyak pemikiran dan hatinya diisi dengan banyak perasaan — sedih, marah, benci, semuanya menjadi perasaan rumit di dadanya saat ini.
Seorang pria berseragam polisi menatap serius ke arah Lee Donghae sambil memeriksa pernyataannya.
"Sebutkan namamu."
Lee Donghae mengangkat pandangannya, lalu menjawab dengan malas, "Lee Donghae."
"Umur?" tanya si polisi lagi.
"Dua puluh tiga."
"Apa yang telah kau lakukan di Perusahaan Shin-Ai?"
Lee Donghae menyunggingkan senyum, "Tentu saja aku bekerja di sana. Aku karyawan di Departemen Desain. Apa perlu aku menunjukkan—"
"Kenapa kau membuat keributan di sana?" polisi itu tidak ingin mendengar jawaban mempermainkan dari Lee Donghae.