Chereads / Kaisar Dewa Naga Kuno ( Hiatus) / Chapter 6 - Republik Levianas

Chapter 6 - Republik Levianas

Kekaisaran, adalah suatu pemerintahan berbentuk Kekaisaran yang umumnya diperintah oleh Kaisar. Namun itu tidak sepenuhnya berlaku bagi Levianas.

Memang jika dilihat oleh hadapan Publik. Levianas adalah Kekaisaran seperti pada umumnya dengan Junsha sebagai Kaisarnya.

Namun itu semua hanyalah Skema rapi yang dirancang oleh Kaum Yulios. Terutama, sesuatu yang berasal dari mereka yang disebut sebut sebagai 'Tiga Serangkai Dewi' lah mengatur ini semuanya.

Seringkali, Warga menyebutkan bahwa Kekisaran ini diberkati oleh Dewi Cryas. Tapi kenyataannya tidak sama sekali.

Sekali lagi, Tiga Serangkai ini membentuk Kekaisaran Levianas yang dikenal luas sebagai Kekisaran Perkasa yang di rahmati Dewi, yang paling mengguncang di seluruh Benua Darkya.

Sedikit bocoran, Orang dalam biasa mengenal ini sebagai 'Republik' bukanya Imperium.

Sementara saat ini. Aktivitas Istana Utama telah dimulai bahkan sebelum Fajar menyingsing. Banyak Pelayan Istana yang sudah bekerja sejak saat itu, mereka biasa melakukan apa yang harus dilakukan oleh Pelayan Dalam.

Kesampingkan hal itu, saat ini disebuah Kastil Khusus, atau lebih tepatnya Kastil Pribadi milik Ryuji, yang diberikan kepadanya secara langsung oleh Dewi Cryas, begitu mereka tiba didunia ini.

Disebuah kamar inti di dalam Kastil.

Ryuji saat ini sedang duduk termenung sambil menggenggam tangan Silvana yang tak sadarkan diri.

Juga ada Shion dan Yuvisia yang berdiri disamping menemaninya. Tatapan mereka juga mengandung kekhawatiran yang mendalam.

Tangan Yuvisia perlahan begerak gemulai menepuk pundak Ryuji sambil geleng-geleng. Adapun Ryuji menoleh kesamping dan melihat Yuvisia menggelengkan kepalanya, namun dia hanya mengabaikanya.

Melihat ini Yuvisia merasakan kepahitan dihatinya. Dia menggigit bibir bawahnya dan meremas ujung bajunya.

Situasi dikamar ini begitu sunyi. Bahkan tidak ada yang mau membuka obrolan guna memecahkan kesepian itu. Mereka sepertinya menunggu momen saat Silvana bangun, tapi itu tak terjadi.

Tiba tiba suara deritan pintu terbuka mengejutkan mereka semua. Ada sesosok gadis yang menerobos masuk terburu buru begitu saja.

Tentu saja dia adalah Narlena.

"Kalian semua dengarkan. Dewi Cryas, meminta kita untuk berkumpul di Altaria segera. Jadi, apalagi yang kalian tunggu?" Kata Narlena sambil menatap mereka bertiga.

Ryuji juga mengerti kalau dia akan dipangil tiba tiba seperti ini. Jadi dia tidak punya alasan untuk menolak undanganya. Apalagi yang kita bicarakan disini Adalah Dewi Cryas. Itu adalah tujuan dia menerima panggilan ini dengan senang hati.

Bangkit dari kursinya. Ryuji dengan mantap menatap mereka berdua, dan Narlena dengan tekad yang kuat.

Dengan langkah mantap. Ryuji berjalan sedikit lusuh mengikuti Narlena dengan postur yang ambigu..

Rombongan mereka berjalan keluar Kastil dan menuju Istana Kekaisaran. Sesampai disana. Mereka segera pergi menuju kesebuah ruangan yang memiliki sebuah karpet merah tergelar disepanjang lorong.

Lorong yang mereka lewati itu sendiri memiliki ukuran yang sangat luas yang dapat dilewati 500 orang secara bersamaan.

Dan diujung lorong itu, terdapat dua pasang pintu berbahan Marmer Putih Kelas Atas yang kelihatan sangat lebar dan panjang, juga tebal.

Pintu itu sendiri memiliki gambar tiga tokoh yang diukir dengan sangat detail, seakan gambar itu tampak nyata dan melompat keluar.

DANG.

Pintu Marmer Putih itu berderit dengan berat, itu terbuka perlahan. Lalu mereka berjalan melewatinya.

Tetapi, tatapan Ryuji dipenuhi dengan perasaan yang begitu kompleks ketika matanya menangkap sesosok Gadis berpakaian serba putih yang melayang diatas piramida yang tak jauh dari Altaria.

Tangan putihnya sepucat kertas. Wajahnya begitu menawan, akan sangat pas disandingkan gelar Dewi. Mata sayu dengan bola mata berwarna merah muda miliknya seakan mampu menjatuhkan siapapun kedalam api asmara yang menggelora.

Ditambah lagi parasnya yang memukau dengan kulit mulus tanpa cacat dapat membuat kaum Adam meneteskan air liurnya.

Tentu saja pemilik paras yang sanggup membuat dunia iri adalah Dewi Kemenangan dan Perang, Cryas. Salah satu dari Tiga Serangkai Yulios.

Tanpa menunggu lama. Ryuji dan kelompoknya segerah berlutut dibawah piramida persis, menyapa Dewi Crays.

"Kami datang menghadap memenuhi panggilan anda?" Sapa Ryuji dengan Khidmat.

Shion, Yuvisia dan Narelina segera mengikuti Ryuji yang belutut satu tangan di dada.

Kepala mereka ditundukan serendah mungkin mengingat ada seorang Dewi yang Agung berdiri tak jauh dari mereka diatas Piramida.

Mata sayu Cryas menatap mereka tanpa ada emosi sedikitpun didalamnya.

Bibir seksi merah cerinya bergerak mengeluarkan suara manis"Mm! Ryuji, ada satu hal yang ingin kupastikan??"

Cryas mengangguk serius, kilatan cahaya melintas di bola mata biru safir. Dia mengangkat tangannya lalu menjentikan jari.

TING.

Alpabet bercahaya terang muncul dalam formasi lingkaran sihir tepat didepan Ryuji.

Kemudian di pusat formasi lingkaran. Sebuah objek hitam yang disegel kedalam Prisma menyembul keluar darinya.

Mata Ryuji membelak kaget melihat objek di depanya yang membuatnya sedikit tersentak.

Dengan nada tak percaya. Ryuji berkata seolah melihat sebuah ilusi"Ini.... Bukankah ini? Dewi Cryas. Bagaimana bisa Engkau menemukanya??"

Cryas sedikit mendengus mendengar komentar Ryuji. Adapun dengan kedua gadis disisinya. Mata mereka bersinar menunjukan kekaguman besar terhadapnya.

Cryas sedikit bangga mengenai hal itu."Ketika aku pergi mengunjungi Perpustakan Surgawi. Tiba-tiba medan penghalang diseluruh Tanah Suci bergetar hebat karena sebuah tekanan abnormal. Setelah itu aku memutuskan untuk kembali ke Yulios, dan menanyakan apa yang sebenarnya terjadi.

Lalu disaat saat itu, aku merasakan Kehadiran yang begitu kuat di bawah sana. Akhirnya aku turun kebawah sebentar menyelidiki apa itu sesungguhnya, tapi yang aku temukan dalam radius 1 juta kilometer cuma lahan yang telah hancur berantakan. Dan menemukan api hitam ini tak jauh dari Danau Kaca."

Mereka menyimak cerita Cryas dengan seksama. Namun, objek api hitam didalam Prisma tiba tiba mengganas dengan sendirinya.

Kerena mendadak aktif kembali, itu justru yang mendorong mereka untuk tetap waspada.

"Kalian tidak perlu takut. Aku telah menyegelnya. Tapi aku tak tahu itu akan bertahan sampai kapan??" Ucap Cryas.

Sebelum meneruskan. Cryas menjentikan jari lentiknya sekali lagi membuat Segel Prisma kembali menyelam kedalam formasi lingkaran.

"Lupakan beberapa hal yang kukatan tadi? Aku punya sebuah perintah untuk kalian!" Cryas menjadi serius "Alasan mengapa aku memanggil kalian kesini. Bahwa Iblis telah memulai pergerakan utamanya di Desa Annuma dekat perbatasan sebelah Utara. Lalu, menurut prediksiku. Setelah mengambil alih Annuma, mereka akan mematahkan tebakanku, dan melancarkan serangan entah dari mana. Untuk itu aku meminta kalian untuk berjaga-jaga, selagi Junsha melakukan kunjungan diplomatik di Kekaisaran Antrix?"

"Aku ingin bertanya satu hal?" Ucap Ryuji dengan mantap.

"Apa, cepat katakan sebelum aku kembali keatas.?"

"Bisakah Anda mengizinkan saya pergi untuk mendapatkan setetes air dari 'Telaga Hitam' ??" Kata Ryuji memohon.

Mendengarkan permintaan Ryuji. Cryas tidak membantu tapi membelakan matanya keherenan. Bibir merahnya sedikit ternganga mendengar bualan Ryuji.

"Apa kau bodoh! Kau tahu Ancient Triangel, kan. Tapi kenapa kau malah bertanya seperti itu? Aku juga sadar kalau kau tahu dimana letaknya Telaga Hitam itu! Tetapi aku tidak yakin kau akan kembali hidup-hidup secara utuh saat kau berencana masuk ke daerah itu...!!" Kata Cryas sedikit menyentak.

Ryuji membeku seperti batu saat dihadapkan Cryas yang sedang marah padanya. Sedangkan rekan-rekannya hanya diam tak bisa membantu.

Namun melihat suasana mereka, Cryas mendengus ringan berusaha mengambil ketenangan yang dia miliki.

"Walau Ancient Triangel masih ada dan berlaku. Aku tidak bisa menjamin mereka akan sepenuhnya mematuhinya. Terlebih, mereka adalah mahkluk yang memandang rendah siapapun itu, bahkan Dewa sekalipun. Sehingga Manusia pun tidak ada artinya didepan mereka!"

Ryuji mencengkram tinjunya karena kesal permohonanya ditolak mentah-mentah. Tapi dia segera menyingkirkan kekesalanya, dan menjawab"Baik".

Ryuji sebenarnya berencana menggunakan air Telaga Hitam itu untuk kepentingan pribadi jenis apa itu. Yang jelas dia tak memiliki izin untuk hal itu.

Sepintas pemikiran mengelabui muncul dibenaknya, tapi berusaha ditahanya agar tidak terbaca Cryas.

Merasa bahwa urusanya disini hampir kelar. Cryas perlahan berjalan turun menyusuri Piramida.

Langkahnya yang Anggun membuat jantung Ryuji berdegup kencang dan melupakan akal bulusnya barusan.

Semakin dekat, semakin jelas, semakin tak karuan rasanya. Gaun putih bersih mengkilap seperti berlian. Rambut merah scarlet yang disanggul, dan terurai sebagian dengan mata merah muda bundar bagaikan biji Almond. Kulit bening sehalus sutra.

Jantung Ryuji malah semakin berdegup kencang tak terkendali saat menatap salah satu keindahan tingkat Ilahi ini.

Mendadak Ryuji merasakan kepalanya dilanda pusing hebat ketika Bibir merah menawan Cryas bergerak.

"Soal kondisi Silvana. Akan kuserahkan perawatanya kepada Luvia nanti? Setelah ini, aku akan pergi merintahkan sebagian Malaikatku untuk ikut bersamamu??" Ucap Cryas memiringkan kepalanya ke satu sisi.

Dengan begitu Cryas segera mengaktifkan Array Kelas Tinggi di pelataran yang mengarah langsung ke Khayanganya di Tanah Suci Yulios. Lalu menghilang bersama cahaya biru terang dalam sekejap.

"Huufft. Begitu cepatnya dia pergi? Aku masih ingin memandangnya, bahkan aku rela kena serangan jantung atau apapun itu karenanya??" Ujar Ryuji sambil mengelap mimisan di hidungnya.

Tanpa sadar Ryuji mendengar dengusan dingin dibelakangnya dan membalikan kepala melihat kebelakang. Shion dan Yuvisia yang sedang menatapnya dengan ekspresi yang suram.

Tetapi mereka tak bisa berbuat banyak, dan tetap membiarkan Ryuji dengan sifat Haremnismenya yang melekat erat.

Masih dalam suasana yang menggerogoti Ryuji. Narelina yang dari tadi diam seribu bahasa kini membuka mulut.

"Hei kalian! Apa kalian tak mendengar apa yang Tuan Cryas katakan tadi. Kalau tidak, aku tak akan mau mengulanginya untuk kalian?" Protes Narelina.

Tanggapan Narelina membuat mereka tersentak sadar akan apa yang dilakukanya saat ini.

"Hei hei? Ayolah, Ojou-san kita ini orangnya tidak sabaran sama sekali" Ucap Ryuji dalam bahasa asalanya.

"Ufufu. Baiklah, kita tidak bisa membuat Cryas kecewa. Kalau tidak, bukan cuma kita yang sial, tapi Ryuji yang akan patah semangat??" Ujar Shion sambil melirik Yuvisia dengan kata provokatif.

"Tidak bisakah kau tidak menyebutkan nama itu saat didekatku, Shion!" Jawab Yuvisia kesal.

"Ara-Ara~ ??" Kata Shion dengan centil sambil menutup mulutnya berpose lugu.

Mendengar balasan Shion. Yuvisia cuman bisa mengertakan giginya, sekaligus berusaha menahan diri agar tidak memperburuk keadaan.

"Ayo Nona-nona sekalian, mari kita bersiap-siap sekarang juga?" Ryuji berkata dengan semangat.

Beberapa saat setelah itu tanpa di sadari, Ryuji telah berganti dan mengenakan Zirah Platinum lengkap dalam sekejap.

Begitu yang lainya, mereka juga telah memakai perlengkapan masing-masing.

Adapun dengan Narelina, dia telah siap sedari tadi sebelum mereka, jadi dia hanya merentangan lenganya,"Aku akan menggunakan Array disini untuk mempersingkat waktu. Sebaiknya, pastikan kalian saling berpegangan dengan erat karena, kita akan berteleportasi dengan Array buatan Dewa!"

Array teleportasi yang tertanam disini dulunya dipasang langsung Oleh Dewi Cryas begitu Republik Levianas ini di didirikan untuk mempermudah urusanya.

Ryuji dan lainya tersenyum bukan senyum, dalam kecepatan cahaya. Mereka menghilang dari Altaria menuju desa Anumma diperbatasan.

.

Di sebuah Desa yang bernama Anumma yang berada sangat dekat atau bisa dibilang itu adalah Desa perbatasan Darkya.

Suasana di Desa itu sangat sepi sekali seperti tidak pernah ada kehidupan, padahal Desa berpenduduk sekitar 100 ribu orang, tapi mengapa begitu sepi. Apa mareka tahu kalau pasukan Iblis akan datang ke Desa ini.