Chereads / DOSA BESAR ALMIRA / Chapter 14 - KEHILANGAN

Chapter 14 - KEHILANGAN

AUTHOR POV

Hari ini sangat melelahkan untuk Revan, dia harus membuat laporan keuangan perusahaan bersama manajer yang lain termasuk Fajri kakak Almira yang sekarang juga udah naik jabatan jadi manajer juga.

"Gimana kabar adek gue Van? udah lama kalian ga mampir kerumah gue.

"Iya bang maaf Almira disuruh bedrest sama dokter. karena kandungannya lemah. jadi gue g berani ajak dia ketempat yang jauh" Rumah Fajri ada dijakarta Barat, didaerah cengkareng. sedangkan Revan di perumahan elit Bumi Kemang Baru didaerah jakarta selatan. lumayan jauh. jadi mereka memang jarang sekali saling mengunjungi satu sama lain.

"udah berapa bulan sekarang Van?"

"udah mau jalan 5 bulan bang"

"wah bentar lagi gue mau punya ponakan lagi ini"

"bini sama anak lo apa kabar bang?

"Alhamdulillah baik. kapan-kapan gue ajak kerumah kalian deh."

"iya bang, maen aja mungkin bisa menghibur hatinya Almira. gua yakin. dia bosan dirumah. tapi gua akhir-akhir ini juga sibuk banget sampe ga sempet ngajak dia jalan-jalan.

"jagain adek gue ya Van. sejak awal gue udah percaya sama lo.jadi tolong jangan kecewain gue."

"insyaAllah bang. lo ga mau pulang sekarang?gua mau pulang dulu bang, ada perlu sama temen mau bantuin nyari apartemen."

"iya ni gue mau pulang, udah ditunggu sama uminya anak-anak udah dimasakin soto betawi katanya."

"wah boleh juga itu. kalo gue g ada perlu sekarang gue mau ngikut lo kali bang. hahaha "

mereka pun berpisah di depan kantor. Fajri jalan duluan, sedangkan Revan masih menunggu Larisa yang rencananya hari ini mau nyari apartemen bersamanya.

"Revan. udah lama nunggu aku?"

"eh Larisa. enggak koq sa, ini baru keluar."

"Ayo berangkat, kamu mau rekomendasiin apartemen yang dimana?"

"kalau Panama Residence gimana?itu yang paling deket sama kantor Sa. sewanya juga ga terlalu mahal. nanti kamu ambil yang pertahun aja.lebih murah. nanti biar aku talangin dulu. ntar kamu bisa cicil sepunyanya kamu aja"

"Van, aku jadi ngrepotin kamu banget. kamu masih aja baik sama aku, padahal dulu aku udah nyakitin kamu."

"udahlah sa, ga usah diinget-inget lagi. sekarang kita udah punya kehidupan sendiri-sendiri. jadi anggap aja ini pertolongan seorang sahabat"

Revan dan Larisa segera menuju Panama Residence.

******

RUMAH REVAN DAN ALMIRA.

"mas Revan kemana ya jam segini tumben belum pulang. mana hpnya mati lagi. mas, dedenya pengen nasi goreng mang ujang didepan komplek ini. gimana ya mana Mbak Tamy udah balik lagi. Apa aku pergi sendiri aja ya?"

Almira mengambil dompet dan berjalan menuju jalan depan komplek tempat nasi goreng mang ujang.

tinnnnn... brak..

auuu sakit.. darah mengalir dari selangkangan Almira. dia memgaduh kesakitan dan pingsan. banyak orang yang ingin menolongnya.namun tidak ada satu kendaraanpun yang mau mengantarkan Almira kerumah sakit.

Tiba-tiba ada seorang pria tampan berkacamata yang tanpa basa basi langsung mengangkat tubuh Almira kedalam mobilnya.

Pria itu sangat panik melihat kondisi Almira yang memprihatinkan. tiba dirumah sakit Almira langsung dibawa keruang IGD. Pria itu mondar mandir dengan perasaan kacau.

"Semoga Almira baik-baik saja"

"Keluarga ibu Almira" panggil suster yang keluar dari ruang tersebut.

"Iya saya suster."

"Dokter ingin bicara lada anda. bisa anda ikut saya sebentar pak?

"iya baik sust. "

"Apa anda suami bu Almira?"

"bukan dok, saya temannya"

"kalau bisa anda hubungi suaminya, kondisi kandungan Bu Almira tidak dapat diselamatkan.segera akan kami lakukan tindakan kuretase.jika janin tidak segera dikeluarkan, maka akan membahayakan nyawa ibu Almira Pak." Pria itu terkejut mendengar bahwa Almira sedang berbadan dua. dirinya tentu sangat hancur.

"Maaf dok, saya tidak tahu harus menghubungi siapa karena Almira tidak membawa ponsel tadi. tolong lakukan saja yang terbaik buat Almira Dok. saya yang akan menjelaskan nanti pada suaminya."

"baiklah pak, kami akan segera melakukan tindakan kuretase 6 jam lagi. dan selama itu pasien harus berpuasa."

******

Akhirnya tindakan kuret berjalan lancar. 1jam kemudian Almira sadar. dia merasa pusing dan mual efek dari obat bius yang tadi disuntikkan padanya. Pria itu mendekatinya , disamping suster yang sekarang sedang memijit tengkuk Almira.

Setelah benar-benar sadar Almira meraba perutnya yang sudah datar.dia berteriak histeris.karena mengingat kejadian semalam yang merenggut nyawa calon anaknya.

"ibu macam apa aku ini. tidak bisa menjaga anakku dengan baik.Aaaaaaa.. " Almira terisak-isak.

"Tenang Almira. anakmu sudah tenang disana. kamu harus ikhlas ya"

Almira mengerjapkan matanya seolah berkata apa benar itu kamu?

"Alvin.."

"iya Almira , aku Alvin"

"Bagaimana bisa kamu ada disini?"

"Tadi aku yang membawamu kemari. Waktu kamu pingsan akibat terserempet motor".

"Terimakasih Vin".

"sama-sama Almira. kamu ingin menghubungi suamimu?"

"Iya Van, aku harus menghubunginya. dia pasti menghawatirkanku saat ini.

*****

Revan panik bukan main. dia sampai dirumah dan tidak menemukan Almira di manapun. sampai tengah malam Almira belum juga pulang. ponselnya pun tidak dibawa.

kemana Almira pergi?

Sepanjang malam Revan menyusuri jalanan dekat kompleknya. pandangannya tiba-tiba tertuju pada pinggiran jalan yang terdapat bekas darah.

"Astagfirullah.. jangan-jangan terjadi apa-apa dengan Almira." dia bertanya pada satpam komplek. dan benar ternyata tadi ada perempuan berjilbab keserempet motor didepan warung nasi goreng. Tapi Revan menyayangkan karena satpam itu tidak tahu Almira dibawa kemana.

dia meremas rambutnya frustasi. dia kembali kerumah dan berusaha tenang. hingga dia tertidur, dering ponselnya terdengar merdu membangun kan Revan dari tidurnya.

"Assalamualaikum mas"

"Waalaikumsalam Al, kamu ada dimana sekarang Al?kamu baik-baik saja?

"mas segera kerumah sakit centra medika sekarang ya.

"iya Al aku akan segera kesana."

Revan berlari menyusuri lorong menuju ruang rawat inap tempat Almira dirawat.

"Al.. "Revan memeluk Almira erat.

"kamu kenapa sayang?"

"maaf mas tadi aku keluar nyidam nasi goreng,tapi mas ga pulang-pulang. akhirnya aku beli sendiri dan waktu sampai sana aku jatuh terserempet motor. dan.. Kita kehilangan calon bayi kita mas."

Revan membeku. tapi dia tidak boleh merasa sedih didepan Almira.

"Sudahlah sayang, berarti anak itu lebih disayang Allah.kita harus ikhlas ya"

"mas..."Almira menghambur kepelukan Revan.

Alvin yang sedari tadi melihat pemandangan dua insan itu menahan nyeri dihatinya. tapi dia tidak punya hak apa-apa atas Almira.

"kalau kita berjodoh suatu hari nanti pasti Allah persatukan dengan caraNya." ucap Alvin dalam hati

********