Tubuh paruh baya namun masih terlihat Enegik Karl mengeluarkan Aura jingga padat.
Karl memfokuskan Aura ditubuhnya menjadi Zirah berwarna jingga cerah dengan jubah merah seperti merah api membara, serta tangan sebelah kanannya memegang Pedang besar.
Sosoknya saat ini bagaikan Prajurit Utusan Surga. Bahkan Zirah yang dipakainya jika dilihat lebih teliti. Itu memiliki kemiripan yang sama dengan Armor Dewa Matahari.
Cahaya jingga keemasan berkilau dalam gelap. Langkah berat Karl membuat tanah dibawahnya sedikit bergetar diiringi suara bergemerincing.
"Sudah sangat lama aku ingin mencoba Zirah ini, tapi aku tidak punya sebuah kesempatan. Tapi, sekarang kesempatan itu datang dengan sendirinya..."
"Kalau begitu. Bukan suatu masalah bagiku untuk menghadapi kroco sepertimu" Jawab Orobo dengan dingin.
"Sialan juga kau bocah. Kau mungkin saja orang yang paling beruntung yang bisa beduel langsung dengan Ksatria Naga sepertiku.. Namun wajahmu yang angkuh itu membuatku semakin kesal!!" Jawab Karl dengan sengit.
Saat sosok yang memakai Zirah jingga itu maju kedepan. Orobo sudah bersiap siap juga.
Sebenarnya. Ketika Karl memadatkan Auranya menjadi Zirah. Sedikit rasa penasaran dan keingin tahuan Orobo yang terpendam muncul. Dia juga ingin auranya bisa dikompresi kedalam bentuk seperti itu.
Namun, ia tak menemukan sedikitpun ingatan tentang sesuatu seperti ini.
Dulu sewaktu kecil. Orobo bermimpi ingin menjadi seorang yang mengenakan Armor keren seperti itu, meskipun ketika dewasa, dia juga menjadi sedikit tidak tertarik dengan itu. Entah karena sebab yang tak diketahui.
Orobo telah memantapkan kuda kudanya. Sorot matanya lurus jauh menatap Karl yang semakin mendekat.
PENG.
Dentingan sebuah bilah pedang terdengar ke berbagai penjuru. Orobo kini menahan tebasan berapi api Karl dengan ujung jarinya. Tangan Karl yang memegang pedang terasa kebas.
Sudut bibirnya menunjukan sedikit seringai. Dan secara cepat, Orobo menggerakan kakinya menendang Karl yang terhenti didepanya.
Orobo dengan yakin, menatap Karl yang gelongsoran dilantai menatap balik, dengan jejak permusuhan."Heh! Kukira Pelayan Naga Langit akan lebih ungul dari Naga Kelas Atas. Tapi kenyataanya tidak. Kau bahkan tak layak untuk disamakan dengan mereka!"
"Kau hanyalah seorang Pecundang!!"
Orobo dengan intens memprovokasi Karl. Rencananya memprovokasi Karl tentu saja untuk memancing emosinya setinggi mungkin. Ketika emosi, akan lebih gampang dibekukan. Inilah taktik yang secara acak dipilih Orobo ketika tahu sekilas watak Karl.
Menghadapi cemoohan Orobo, Karl hanya tertawa bodoh. Dia tahu maksud dibalik provokasinya, tapi dia tak bisa menebak arah tujuanya."Hehe! Anak muda. Kau terlalu meremehkanku, aku bahkan belum memakai 10 persen kecil dari kekuatan penuhku. Bagaimana bisa kau jadi begitu sombong hanya dengan menyerangku seperti itu. Bersiaplah Bocah!!"
"Amounter Astinoz"
Karl dengan kuat menghentakan kakinya ke tanah. Membuat tubuhnya yang terbungkus oleh Zirah jingga, mengeluarkan aura yang melonjak dasyat sehingga kerikil dan pasir berhamburan.
Disaat itu, genggaman pedangnya semakin erat, sedangkan tangan sebelah kirinya tiba tiba saja memegang sebuah permata transparan lalu meremasnya sampai menjadi pasir.
.DHOOARR.
Aura ditubuhnya meledak hebat. Serta Zirah yang dipakainya mengalami perubahan bentuk. Bahkan sorot matanya menjadi semakin tajam.
Karl telah mengerahkan kekuatan penuhnya saat ini.
Bergerak menghampiri Orobo dengan kecepatan yang melonjak drastis akibat penggunaan kemampuan rahasia miliknya.
Sedangkan Orobo saat ini hampir tidak bisa melihat pergerakan Karl. Kecepatanya meningkat sehingga tidak dapat diikuti oleh mata telanjang.
WWWHUUSSSS.
Tiba tiba Karl lenyap menghilang dari pandanganya. Orobo tidak bisa membatu. Tetapi berdiri mengawasi dengan tertegun.
"Sial. Setelah itu tadi, kecepatannya meningkat drastis, bahkan mataku hampir tak bisa mengikutinya. Sekarang malah menghilang dari pandanganku. Apakah dia merencanakan serangan tersembunyi!" Kata Karl sembari mengawasi sekitar.
Waktu berlalu sejenak. Ketika Orobo merasakan punggungnya mengalami kedinginan. Dia segera memuar balik kepalanya kebelakang, tepat kilat berwarna jingga menghantam wajah dengan cepat.
GEDEBUK.
Orobo terbang jauh, namun, kilat jingga itu tak hanya diam menunggu tabrakan. Dengan kecepatanya yang telah meningkat saat ini, Karl secara gesit melaju ke punggung Orobo dan menendangnya secara berturut turut, dan terpental menabrak dinding lorong.
PENG.
Kejadian singkat itu hanya berlangsung dalam satu kedipan mata.
Karl mengacungkan pedangnya ke leher Orobo yang saat ini masih menempel di dinding. Pedang ditanganya memiliki Rune yang bertuliskan 'Pedang Pembantaian Ilahi' di kedua sisi bilahnya.
"Heh. Sepertinya, tubuhmu itu memiliki ketahanan yang luar biasa. Sebelumnya, bahkan tubuh mahkluk sekelah Ilahi pun tidak akan bisa tetap utuh ketika menerima serangan penuhku... Aku tidak tau kau itu dari Klan mana, jika kau sebelumnya berhasil ku bawa. Kau mungkin akan menjadi Pelayan yang tangguh. Tetapi, membawamu hidup-hidup bisa membahayakan Naga Langit. Jadi, pilihan satu-satunya adalah membawamu dalam keadan mati!" Kata Karl sambil menggoreskan ujung pedangnya.
Emosi yang sangat komplek muncul ketika Karl menggoreskan bilah pedangnya. Orobo tidak tahan untuk tertawa lepas ketika mendengar bualan Karl.
Itu membuat kedua alis Karl menyipit. Ia menganggap bahwa Orobo telah kehilangan akalnya.
"Aku tidak peduli siapa kau itu. Apa hubunganmu, dan siapa dibelakangmu. Aku sangat membencinya ketika seseorang melakukan apapun untuk sebuah kekuatan. Tapi aku bisa memakluminya karena setiap orang memiliki keinginan masing-masing"
"Tetapi yang pasti. Kau telah telah berhasil membuat Aku, Yang Mulia ini. Takjub dengan kemampuan...mu..."
SREETTT.
Orobo mengulurkan lenganya, meraih bila yang masih menempel di tenggorokanya. Bahkan dengan kuat ia mencengkramnya.
Dengan berat, dia mengangkat kepalanya menatap Karl dengan tatapan serius.
Jejak cahaya segera menghilang dari matanya. Tergantikan kegelapan yang dalam seakan mampu menyeret siapapun.
Karl merinding ketika bola mata Orobo yang sepenuhnya menghitam, memandangnya dengan dingin.
Bahkan tanpa sadar, Karl mundur sejauh dua langkah. Tetapi pedangnya masih dicekal Orobo dengan kuat walaupun dia sudah menariknya sekuat tenaga.
Namun, beberapa saat tadi ketika Orobo menyentuh pedangnya, sedikit demi sedikit jejak informasi tentang asal usul pedang ini mulai mengalir memasuki kepalanya.
Bahwa pedang ini masih berhubungan dengan Prasati Kuno yang selama ini dicarinya. Menurut rentetan informasi itu, dijelaskan bahwa pedang ini mempunyai sebuah nama yaitu, Ancient Blasnage, yang berasal dari Era yang sama dengan Prasasti Kuno.
Singkatnya, Ancient Blasnage ini adalah satu satunya penunjuk sejati keberadaan Prasati Ancient. Selain itu, Ancient Blasnage memiliki kesadaran mandiri, yang membuatnya bisa memilih Pemiliknya sendiri.
Juga, untuk mendapatkanya, seseorang harus bisa membalikan kesadaran mutlak Ancient Blasnage serta menggoreskan darahnya di bilah. Tetapi itu sangat sulit untuk dilakukan, karena ketika membalikan kondisinya, seseorang harus memiliki Energi Mental yang kuat.
Bahkan Dewa sekalipun jarang ada yang memiliki Energi Mental diatas rata rata. Mengingat sejauh ini, Pemegang yang pernah memilikinya hanya tercatat 2 orang dalam sejarah.
Namun, Orobo saat ini merasakan bahwa Ancient Blasnage bergerak dengan kehendaknya, begitupun Karl.
Ancient Blasnage perlahan mengeluarkan cahaya Emas terang yang mampu membutakan mata seseorang yang melihatnya.
DINGG.
Ancient Blasnage terlepas dari cengkraman mereka. Lalu muncul diudara dengan sekejap.
Orobo tak terlalu memeprhatikan kejadian itu. Berbeda dengan Karl yang menatap Ancient Blasnage dengan linglung. Lalu mengalihkan perhatiannya kepada Orobo.
Dengan raut mengejek, kata Karl dengan sinis,"Kau.. kau pasti yang mempengaruhi Blasnage. Kau berani mengusik Blasnage pemberian Tuanku... Itu adalah kesalahan terbesar... Mati kau..!"
Aura yang mengelilingi tubuhnya membentuk sebuah tangan besar, kemudian melayang berusaha mendekati Orobo.
Namun, entah apa yang terjadi. Tangan besar itu tiba tiba berhenti tepat didepanya.
Karl merasakan ada sesuatu yang salah. Lalu pandanganya menuju kearah Ancient Blasnage yang berada diatasnya.
Firasatnya mengatakan bahwa Blasnage sedang berusaha membebaskan diri darinya. Karl tiak bisa membantu, tetapi dia segera menggunakan Perintah Darah untuk membatasi kehendak Blasnage itu sendiri.
Lalu tangan besar yang berhenti mendadak itu kembali bergerak, bahkan merubah bentuknya menjadi Blasnage yang berukuran 2x lipat dengan seluruh kemampuanya, bahkan menukarkan Nyawanya sendiri.
Blasnage besar Dengan sekuat tenaga, melesat kencang kearah Orobo.
JLEBBG.
Aura Blasnage berusaha menembus dada Orobo. Tetapi itu tidak berhasil sama sekali, tergorespun juga tidak.
Baru saja, Orobo mendapatkan secercah ingatan memelalui Blasnage, tentang Prasasti Kuno, tapi itu tidak lengkap karena Karl mencoba mengambil alih kembali.
Orobo menatap Aura Blasnage yang tak berhasil merobek dadanya. Sekali lagi dia meraihnya, dan mencengkramnya dengan kuat.
Lalu Orobo memejamkan matanya sambil menyeringai.
Perlahan, dia berusaha membangun kembali jembatan ingatan yang sempat runtuh beberapa saat yang lalu. Dan mulai mengorek semua informasi yang direkam Blasnage.
Didalam lautan kesadaranya. Orobo mendengar suara seseorang yang berbicara, tetapi sosoknya tidak ada.
'"Siapakah yang ada disana. Ada keperluan apa kau?"
Dia berusaha memanggil itu. Tetapi suara itu tidak menjawab. Tapi kedengaranya seperti sebuah rekaman suara.
"Prasasti ..... Kuno... sekarang .... jatuh.... tangan seseorang .... Beberapa waktu lalu .... seseorang..... Ras Dewa ... dia adalah Dewi terlemah...pernah ada.... selain itu ... Tertinggi..... Pertama..... Longinus....padanya... hati.... hati...."
Dari awal. Suara itu seperti kaset rusak. Jadi Orobo mendengarkan dengan seksama suara rekaman yang tersendat sendat ini.
Beberapa saat telah berlalu.
Dalam lautan kesadaranya. Orobo kembali mengulangi apa yang rekaman itu katakan sebanyak 5x. Lalu kembali dari lautan kesadaranya.
Orobo membuka matanya perlahan. Lalu menatap tanganya yang memegang udara kosong.
Selama menyelam. Orobo tak tahu apa yang terjadi setelah itu. Dia baru mengetahuinya setelah kembali.
Dahinya sedikit mengerut. Alisnya juga menyipit sebentar. Padanganya menuju Karl yang sekarang terlihat sangat mengerikan.
Tubuhnya yang berotot dulu, kini telah mengering, terlihat seperti tulang yang cuma dibungkus dengan kulit saja. Bahkan kedua bola matanyan melotot seakan mau keluar. Serta wajahnya dipenuhi oleh darah hitam.
Tapi apa yang membuatnya kaget adalah Blasnage yang menikam perutnya. Mebuat isian perutnya berantakan keluar, dan berceceran.
Lalu Rune yang tertulis diantara bilahnya segera lenyap seketika. Lalu penampangnya kembali seperti pedang polos berwarna gelap.
Dengan mulut berdarah. Karl mengucapkan beberapa kata menjelang kematianya, sambil memuntahkan bangak darah.
"Kau... Kenapa bisa.... bahkan tak tergores sedikitpun...GHUOGH... Jawab... Siapa kau.." Jawab Karl sambil memuntahkan darah.
"Baiklah, tidak masalah membeberkan hal yang telah kurahasiakan.... juga karena kau akan mati.."
Orobo berkata sambil mengangkat bahunya. Diam-diam. Taktik yang digunakanya saat ini terbilang berhasil. Karena dia tak ingin menggunakan banyak kekuatan, karena bisa saja identitasnya terbongkar.
Dia telah menyadari betapa pentingnya menutupi identitasnya. Serta, itulah alasan mengapa dia memakai taktik itu, dan mulai menerapkan profil rendah.
"Tapi, kau cukup tahu satu saja.. itu tidak baik bagimu. Juga nanti malah orang-orang di Alam Kematian akan tahu semua.."Balas singkat Orobo.
Orobo mendekati Karl. Meraih wajah berdarahnya dengan satu cakupan tangan."Namaku adalah Ouroboros. Dan itu sudah cukup untukmu!"
Dua kata yang barusan diucapkannya. Membuat Karl gemetaran hebat. Dia belum pernah mendengar nama itu sebelumnya. Tetapi, Kata itu seakan memiliki kekuatan yang memandang rendah semua Ras.
Namun, sayangnya, Hidupnya tak bertahan lama, Orobo dengan kuat meremas kepalanya sampai hancur berkeping keping. Isian kepala mulai berhamburan bebas.
Kini Orobo telah selesai dengan Urusanya. Tapi sekarang perhatianya tertuju pada pedang yang masih menancap pada mayat Karl, Ancient Blasnage.
Tentu, mengingat bahwa pedang ini berkaitan dengan Prasati Kuno, yang mungkin saja bisa menuntunya kepadanya.
Tanpa keraguan sedikitpun, Orobo langsung meraih dan mencabut pedang itu, lalu mengangkatnya tinggi-tinggi.
Setelah Pemegangnya binasa. Blasnage berubah bentuk ke semula. Orobo mulai mengalirkan sedikit Auranya kedalam Blasnage. Namun itu sepertinya hanya masuk sangat sedikit, tapi segera merembes keluar.
Melihat ini Orobo tak kuasa menahan linglung sebentar. Lalu raut wajahnya berubah drastis ketika teringat suatu hal barusan.
Ancient Blasnage memerlukan darah sebagai pengikat dan pengaktifannya. Begitupun Orobo segera menggigit jempolnya sendiri, yang dimana segera mengeluarkan darah, lalu meneteskan darahnya di Permata bening di sisi pedang.
Kejadian selanjutnya tak dapat diperkirakan. Permata itu mengeluarkan cahaya merah senja. Juga Orobo merasakan kalau pedang itu berkedut-kedut seperti memiliki kehidupan. Lalu dia mencoba mengalirinya sekali lagi, tetapi dengan Aura besar kali ini.
SWOOOOT.
Benar saja, Blasnage mulai menyerot Aura yang dirilis Orobo dengan lahap. Setelah sekian lamanya menyedot. Balsnage akhirnya selesai, dan keseluruhanya ditutupi oleh Aura hitam keungguan bercampur sedikit keemasan.
Hal berikutnya Blasnage mengalami perubahan bentuk yang sangat signifikan.
Keseluruhanya telah berubah total mulai dari bentuk, warna, fleksiblelitas.
Sedangkan dibagian Permatanya. Memiliki 2 ekor Ular Naga yang saling menggigit ekornya, membentuk simbol '∞' yang terpampang didalamnya.
Simbol itu berwarna Ungu gelap. Serta memiliki sedikit cahaya yang redup. Serta di pinggiran permata terdapat Rune Emas yang terukir melingkari slot.
Sementara, di bagian badan pedang. Juga terdapat Rune berwarna emas gelap yang juga terukir disepanjang bilah. Rune itu bersajak 'Penghukum Jagad Angkasa' di satu sisi, dan di sisi lainya terdapat 'Ancient Ruler Ouroboros' dalam bahasa Kuno yang telah punah.
Melihat penampang Blasnage yang mengidentifikasi dirinya. Orobo merasakan sedikit kekaguman dihatinya.
"Heh, Kalau Rune ini diterjemahkan dan dirangkai, bukanya Artinya menjadi sesuatu seperti 'Penguasa Kuno Penghukum Jagad Angkasa'. Sama sekali tidak buruk. Kau memiliki kemampuan yang bagus dalam mendeskripsikan sesuatu??.." Ujarnya sambil menatap lekat lekat Blasnage.
Kemampuan Blasnage yang masih terlihat sejauh ini adalah, Kemampuan 'Mendeskripsikan' Peningkatan' batas pemegangnya, dan sebagai cerminan dirinya. Selain itu, dalam sejarah. Pemegang pertamanya tercatat pernah berhasil mengeluarkan kemampuan lain Blasnage. Tetapi sejarah itu tidak tertulis rinci mengenai kemampuan lain yang hanya dikeluarkan oleh Pemegang pertamanya.
Seperti apakah tokoh yang mampu membangkitkan potensi lain Blasnage, sebagai Longinus Weapon Ultimate.
Orobo begitu kusyuk dalam lamunanya menatap Blasnage.
Tetapi dia segera teringat akan keadaan Duo Saudari itu. Jadi dia buru buru menyelipkan Blasnage di punggungnya.
Lalu menghampiri Abysal dan Olivia yang masih tergletak tak jauh darinya. Kemudian bergegas menghapiri mereka.
Orobo melihat wajah pingsan mereka yang damai. Ekspresinya menunjukan kelelahan yang mereka alami.
Jadi, satu satunya solusi adalah teknik penyembuhan.
Dia merentangkan kedua tanganya, merapal sihir penyembuhan. Kedua telapak tanganya memancarkan cahaya hijau redup, lalu menyelimuti mereka berdua dengan cepat..