Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

cinta sejati bukan cinta sehati

🇮🇩Devika_Wahyuni
--
chs / week
--
NOT RATINGS
14.7k
Views
Synopsis
Aku adalah anak perempuan yang baru saja lulus Sekolah Dasar dan mendaftar SMP yg tak jauh dari rumahku. nama ku Vicha dan umurku 11 tahun. Setiap pagi aku pergi kesekolah dengan berjalan kaki, aku hidup sederhana dan kata orang aku amat lugu. aku duduk dikelas 1.4. dikelas ini lah hidupku berwarna. persahabatan aku dengan Mitha terjalin begitu erat, dikelas ini aku mempunyai seorang teman laki-laki yang bernama putra. tapi kedekatan kami dianggap teman2 sekelas lebih dari teman. apa mungkin kedekatan kami berlebihan, atau perasaanku saja yg berlebihan menanggapi celotehan teman-teman. pada akhirnya, aku dan putra semakin hari semakin menjauh. kenaikan kelas pun tiba, aku duduk dikelas 2.4 sedang kan putra dikelas 2.1. perpisahan kelas ini membuat jarak aku dan putra semakin jauh, namun ada kerinduan yang tak terhingga saat putra tak terlihat dimata. namun, disaat putra terlihat mata ini tak berhenti memandang, terkadang bola mata nya pun sedang mengarah ke diriku. hari-hariku bersemi dan terus bersemi. aku tak mengerti apa yang aku rasa,,, yang aku tahu hanya lah selalu ingin tahu kabar putra. tak pernah 1 kata pun yang terucap dari bibirku atau pun dari putra untuk saling sapa. hari hari terus berlalu sampailah kenaikan kelas kembali, aku duduk dikelas 3.1 dan putra duduk dikelas 3.4. kami lagi lagi tak 1 kelas, padahal hati kecilku selalu berdoa agar bisa dipersatukan dalam 1 kelas. tuhan tetap berkehendak lain. aku tetap saja tidak mengerti akan perasaanku dan entah kenapa hatiku semakin gelisah dan ada rasa tak enak saat mendengar putra dekat dengan seorang perempuan. sampai akhirnya, mitha pun memberitahu bahwa apa yang aku rasa adalah cinta. dikelas tiga ini, ada temen cowokku satu kelas denganku mengungkapkan perasaannya untukku melalui sahabatku, ia adalah yanto. ia ingin aku menjadi pacarnya, aku kaget dan bingung. aku baru saja tahu apa itu cinta, dalam sekejap ada cinta datang padaku. aku tak bs berbuat banyak, akhirnya sahabatku menyampaikan pada nya bahwa aku tidak menyukainya,,, aku hanya ingin berteman saja dengan nya. yanto pun terima keputusanku. kelulusan pun tiba, ada 1 janji yang mitha utarakan pada ku. ia berjanji bahwa akan memfotokan putra dari kejauhan, agar kelak ketika masuk SMA yang beda aku tak perlu mencarinya, cukup aku pandangi fotonya. tapi semua hanya harapan,, mitha lupa. aku hanya bisa kecewa. aku berusaha mencari tahu putra akan melanjut ke SMA mana. aku semakin kecewa saat tahu putra akan lanjyt ke STM, sedang aku ke SMA 1 unggulan. jarak nya pun jauh, aku tak bisa berbuat apa apa, karena aku takut naik angkot. aku pun mendaftar SMA 1 unggulan yang tetap tak jauh dari rumahku., bersama Mitha,, kami pun ikut tes, kekecewaanku pun semakin mendalam saat pengumuman aku lulus masuk SMA 1 unggulan, sedang kan Mitha tak lulus, akhirnya mitha masuk sekolah swasta. kami berpisah, aku pun tak ada semangat untuk sekolah, karena suasananya jauh berbeda, tak ada lagi putra, tak ada lagi mitha. semua nya baru. hari2 terus aku lalui, komunikasi aku dan mitha melalui surat, karena kami belum boleh buat punya HP sendiri. aku terus mencari kabar putra melalui mitha, karena rumah mereka tak berjauhan. putra kepala nya botak kata mitha didalam surat, aku hnya tersipu malu membaca surat mitha, 1,5 tahun berlalu aku sekarang sudah duduk dikelas 11 IPS 2, aku pun punya teman dekat nanya nya wati. kami duduk sebangku,, kami selalu bersama saat disekolah. suatu hari, aku berkunjung kerumah mitha, ketika hendak pulang (jalan kaki) , aku berpapasan dengan putra, ia lagi bermotor dengan teman nya ia pun tiba2 ngelakson ke arah aku dan tersenyum. saat itu duniaku tiba2 berwarna, senyum nya tak hilang dari ingatanku. suatu ketika teman putra yang satu sekolah denganku menemuiku dan bilang bahwa putra ingin menemuiku. aku pun menyetujui nya,, hari itu adalah hari membuat aku deg deg-an, karena putra mengutarakan perasaannya padaku, kami pun jadian
VIEW MORE

Chapter 1 - Hari Pertama Masuk Sekolah

Pagi ini, aku pergi berjalan menuju sekolah baru ku. Namaku Vicha umurku 15 tahun, aku seorang Perempuan polos yang pikirannya hanya sekolah rumah sekolah rumah, yaaa walaupun aku tak pintar banget.

Aku duduk dikelas 10.4, sini aku banyak mendapatkan teman teman baru, salah satu sahabatku adalah mitha, kami begitu akrab. dikelas ini jg ada seorang teman cowok yg selalu asyik diajak bermain, nama nya putra, orang nya jahil tapi baik hati. aku lalui hari hari ku dengan warna,, pertemanan kami dalam satu kelas begitu harmonis, hingga akhirnya teman teman satu kelas mengolok olok aku dan putra, dengan sebutan "pacaran yaaaaa". kata itu telah melekat didiriku dan putra, sehingga membuat aku dan putra menjadi menjauh dan canggung. setiap hari kami semakin menjauh, semakin digodain dengan kata itu, aku dan putra akhirnya tak tegur sapa.

Dimana putra berada, aku selalu menghindar. begitu pun sebaliknya, dimana aku berada putra akan menghindar.

geng aku ada mitha, dina, dan lia

sedang kan geng putra ada lefi, wibowo, qodri, dan banyak lagi.

suatu ketika pak darmen guru mata pelajaran sejarah tidak masuk, dan kami diberi tugas untuk merangkum. sekretaris kelas adalah mitha, ia menulis dipapan tulis hitam dengan menggunakan kapur. semua bersorak riang karena merasa bebas bertindak. aku menulis mengikuti tulisan yang ditulis oleh sekretaris, tiba tiba putra berada dihadapanku karena ia bermain lari larian bersama teman2 nya, karena putra berada dihadapanku, aku tak bisa melihat dan menulis, "heiiii.... minggir... aku mau nulis neee"

dengan santai putra hanya tersenyum dan terus bermain dengan teman2 nya, terlihat dari gerak geriknya bahwa ia dengan sengaja agar aku tak bisa melanjutkan tulisanku. "heeiiii denger ga sih... aku mau nulis, minggir" putra menjawab "syuka syuka aku dong". aku hanya cemberut mengekspresikan tak suka nya aku diperlakukan putra seperti itu " berani... ! sini! " putra lanjut berceloteh

aku yang merasa tertantang segera berdiri dan mendekatinya dan berkata "siapa yang takut" sontak semua teman bersorak "ciiiiieeeeee". aku yang malu, akhirnya duduk dan tak memperdulikan putra yang masih ada dihadapanku. melihat aku tak menghiraukan nya lagi, putra dengan segera mendekat namun melewati aku saja dengan lirikan.

Hari terus berlalu,,, setiap pulang sekolah putra dan teman-temannya selalu berjalan didepanku, entah disengaja atau memang waktu selalu mempertemukan kami.. aku bergurau dengan teman-temanku, putrapun tak jauh beda denganku. suatu ketika pulang sekolah seperti biasa putra berjalan dibelakang bersama temannya,, aku mendengar celotehannya "vicha itu baik loh, asyik kalau diajak ngobrol". aku masih saja belum faham akan maksud putra, namun dihatiku berbunga-bunga. malam itu, aku bermimpi bertemu putra, ia tersenyum manis dengan lirikannya yang begitu tajam. keesokan harinya, ketika aku berjalan pergi kesekolah, dari kejauhan terlihat putra berjalan sendirian menuju kesekolah. aku berjalan dengan cepat agar tak kehilangan pandanganku ke putra. hati ku selalu bersemi setiap bertemu dengan putra.

****

malam yang dingin membuat aku terpaku melihat bintang-bintang dibalik jendela kamarku. bintang- bintang ini lah yang selalu menemaniku disetiap malamku. seperti biasa ku ambil pena dan selembar kertas. goresan2 tinta hitam pun mulai terlihat di kertas putih bersih.

"KESUNYIAN MALAM"

Malam ini gelap

Meski terlihat bintang

Malam ini sunyi

Meski aku tak sendiri

Kucoba mengungkapkan perasaan ini

Kucoba menatap diri sendiri

Dan melirik diri sendiri

Jejak yang pernah aku lewati

Malam ini masih mengingatkanku menjelma masalaluku

saat itu aku melangkah kebingungan

penuh dengan ketidakpastian

tanpa seorang pun, aku rasakan ini

sepi dan menyendiri

rasa yang begitu dalam

oh... angin malam

bisikan kehangatan untukku

dari khayalan menjadi kenyataan

Karya :Vicha

Ku lipat kertas tersebut menjadi sebuah pesawat terbang, dan kuterbangkan kealam bebas. aku pun dengan segera menutup pintu jendela dan menuju kasur empukku.. ku lepas semua dahaga yang ada dihatiku dan aku pun terlelap tidur