Zakiya menatap ponselnya berulang kali. Wajah Rafka yang penuh senyuman dan cinta ketika melihatnya, membuat dia ingin sekali membuka aib yang selama ini dia tutupi. Tapi apa benar yang dia lakukan? Zakiya memohon petunjuk pada Allah atas segala masalahnya selama ini. Keraguan yang selama ini dia rasakan agar dihilangkan dari pikirannya.
Setelah lama merenung, akhirnya Zakiya memutuskan tidak mengatakannya. Dengan alasan bahwa Allah tidak suka dengan orang yang dengan mudah membuka aibnya sendiri, padahal selama ini Allah sudah menutupnya dengan rapat. Jika Rafka mencintainya karena Allah, maka dia yakin Rafka bisa menerima masalalunya. Bukankah manusia dilihat pada akhirnya? meski masalalu adalah salah hal yang penting, tapi bukan berarti semua yang terjadi di masa lalu menjadi patokan bahwa orang itu tidak akan bisa menjadi baik selamanya.
"Apa keputusanmu, Nak?" tanya Darren.
"Aku tidak akan memberi tahu Kak Rafka, Pi,"