Pagi ini, aku pergi berjalan menuju sekolah baru ku. Namaku Vicha umurku 15 tahun, aku seorang Perempuan polos yang pikirannya hanya sekolah rumah sekolah rumah, yaaa walaupun aku tak pintar banget.
Aku duduk dikelas 10.4, sini aku banyak mendapatkan teman teman baru, salah satu sahabatku adalah mitha, kami begitu akrab. dikelas ini jg ada seorang teman cowok yg selalu asyik diajak bermain, nama nya putra, orang nya jahil tapi baik hati. aku lalui hari hari ku dengan warna,, pertemanan kami dalam satu kelas begitu harmonis, hingga akhirnya teman teman satu kelas mengolok olok aku dan putra, dengan sebutan "pacaran yaaaaa". kata itu telah melekat didiriku dan putra, sehingga membuat aku dan putra menjadi menjauh dan canggung. setiap hari kami semakin menjauh, semakin digodain dengan kata itu, aku dan putra akhirnya tak tegur sapa.
Dimana putra berada, aku selalu menghindar. begitu pun sebaliknya, dimana aku berada putra akan menghindar.
geng aku ada mitha, dina, dan lia
sedang kan geng putra ada lefi, wibowo, qodri, dan banyak lagi.
suatu ketika pak darmen guru mata pelajaran sejarah tidak masuk, dan kami diberi tugas untuk merangkum. sekretaris kelas adalah mitha, ia menulis dipapan tulis hitam dengan menggunakan kapur. semua bersorak riang karena merasa bebas bertindak. aku menulis mengikuti tulisan yang ditulis oleh sekretaris, tiba tiba putra berada dihadapanku karena ia bermain lari larian bersama teman2 nya, karena putra berada dihadapanku, aku tak bisa melihat dan menulis, "heiiii.... minggir... aku mau nulis neee"
dengan santai putra hanya tersenyum dan terus bermain dengan teman2 nya, terlihat dari gerak geriknya bahwa ia dengan sengaja agar aku tak bisa melanjutkan tulisanku. "heeiiii denger ga sih... aku mau nulis, minggir" putra menjawab "syuka syuka aku dong". aku hanya cemberut mengekspresikan tak suka nya aku diperlakukan putra seperti itu " berani... ! sini! " putra lanjut berceloteh
aku yang merasa tertantang segera berdiri dan mendekatinya dan berkata "siapa yang takut" sontak semua teman bersorak "ciiiiieeeeee". aku yang malu, akhirnya duduk dan tak memperdulikan putra yang masih ada dihadapanku. melihat aku tak menghiraukan nya lagi, putra dengan segera mendekat namun melewati aku saja dengan lirikan.
Hari terus berlalu,,, setiap pulang sekolah putra dan teman-temannya selalu berjalan didepanku, entah disengaja atau memang waktu selalu mempertemukan kami.. aku bergurau dengan teman-temanku, putrapun tak jauh beda denganku. suatu ketika pulang sekolah seperti biasa putra berjalan dibelakang bersama temannya,, aku mendengar celotehannya "vicha itu baik loh, asyik kalau diajak ngobrol". aku masih saja belum faham akan maksud putra, namun dihatiku berbunga-bunga. malam itu, aku bermimpi bertemu putra, ia tersenyum manis dengan lirikannya yang begitu tajam. keesokan harinya, ketika aku berjalan pergi kesekolah, dari kejauhan terlihat putra berjalan sendirian menuju kesekolah. aku berjalan dengan cepat agar tak kehilangan pandanganku ke putra. hati ku selalu bersemi setiap bertemu dengan putra.
****
malam yang dingin membuat aku terpaku melihat bintang-bintang dibalik jendela kamarku. bintang- bintang ini lah yang selalu menemaniku disetiap malamku. seperti biasa ku ambil pena dan selembar kertas. goresan2 tinta hitam pun mulai terlihat di kertas putih bersih.
"KESUNYIAN MALAM"
Malam ini gelap
Meski terlihat bintang
Malam ini sunyi
Meski aku tak sendiri
Kucoba mengungkapkan perasaan ini
Kucoba menatap diri sendiri
Dan melirik diri sendiri
Jejak yang pernah aku lewati
Malam ini masih mengingatkanku menjelma masalaluku
saat itu aku melangkah kebingungan
penuh dengan ketidakpastian
tanpa seorang pun, aku rasakan ini
sepi dan menyendiri
rasa yang begitu dalam
oh... angin malam
bisikan kehangatan untukku
dari khayalan menjadi kenyataan
Karya :Vicha
Ku lipat kertas tersebut menjadi sebuah pesawat terbang, dan kuterbangkan kealam bebas. aku pun dengan segera menutup pintu jendela dan menuju kasur empukku.. ku lepas semua dahaga yang ada dihatiku dan aku pun terlelap tidur