Chereads / The Tale of Assassin / Chapter 2 - Chapter 2 : Teman

Chapter 2 - Chapter 2 : Teman

"Lagi...." Ucap Seorang Pemuda.

Disekelilingnya hanya terdapat kegelapan sejauh mata memandang, dia melayang di luasnya kegelapan. Tapi walaupun dia berada ditempat itu sendiri, dia tidak ketakutan sedikit pun. Dari belakangnya muncul sebuah Jeruji yang sangat besar dan dari dalam Jeruji tersebut muncul dua pasang mata dengan pupil berbentuk vertical berwarna hijau yang cukup besar.

"Dan Handoyo....." pemuda itu membalikan badanya saat mendengar suara yang berat tadi dan alangkah terkejutnya melihat Jeruji yang sangat besar yang mengurung sosok yang sangat besar pula. Pemuda itu melihat dengan jelas siapa sosok itu. Dia memiliki badan yang besar, tubuhnya ditutupi bulu putih, dan kepalanya, Pemuda itu mengira bahwa dia adalah Serigala. Dibelakang sosok itu ada yang melambai-lambai, jumlahnya cukup banyak. Dan pada saat Pemuda itu mempertajam pengelihataanya dia sedikit terkejut, itu adalah ekor.

"Dan Handoyo, Aku akan mengambil tubuhmu....." ucap Sosok itu lagi.

"Si-siapa kau...." Tanya sang pemuda.

"Aku adalah dirimu.... Growwwwww" sosok itu meraung dengan sangat keras, seisis ruangan itu bergetar hebat.

"Wuaaaaaaaa...Hah...hah" Pemuda itu terbangun dari kasurnya dengan keringat membasahi wajahnya, ia melihat sekelilingya.

"Mimpi lagi kah..." Ucap pemuda itu sambil menutup matanya dengan tangannya.

"Dan.... Apa kau sudah bangun, jika sudah cepat mandi dan sarapan" Terdengar suara perempuan dari arah pintu.

"Iya Bu...." Lalu dengan cepat Pemuda yang dipanggil Dan itu bangun dari kasurnya dan langsung menuju ke kamar mandi. Tak butuh waktu yang lama Pemuda itu pun telah selesai mandi.

"Dan, apa tidurmu nyenyak malam ini...?" Ucap seorang Pria yang sedang duduk di meja makan sambil membaca Koran. Dan menghampirinya dan duduk di kursi yang kosong.

"Tidur ku nyenyak Ayah, hanya saja aku bermimpi...." Dan mengingat lagi tentang sosok yang ditemuinya didalam mimpi itu, Serigala putih yang besar dan mengerikan.

"Mimpi apa?" Tanya Pria itu yang ternyata adalah Ayah Dan, Handy.

"Tidak, aku hanya mimpi buruk saja tadi malam...Hehehe" Handy agak curiga dengan itu, lalu setalah itu datang perempuan yang menggunakan Clemek sambil membawa makanan dan meletakannya di meja makan.

"Makanan sudah siap..!" Dan mencium bau yang sangat enak dari makanan yang diabwah Perempuan itu.

"Ibu ini kan kesukaanku..." Ucap Dan, Perempuan itu ternyata adalah Ibu Dan, Lina.

"Ini adalah hari pertama Dan bersekolah di Akademi bukan, jadi untuk pembukaannya, Ibu memasak makanan yang special untuk Dan...!" Ucap Lina, Dan tersenyum senang, dengan cepatnya ia mengisi piringnya dengan makanan yang ada. Lalu setelah Lina sudah duduk dan mengambil makanan, mereka bertiga pun memulai sarapan pagi mereka.

"Bagaimana Dan, apa kau sudah menguasaia teknik yang kau buat sendiri..?" Tanya Handy kepada Dan, Dan berhenti makan dan memandang Ayahnya .

"Teknik penyembuh dan penghancur yang kuat, Ya tentu aku sudah menguasaianya, tinggal mengembangkannya ketahap selanjutnya" Handy dan Lina sedikit khawatir mendengar kata penyembuh dan penghancur.

"Tapi itu tidak akan berhasil tanpa adanya bantuan dari Ayah dan Ibu" Ucap Dan sambil tersenyum kearah orang tuanya, Handy dan Lina tadinya khawatir kini tersenyum mengdengar perkataan Anak samata wayangnya itu.

"Ayah bangga padamu Nak, kau sangat cepat sekali belajar. Ayah yakin kau pasti bisa menghapai impianmu Nak" Ucap Handy sambil tersenyum kearah Dan, Dan pun ikut tersenyum didalam hatinya ia merasa senang, semangatnya bertambah untuk hari ini.

"Aku pasti akan menjadi Healther terkuat, Bukan hanya sebagai penyembuh saja tapi penolong orang lain yang kesusahan" Ucap Dan sambil mengepalkan tangannya. Handy dan Lina saling memandang satu sama lain dan kembali melihat Dan sambil tersenyum.

"Baiklah-baiklah, cepat habiskan makanan mu, kau harus berangkat kesekolah bukan..?" Dan yang mendengar itu tersadar, waktu sudah tidak sepagi saat mulai makan tadi. Dengan cepat Dan menghabiskan makanannya. Setalah menghabiskan makanannya, Dan langsung menuju lantai atas lebih tepatnya kekamarnya, ia membuka lemari dan mengambil jaket Hodie berwarna hijau tanpa lengan lalu memakainya, jaketnya sangat serasi dengan baju putihnya sebagai dalamanya, dan tidak lupa juga ia mengambil tasnya yang memiliki 1 gendongan lalu kemudian dilampirkan ke punggungnya.

{Tap...tap..tap}

"Ayah, Ibu aku berangkat dulu" Ucap Dan yang melihat Ayah dan Ibunya sedang diruang makan

"Hati-hati dijalan Dan..." Ucap Lina

"Bersikap baiklah pada gurumu dan buatlah kesan yang baik dihari pertamamu Dan...." Ucap Handy, lalu di balas senyuman dan anggukan oleh Dan, lalu kemudian Dan mulai mengenakan sepatu berwarna coklat Khas Ras Assassin. Setalah keluar dari rumah Dan langsung berlari menuju ke sekolah.

"Oh Dan, mau kemana sepagi ini..?" Ucap kakek tua yang sedang membuka tokonya.

"Kakek Sam, itu karena hari ini adalah hari pertamaku kesekolah" Setelah obrolan singkat itu, Dan melanjutkan larinya menuju kesekolah.

"Semoga saja aku tidak terlambat dalam upacara pembukaanya.."

Setelah berlari cukup lama dan melewati kerumunan orang-orang yang sedang beraktifitas, sampailah Dan didepan gerbang sekolah. di gerbang tersebut terpampang nama 'Akademi Havent'.

"Hebat... walau ini yang kedua kalinya aku kesini, tapi tetap saja ini benar-benar mengagumkan" Dan terpana dengan besarnya Akademi Havent, bentuknya seperti kastil dengan ukuran yang tidak terlalu besar tapi cukup untuk menampung 10.000 siswa didalamya dan ditengah-tengah Akademi tersebut terdapat sebuah kubah. Itu adalah kubah untuk menutupi Collosium pribadi Akademi Havent.

Sudah banyak murid yang berangkat, Dan pun masuk ke dalam Akademi Havent, hari ini Dan harus mengikuti upacara pembukaan untuk penerimaan murid baru seperti dirinya.

-Didalam sebuah Aula-

Dan berbaris di depan podium di Aula tersebut, ia berdiri cukup dekat dengan podiumnya sehingga ia bisa melihat dengan jelas sosok pria yang menggenakan pakaian putih-emas dan memakai Syal berwarna Emas sedang berdiri dipodium.

"Selamat pada kalian, para pejuang yang telah diterima di Akademi Havent. Salah satu sekolah terelit di Harvestelia. Aku tidak akan berlama-lama menyampaikan pidato untuk upacara pembuka pada hari ini. Aku berharap kalian berjuang, pantang menyerah dan bersemangat dalam belajar di Akademi Heavent ini. Kalian adalah para generasi penerus di Harvestalia tercinta ini, kalianlah yang kan melinduginya supaya tidak jatuh kedalam kegelapan yang sewaktu-waktu akan melahap dunia ini, jadi aku berharap besar pada kalian, jadilah pejuang yang hebat untuk melindungi dunia ini dan orang yang berharga bagi kita semua...." Ucap Pria itu dan pada saat kalimat terakhirnya ia mengucapkannya dengan keras, sehingga seisi Aula tersebut terdengar gemuruh-gemuruh teriakan oleh para Murid Akademi Havent.

Dan terlihat kagum melihat Pria itu, ia meraskan kewibawaan dan kebijaksanaan pada pria itu, dia tidak ikut berteriak seperti yang lain tapi ia hanya memandang Pria tersebut, tanpa sengaja pria itu melihat Dan yang sedang menatapnya dengan kagum, lalu ia pun tersenyum kearah Dan. Dan yang mengetahui itu melebarkan matanya, ia merasa terhormat mendapatkan senyuman itu darinya. Lalu Dan pun membalasnya dengan senyumannya.

"Sebelum itu aku lupa mengenalkan diriku, Namaku adalah Gerrant, Gerrant Pentdragon kepala sekolah Akademi Havent"

'Gerrant Pentdragon, sang Ksatria Naga. Jadi diakah orangnya....! Keren sekali' pikir Dan terkagum-kagum

Setelah Pria itu memperkenalkan namanya yaitu Gerrant Pentdragon, kepala sekolah Akademi Heavent, Ia pun turun dari podium lalu dilanjutkan acara-acara yang lain, Dan melihat sekelilingnya, Ruang Aula ini sangat besar sekali sampai-sampai mampu menampung seluruh murid disini, Dan melihat kesamping kanan. Disana terdapat murid-murid kelas 2, dan disamping kiri terdapat murid kelas 3. lalu ia pun menengok keatas, disana ada lantai lagi dan murid dengan pakaian yang sangat bagus dan mewah, Dan menduga mereka adalah murid dari para Bangsawan. Beberapa menit kemudian Upacara pembukaan sudah selesai, Semua murid pun berhamburan ke luar, untuk murid kelas 2 dan 3 mereka kembali kekelas-nya masing-masing, dan untuk murid kelas 1 atau murid baru, mereka melihat ke papan pengumuman untuk mengetahui dimana kelas mereka masing-masing.

"Kira-kira dimana kelas ku...?" Dan mencari-cari namanya, dikarenakan didepan papan pengumuman sangat ramai karena para murid baru masih mencari kelas mereka, Dan sedikit kewalahan untuk mencari kelasnya.

"Ramai sekali..." Dan pun keluar dari kerumunan itu, ia pun menghela nafas panjang dan berniat menunggu sampai sepi. Dia pun duduk di kursi yang tidak jauh dari situ, ia memperhatikan kerumunan Murid-murid baru yang sedang mencari kelasnya, jika dilihat dari ekspresi wajah mereka, mereka sangat senang sekali.

"Mereka kelihatan senang sekali walau berdesak-desakan seperti itu. sepertinya mereka senang bisa diterima disni ya... Hahahaha.." Dan tertawa sendiri sambil melihat kerumunan itu.

Lalu tiba-tiba dari samping Dan, muncul seorang laki-laki dengan keadan lemas dan langsung duduk disamping Dan. Dan terkejut dengan kemunculan Laki-laki itu.

"Ka-kau tidak apa-apa...?" Tanya Dan kepada laki-laki itu.

"Hah...Aku..Hah ti-tidak Hah... A-apa-apa.. Hah" Jawab Laki-laki itu dengan nafas yang tersenggal-senggal, Dan memperhatikan orang itu, rambutnya berwarna merah menyala seperti api, pakaiannya juga berwarna merah dan memakai celana dan sepatu Khas Assassin. Dan mengasumsikan dia adalah Assassin sama sepertinya.

"Dasar para murid baru itu, bisakah melihat papan pengumuman dengan tertib" Gerutu Laki-laki itu. Dan mengerti kenapa ia sangat kelehan. Lalu laki-laki itu melihat kearah Dan.

"Apa kau murid baru?" tanyanya.

"Ya, kau benar. Kau juga sepertinya murid baru juga ya kan?" Balas Dan, lalu dibalas anggukan olehnya.

"Siapa namamu?" Tanya lagi Laki-laki itu.

"Dan, Dan Lighter" Jawab Dan

"Boleh kupanggil Dan" pintah Laki-laki itu. Dan pun memperbolehkannya.

"Kalau aku, Namaku adalah..." tapi sebelum ia menyelesaikan kalimatnya, Dan memotongnya.

"Ian Dragreven" Laki-laki yang dipanggil Ian Dragreven itu terkejut.

"Darimana kau tahu namaku..?"

"Disana terdapat namamu dan fotomu karena kau adalah murid baru dengan peringkat tertinggi di ujian praktek saat tes masuk Akademi" Ucap Dan sambil menunjuk kearah kerumunan murid yang sedang melihat papan pengumuman. Ian membulatkan matanya, ia berdiri dan melihat Papan pengumuman.

"Be-benarkah..." Sebelum Dan sempat menjawab perkataan Ian, Ian sudah berlari menuju ke papan pengumuman. Dan merasa bingung dengan tingkah Ian.

Ian berlari menuju ke papan pengumuman tersebut, tapi didepannya masih banyak murid yang berkumpul. Ian mendecih, lalu ia pun melompati kerumunan itu dan mendarat tepat di depan papan pengumuman, para murid yang berada dibarisan depan agak terkejut dan mundur menyingkir dari Ian.

"Sialan.... Kenapa fotoku dipajang disini" Keluh Ian, ia melihat fotonya dan namanya berada di peringkat pertama, lalu dibawahnya ia melihat foto seorang perempuan berambut merah panjang. Diperingkat kedua ada Liana Tatsumaki. Ian seperti pernah dengar nama itu, tapi ia tidak terlalu memikirkannya. Lalu yang lebih mencengangkan lagi adalah di peringkat ketiga terdapat foto orang yang baru dikenalnya, Dan Lighter berada di peringkat ketiga.

Lalu Ian pun melompat lagi melewati kerumunan dan berlari menuju ke tempat Dan duduk.

"Dan, ternyata kau diperingkat ketiga..!" Ucap Ian kepada Dan yang sedang duduk, Dan yang mendengar itu terkejut juga, ia baru tahu bahwa dia berada diperingkat ketiga.

"Be-benrakah, Da-darimana kau tau..." Ian menunjukan kearah papan pengumuman, Dan merasa tidak enak. lalu mereka berdua pun berlari ke papan pengumuman lagi. Untuk kedua kalinya para murid baru dikagetkan oleh Ian ditambah Dan.

"I-ini diluar pikiranku" Ucap Dan, diwajahnya muncul keringat dan badanya sedikit merinding.

"Ke-kenapa fotoku dipajang disini..?" Ucap seorang perempuan disamping Dan, Ian dan Dan melihat kesamping. Mereka melihat perempuan itu sama persis seperti foto perempuan diperingkat kedua.

"Hei lihat, meraka bertiga adalah murid dengan nilai tes ujian masuk Akademi terbaik" Ucap salah satu murid, para murid yang lain pun ikut membicarakaanya. Ian dan Dan yang melihat dirinya sedang dibicarakan mulai risih, dengan gerakan cepat mereka berdua pun merobek Foto mereka dan menghilang bersamaan dengan munculnya kilatan Cahaya dan Bulu Gagak.

{Bofff...Boom}

Mereka berdua muncul kembali disuatu tempat, lebih tepatnya di lantai atas Akademi Heavent.

"Cih... aku benci sekali dengan banyak orang.." Ucap Ian dengan nafas yang turun naik. Begitu pula dengan Dan. Tapi untuk Dan dikarenakan malu dilihat banya orang.

"Ada apa dengan Akademi ini, apa setiap murid yang mendapat nilai bagus fotonya dipajang dipapan pengumuman..?" Ucap seorang perempuan disamping Dan. Dan sedikit terkejut dengan kebradaan perempuan tersebut.

"Kau Liana Tatsumaki kan, murid yang mendapatkan peringkat kedua di tes ujian masuk Akademi..?" Tanya Dan kepada perempuan itu.

Perempuan yang dipanggil Dan, Liana Tatsumaki itu menengok kesamping, ia melihat Dan dan Ian menatapanya.

"Se-sejak kapan kalian disini..?" Ucap Liana sambil terkejut. 'Dia baru menyadarinya ya..' pikir Dan dan Ian.

"Kau pun sama ya..?" Tanya Ian. Liana pun mendudukan kepalanya, Dan dan Ian mengerti maksud Liana dan mereka pun ikut menundukan kepala mereka, mereka bertiga menghela nafas panjang secara bersamaan karena kajadian untuk hari ini.

"Kalian berdua, siapa nama kalian...?" Ucap Liana dengan nada sedikit arogan

"Hei kau, perkataanmu tidak mencerminankan perempuan..!" Ucap Ian yang sedikit tidak suka dengan perkataan Liana tadi.

"Itu terserah padaku, memang ada masalah dengan Itu.. Hah..?" Balas Liana dengan gaya yang masih sama. Dan yang melihat Liana dan Ian bertengkar tidak ada yang bisa ia lakukan. Dan hanya tersenyum saja melihatnya. Tapi semakin lama Liana dan Ian mulai berhadapan, Dan merasakan firasat yang kurang enak, sepertinya mereka akan...

"Akan kuhajar kau laki-laki tidak sopan...!" Ucap Liana, lalu ia pun menerjang maju kearah Ian sambil menyiapkan tinjunya.

"Siapa yang tidak sopan dasar perempuan...!" Ian pun sama, ia menerjang maju dengan tangan yang mengepal.

Di detik selanjutnya kepalan tangan Liana mengeluarkan pusaran angin, dan Ian mengeluarkan Api. Beberapa meter lagi tinju mereka akan bertemu. Tapi sebelum itu terjadi. Diantara mereka berdua muncul Dan sambil meregangkan tangannya.

{dhuarr...Whusssh..}

Tercipta ledakan dan hembusan angin setelah kedua jurus yang dikeluarkan Ian dan Liana mengenai Dan. Asap masih bertebaran disekeliling mereka. Ian merasa khawatir dengan keadan Dan yang tiba-tiba muncul didepannya. Tapi samar-samar Ian melihat sebuah pelindung, dan setelah asap-asap itu menghilang Ian bisa melihatnya dengan sangat jelas, Ian membulatkan matanya saat melihatnya, Dan mengeluarkan pelindung disekitar tubuhnya dan menahan serangan dari Ian dan Liana secara bersamaan, tapi bukan itu yang membuat Ian sampai membulatkan matanya, pelindung yang dikeluarkan Dan adalah Cahaya.

Dan menurunkan kedua tangannya, bersamaan dengan itu pelindung Cahaya milik Dan menghilang.

"Kalian ini, padahal baru saja bertemu tapi malah membuat keributan, dimana sopan santun kalian..!" Ucap Dan menengahi mereka berdua. Liana masih terdiam, ia tercengang melihat Pelindung Cahaya Dan.

"Namaku Dan, Dan Lighter, dan dia adalah Ian Dragreven" Ucap Dan memperkenalkan dirinya dan Ian. Liana kembali dari lamunannya tentang jurus yang dikeluarkan Dan tadi.

"Dragreven, pantas saja sikapnya begitu, Cih.. dasar Bagsawan tidak berguna..!" Setelah mengucapkan itu Liana pergi. Dan hanya melihatnya saja, Sosok Liana sudah tidak kelihatan lagi. Lalu ia pun melihat kearah Ian.

"Oh.. Bangsawan ya..." Ucap Dan sambil tersenyum, Ian merasa risih dengan perkataan Dan tadi.

"Diam... jangan menyebutkan kata bangsawan lagi didekatku" Ucap Ian tidak suka.

"Maaf-maaf, tapi jika dilihat dari jurus yang kau keluarkan dan pakaian yang kau kenakan kau adalah seorang Assassin, benarkan..?" Tebak Dan. Ian mengangguk tanda bahwa tebakan Dan benar.

"Kau juga kan..?" Tanya balik Ian, Dan tersenyum mendengarnya. Ian memperhatikan Dan dengan serius, ia masih penasaran dengan jurus yang dikeluarkan Dan saat menahan serangannya dan Liana.

"Sepertinya jam pertama akan dimulai, ayo kekelas..!" ajak Dan.

"Tapi aku masih belum tau kelas ku..!" Balas Ian.

"Tenang saja. Jika tidak salah kita berada dikelas yang sama.. Ayo jalan..!" Dan pun mulai berjalan menuju ke kelasnya.

"Apa maksudmu dengan 'jika tidak salah'.. Woi Dan tunggu aku..!" Ian pun mengejar Dan yang sudah berjalan duluan.

Mereka berdua berjalan bersama, terkadang mereka mengobrol tentang diri mereka masing-masing atau tentang hal lain. Sudah banyak kelas yang mereka lalui tapi mereka masih belum menemukan kelas mereka.

"Seberapa besar Akademi ini, dari tadi aku tidak menemukan kelasnya" Keluh Dan.

Dari arah depan Dan melihat seseorang

"Dia, Liana..!" Ternyata dia adalah Liana, murid yang berada diperingkat kedua.

Ian mendecih tidak suka bertemu dengan Liana lagi. Sekarang mereka sedang berpapasan.

"Yo Liana, kita bertemu lagi.." Sapa Dan ke Liana. Tapi balasan dari Liana tidak sebaik yang Dan kira, Dan diacuhkan begitu saja dengan Liana, lalu ia pun masuk kekelas yang berada didekat mereka.

"Setidaknya ucapkan sesuatu.." Ucap Dan merasa sedikit teracuhkan. Ian menepuk punggung Dan untuk menenagkan Teman barunya itu.

"Sabar Teman, perempuan itu memang begitu kejam...! baiklah ayo kita lanjutkan mencari kelasnya" Ucap Ian.

"Ini kelasnya, Ian" Tunjuk Dan ke kelas yang dimasuki oleh Liana tadi, diatasnya terpampang nama 'Xa', Ian merasa seperti disambar petir mengetahui dia sekelas dengan perempuan menyebalkan itu (menurut Ian).

"Ayo masuk..." mau tak mau Ian pun ikut masuk, setelah didalam kelas Dan mencari tempat duduk yang masih kosong. Didalam kelas sudah banyak murid yang datang, Dan berpikir dia dan Ian yang datang terakhir. Ruangan kelasnya begitu besar dan tempat duduknya pun bertingkat. Didepan adalah meja paling bawah dan diatas adalah bagian paling belakang. Dan menemukan tempat duduk yang dekat dengan jendela.

"Sepertinya disini kosong" Ucap Dan, Lalu Dan pun meletakan Tasnya. Disamping Dan, Ian duduk dan menempelkan wajahnya dimeja. Lalu disamping kanan Dan, Liana muncul dan duduk disamping Dan.

"Kasihan sekali kau, tidak kebagian tempat" Ucap Ian yang masih menempelkan kepalanya dimeja.

"Cih diam kau..." Balas Liana dengan acuhnya.

"Hehehehe..." Dan tersenyum melihat Ian dan Liana bertingkah seperti kucing dan tikus.

"Selamat pagi Teman...!" Ucap tiba-tiba murid yang duduk didepan Dan. Dan sedikti terkejut karena tingkahnya. Dia berdiri untuk menyesuaikan tinggi banggku Dan.

"Pagi juga... kau mengagetkan ku saja" Balas Dan, murid itu tersenyum.

"Maaf, aku tidak bermaksud untuk mengagetkanmu. Kau hebat sekali bisa akrab dengan Pangeran dari kerajaan Raventell dan Putri dari Kerajaan Arashimerah" Dan membulatkan matanya, dua karajaan itu berada di wilayah Ras Assassin.

"Apa Pangeran dari kerajaan Raventell...!" Ucap Dan sedikit terkejut sambil menunjuk Ian yang masih menempelkan kepalanya dimeja

"Dan Putri dari kerajaan Arasihmerah..!" Lanjut Dan Sambil menunjuk Kearah Liana yang sepertinya tidak tertarik oleh pembicaraan Dan dan teman sekelasnya.

"Ya dan kenapa kau kaget begitu, memang kau tidak tau. Jika diliat dari penampilanmu kau juga dari Ras Assassin Kan, bagaimana bisa kau tidak mengetahuinya?" Tanya murid itu lagi.

"Hehehehe.. Aku benar-benar tidak tau" Jawab Dan sambil menggaruk-garukkan belakang kepalanya yang tidak gatal.

"Ya sudahlah, perkenalkan namaku Rei, Rei Leighton, aku dari Ras Warrior" Ucap murid itu memperkenalkan diri dan namanya adalah Rei Leighton.

"Namaku Dan, Dan Lighter, aku dari Ras Assassin" Ucap Dan. Mereka berdua melanjutkan obrolan mereka cukup lama sampai seseorang dengan menggenakan jubah putih datang dan berdiri didekat meja guru.

"Baiklah semua bisa duduk ditempat masing-masing" Ucap Pria itu, Para murid pun mematuhi perintahnya, semuanya duduk dibangkunya masing-masing.

"Oke kita lanjutkan lagi nanti.." Ucap Rei

"Baiklah" balas Dan

"Sebelumnya perkenalkan namaku Shiro Yasha, aku adalah walikelas kalian selama setahun ini. Mohon kerja samanya" Ucap Pria itu yang ternyata adalah Guru sekaligus walikelas ini.

"Kyaa tampan sekali..." Ucap murid perempuan melihat Walikelasnya yang bisa dibilang tampan itu.

"Pak guru, berapa umurmu..."

"Pak guru apa sudah punya pacar"

"Pak guru apakah anda sudah menikah."

Masih banyak lagi pertanyaan dari murid perempuan untuk guru mereka. Para murid laki-laki hanya bisa memendam rasa iri mereka kepada guru mereka. Tapi dari sekian banyak Murid perempuan yang bertanya hanya Liana yang tidak berbicara, dia hanya diam sambil memandang tidak suka kearah murid perempuan yang berisik.

"Apa kau tidak tertarik dengan Pak guru Shiro Liana..?, padahal murid perempuan yang lain sepertinya tertarik padanya" Ucap Dan kepada Liana, tapi Liana masih tidak mau bicara dengan Dan.

"Berani taruhan berapa umur Pak guru Shiro Liana, Ian, Hm.... Kalau menurutku umurnya.." Dan mencoba mengajak Liana dan Ian supaya bermain tebak-tebakan berapa umur Shiro tapi keduanya masih dalam posisi yang sama. Dan benar-benar merasah aneh dengan kedua orang tersebut.

"Kalian ini benar-benar mirip ya" Celetuk Dan.

"Jangan samakan aku dengannya..." Ucap Liana dan Ian bersama sambil menunjuk satu sama lain. Ucapan Dan bagaikan hantaman bagi mereka berdua. Bahkan Ian pun bangun karenanya.

"Akhirnya kalian bicara juga, bahkan ucapan kalian sama. Bangsawan benar-benar kompak" Ucap Dan sambil mengangguk-nganggukkan kepalanya dan melipat tangannya di dadanya.

"Kau boleh menyebutku apa saja tapi jangan pernah sama kan aku dengannya, Dan.." Ucap Ian dengan tatapan tajam kepada Liana. Liana dan Ian mulai ribut sendiri dengan Dan sebagai penengahnya. Shiro melihat mereka bertiga ribut.

"Hey kalian bertiga.." Tegur Shiro. Dan, Liana dan Ian berhenti ribut dan memandang Shiro semua.

"Bisakah tidak bertengkar didalam kelas" Ucap tegas Shiro. Liana dan Ian kembali duduk dan memalingkan wajahnya satu sama lain. Dan hanya tersenyum melihatnya.

"Baik kita lanjutkan, oh ya umurku baru..." Ucap Shiro menjawab pertanyaan dari beberapa murid tadi

'50 tahun' Pikir Ian

'20 tahun' Pikir Dan

'25 tahun' Pikir Liana

"21 tahun" Lanjut Shiro, Dan, Liana dan Ian menundukan kepalanya karena tebakannya salah semua.

"Aku belum menikah, lagian umurku masih terlalu muda untuk itu.. baiklah mungkin hanya sampai disini saja perkenalanku. Sekrang gantian kalian yang memperkenalkan diri kalian. Oke dimulai dari..." Lalu Shiro pun menunjuk 1 murid yang duduk di bangku pojok paling depan. Murid itu pun memperkenalkan namanya.

Tak lama kemudian giliran Ian yang harus memperkenalkan diri.

"Namaku Ian, salam kenal semua..!" Ucap Ian Singkat, para murid yang lain pun bingung dengan perkenalan Ian.

"Kalau boleh tau siapa nama belakangmu dan Kau berasal dari mana, Ian?" Tanya Shiro kepada Ian. Ian hanya mengehela nafas mendengar pertanyaan itu

"Ian Dragraven, Assassin" Ucap Ian, walaupun masih saja singkat. Tapi walau begitu para murid yang belum mengetahuinya terkejut. Pangeran kerajaan Raventell berada disini.

"Baiklah selanjutnya" Ucap Shiro, kini Dan lah yang harus memperkenalkan dirinya

"Namaku Dan Lighter, Ras Assassin. Senang bisa bersama dengan kalian disini" Ucap Dan dengan sopan.

"Dan Lighter, apa kau punya impian?" TanyaShiro

"Impianku adalah menjadi Seorang Healther yang kuat..." Ucap Dan dengan percaya dirinya. Tapi para murid yang mendengar impian Dan tertawa semua, kecuali Ian,Liana dan Rei.

"Kenapa kalian tertawa..?" Ucap Dan

"Yang benar saja. Aku baru tau Seorang Assassin ingin menjadi seorang Healther apa kau baik-baik saja. hahahaha..."

"Apa kau tidak mengenali Ras mu sendiri, Ras Assassin tidak memiliki kemampuan untuk menyembuhkan, mereka hanya memiliki kemampuan untuk menghancurkan kau tau itu.." Ucap Murid lain.

"Hei-hei kalian semua diam.." Ucap Shiro, dan semua murid pun terdiam, lalu ia pun melihat kearah Dan yang masih berdiri ditempatnya dengan matanya yang tertupi rambutnya.

"Memang kenapa kau ingin menjadi Healther, Dan..?" Tanya Shiro, Dan masih terdiam dan menghela nafas sejenak. Dengan senyumananya ia pun berbicara.

"Aku ingin menyembuhkan orang lain dan membantu orang yang kesusahan..." Ucap Dan dengan percaya dirinya dan senyumannya. Shiro tertegun mendengarnya, Impian Dan bisa dibilang simple menurutnya, tapi ada sesuatu yang membuta Shiro tertarik pada Dan...

"Baiklah, selanjutnya.." Ucap Shiro, Dan pun duduk kembali dan sekarang giliran Liana.

"Namaku Liana Tatsumaki dari Ras Assassin.." Ucap Liana dengan nada yang sedikit arogan.

Semua murid tersebut sama terkejutnya saat perkenalan Liana tadi,bukan hanya pangeran dari Kerajaan Raventell tapi Putri dari Kerajaan Arashimerah pun berada disini.

"Dan tujuanku berada disini adalah membantu Dan Lighter mencapai Impiannya..!" Ucap Liana. Dan sedikit terkejut mendengarnya, bukan hanya Dan saja tapi semua murid pun ikut terkejut.

"Anu.... boleh aku ulangi lagi perkenalanku.." Ucap Ian sambil menganggkat tangannya. Lalu Ian pun berdiri kembali

"Namaku adalah Ian Dragraven dari Ras Penghancur, Assassin dan aku akan membantu temanku untuk menghapai impiannya...!" Ucap Ian dengan lantangnya. Semua murid tambah terkejut, murid yang menyebutkan Ras Assassin adalah Ras penghancur merasa malu.

Dan tidak tau harus bagaimana lagi dalam suasana ini, tapi didalam hatinya ia merasa senang. Ada yang mendukung impiannya, walaupun Dan tahu mereka berdua melakukan itu bukan untuk dirinya tapi untuk membalas semua ejekan tadi.

Kemudian perkenalannya pun dilanjutkan lagi, Liana dan Ian kembali duduk. Dan tersenyum senang, padahal Dan baru saja bertemu dengan mereka berdua tapi rasanya seperti sudah mengenal mereka sudah lama sekali.

Lalu sampailah pada murid terakhir untuk perkenalannya. Bersamaan dengan itu Bel istirahat berbunyi.

"Baiklah, dikarenakan Bel sudah berbunyi kita tunda dulu sampai bel selanjutnya. Selamat siang anak-anak..." Ucap Shiro sambil pergi dari ruangan tersebut. Semua murid pun kembalu ramai dan ada beberapa yang keluar untuk beristirahat.

"Terimakasih Ian, Liana.." Ucap Dan tiba-tiba.

"Ja-jangan percaya diri dulu, aku tidak bermaksud membela mu..." Ucap Liana dengan nada yang sedikit arogan

"Aku tau itu...!, tapi terimakasih. Perkataanmu tadi memberikanku dorongan untuk menghapai impianku Hehehe" Ucap Dan kepada Liana sambil mengeluarkan senyumannya. Liana merona dengan perkataan Dan tadi.

"Tenang saja teman, aku tidak seperti Putri malu ini. Aku berseungguh-sungguh akan membantumu.." Ucap Ian yang tiba-tiba merangkul Dan. Wajah Liana tambah merah karena ledekan Ian, sedangkan Dan tersenyum.

"Terimakasih, sungguh sebuah kehromatan bagi saya bisa dibantu oleh pangeran Ian" Ucap Dan dengan bertujuan untuk menjahili Ian.

"Apa kau bilang, jika kau mengatakanya lagi akan ku masukan kau menjadi keluarga bangswan..!" Ucap kesal Ian sambil mengelur-ngelus kepala Dan dengan kepalan tangannya. Dan merasa kesakitan, tapi wajahnya menampakan senyumnya.

"Hahaha Ian... itu sakit" Ringis Dan. Dari kursi yang paling depan, ada beberapa murid yang melihat kedekatan Dan dengan Ian dan Liana. Wajahnya memperlihatkan ketidak sukaan terhadap Dan.

"Permisi..." Ucap Seorang perempuan dengan mengenakan seragam putih dan didadanya terdapat simbol naga. Semua murid di ruangan itu terdiam dan memperhatikan perempuan tersebut.

"Hari ini ada Training Battle di Collosium jika kaian ingin mengikutinya atau menontonnya silahkan pergi ke Collosium.." Setelah mengucapkan itu perempuan itu pun pergi. Semua murid yang mendengarnya langsung tertarik dan pergi menuju Collosium.

"Apa kalian ingin ikut..?" Ucap Rei kepada Dan, Liana dan Ian. Lalu dibalas anggukan oleh mereka dalam waktu bersamaan. Rei tersenyum melihat kekompakna itu.

{Di Collosium}

"WAh besar sekali..." UcapKagum Dan

"Hei Dan, apa kau baru melihat Collosium ya" Ucap Liana

"Sial... disini ramai sekali..." Ujar Ian.

"Namanya juga Collosium, apalagi sekarang ada Training Battle" Ucap Rei

Lalu mereka berempat pun mencari tempat yang kosong.

"Disini saja" Ujar Rei, mereka pun duduk ditempat pilihan Rei. Didalam Arena sedang terjadi bertarungan, semua penonton yang semuanya murid Akademi Heavent bersorak-riuh. Lalu pada akhirnya salah satu dari mereka kalah.

"Oke... bagiamana, tadi adalah pertarungan dari siswa kelas 3 dan 2, dan dimenangkan oleh siswa kelas 3 dari kelas bangsawan, aku memberikan kesempatan pada penonton, apa ada yang ingin ikut berpartisipasi dalam Training Battle ini...?" Ucap seorang Siswa dengan mengenakan Seragam putih dan terdapat simbol naga didadanya.

"Hei... kau Pangeran Kerajaan Assassin.." Ucap lantang Siswa kelas 3 tersebut, sepertinya dari Ras Warrior. Dia menunjuk ke salah satu bangku penonton, lebih tepatnya kearah Ian.

"Aku..." Ucap Ian sambil menunju dirinya sendiri.

"Cepat kemari dan lawan aku..." Tantangnya. Ian menghelas nafas, dia tidak berniat untuk ikut dalam Training Battle ini

"Sudahlah Ian, aku ingin melihat kemampuanmu..." Ucap Dan sambil menepuk bahu Ian. Serasa seperti diberi dorongan Ian pun berdiri.

"Baiklah lihatlah dengan baik-baik, kemampuan penghancur dari Ras Assassin.." Ucap Ian dengan percaya diri. Lalu tiba-tiba Ian menghilang bersamaan dengan bulu Gagak dan muncul lagi di tengah Arena

"Dia mulai lagi..." Ujar Dan.

Ditengah Arena, Ian dan Warrior itu sedang berhadapan.

"Kau jangan sombong dulu dikarenakan kau pangeran Bocah.." Ucap Warrior itu dengan arogannya

"Hei yang dari tadi sombong itu siapa..." Balas Ian

"Training Battle dimulai...." Setalah mendengar suara pluit, Warrior itu langsung menyerang. Ia mengarahkan pedangnya secara Vertical bermaksud untuk menebas Ian.

{Dhommm}

Tapi serangan itu bisa dihindari Ian dengan mudah, Ian memiringkan tubuhnya untuk menghindari serangan tersebut. Akibatnya serangan Warrior itu mengenai tanah dan membuat lubang disana.

Sekarang giliran Ian yang menyerang, Ian mencoba untuk menendang secara horizontal ke Warrior itu, tapi berhasil ditahan olehnya dengan satu tangan.

"Heh...Tendangan mu tidak berasa, Assassin.." Ucap sombong Warrior itu. Ian tersenyum mendengar perkataan Warrior itu.

"Jadi kau ingin yang ada rasanya, aku punya satu untuk mu" Setelah mengucapkan itu, Kaki Ian langsung berselimuti Api, Warrior itu terkejut tangannya merasa panas karena menahan tendangan Ian yang berselimuti dengan Api. Lalu tiba-tiba Warrior itu terdorong kebelakang.

"Ugh..." Ian menghentakan tendangannya dengan sangat keras sehingga Warrior itu terpental kebelakang dan menabrak dinding pembatas.

{Blarr...}

"Oh... Ian hebat sekali.." Puji Dan yang melihat pertarungan Ian dengan Warrior.

"Hanya begitu saja... membosankan..." Ujar Liana. Dan terkekeh mendengarnya.

Lalu tiba-tiba dari arah depan Ian, muncul Tanah-tanah runcing mengarah ke Ian. Ian langsung melompat keatas untuk menghindarinya, saat Ian berada di udara Warrior itu tiba-tiba sudah ada didepan Ian.

"Hahahaha kena kau ASSASSIN..." Teriak Warrior itu, Warrior itu mencoba menyerang Ian diudara dengan mengarahkan pedangnya secara Vertikal. Saat hampir mengenai kepala Ian, Ian menahannya dengan satu tangannya yang tiba-tiba terselimuti kilatan Api dan setelah Api itu menghilang muncul sebuah pelindung yang menutupi lengannya. Dikarenakan tenaga Warrior itu sangat kuat, Ian terpental dan meluncur dengan sangat cepatnya kebawah.

{Blarrr..}

Ian langsung menghantam ke tanah dengan sangat kerasnya. Warrior itu mendarat didekat Ian dan menghunuskan pedangnya.

"Sepertinya kau berakhir disini Pangeran Assassin.." Ian tergeletak tak beradaya, dia tidak bergerak sedikit pun.

"Apa dia sudah kalah...?" Ucap Liana

"Aku tidak yakin dia bisa terkalahkan semudah itu...?" Ujar Dan,

"Hei Dan, lihat itu..." Ucap Rei. Dan melihat apa yang ditunjuk Rei.

Tubuh Ian berubah menjadi Gagak dan berterbangan kesegala arah, Warrior itu terkejut, ia menyilangkan kedua tangannya karena Gagak-gagak itu berterbangan disekitarnya.

"Jangan pernah menyebutku Pangeran...! Bangsawan tidak berguna...!" Ujar Ian yang tiba-tiba sudah berada dibelakang Warrior itu, ditangannya ia memegang sebuah bola api yang berputar sangat cepat. Lalu Ian pun mengarahkan bola api itu ke perut Warrior itu,

{Duarrr....Bwosssh}

saat bola api itu mengenai tubuh sang Warrior, ledakan yang cukup besar tercipta, bahkan Apinya sampai menjulang ke atas. Para penonton takjub melihatnya

"Hebat, jadi inikah kekuatan dari Keluarga Dragraven..?" Ucap Dan, dia terlihat kagum melihat pertarungan tadi, lalu disamping Dan, muncul bulu-bulu Gagak bersamaan dengan munculnya Ian.

"Bagaimana menurutmu Dan..?" Tanya Ian, Dan memberikan jempol kearah Ian, tanda bahwa Ian benar-benar hebat, Ian tersenyum bangga melihatnya.

"Wuo..." Para penonton bersorak-sorai sambil melihat kearah Arena. Dan dan Ian heran, mereka melihat ke arena dan alangkah terkejutnya mereka mengetahui Liana sedang bertarung dengan Siswa lain.

"Dia, sejak kapan...?" Ujar Ian.

"Putri Liana tadi langsung melompat dan menantang murid lain untuk bertarung..." Ucap Rei yang sedari tadi melihat pertarungan Liana, dengan sekali pukulan Liana sudah berhasil mengalahkan siswa itu, lalu menghilang dan muncul lagi disamping Dan.

"Bagaimana..?" Ucap Liana tersenyum.

"Ka-kau hebat Liana..Hehehe" Ucap Dan, karena bingung mau mengatakan apa jadi hanya itu yang Dan katakan. Sedangkan Ian hanya mendecih saja.

"Memang kau melihatnya bertarung tadi..?" Bisik Ian kepada Dan.

"Tidak... aku hanya mengikuti alur saja" Bisik balik Dan.

Rei yang mendengar bisikan hanya tersenyum, Rei tahu jika Dan berbicara jujur maka dia akan dipukul Liana.

"Ini adalah pertandingan terakhir untuk Training Battle, jadi siapa kah yang ingin..." Sebelum Siswa itu melanjutkan perkatannya, muncul kepulan asap dan menampakan seseorang.

"Bolehkah aku mengambil pertandingan ini..?" Pintah orang itu yang tidak lain adalah Murid kelas Xa.

"Ya tentu..."

"Kalau begitu, DAN LIGHTER aku menantangmu bertarung...!" Ucap murid itu dengan lantang. Dan terkejut mendengarnya.

"Oh bukankah dia berada dikelas yang sama dengan kita..?" Ucap Ian.

"Ya... dia adalah Zeres kasin, salah satu bangsawan dari Ras Assassin" Jelas Rei, Dan yang mendengar itu dari Rei menatap tajam kearah Zeres. Tiba-tiba Dan merasakan ada yang menepuk punggungnya.

"Sekarang giliranmu Dan, tunjukan kemampuanmu.." Ucap Ian, Dan membulatkan matanya karena perkataan Ian tadi, bukan hanya Ian saja tapi Liana pun ingin melihat kemampuan Dan. Tidak ada pilihan lain Dan pun menerima tantangan itu.

"Baiklah..." Dan berdiri, ia tidak sengaja melihat bekas luka di bahu Ian saat pertarungan tadi, tangan Dan menepuk Bahu Ian, lalu ia pun beralan menuju ke arena dengan jalan kaki.

"Cih kau berlagak sekali hanya kerena terlihat akrab dengan Pangeran dan Putri Kerajaan Assassin.." Ucap Zeres sedikit Arogan. Dan mulai mengerti kenapa Zeres mengajaknya bertarung.

'Konsekuensi jika dekat dengan orang yang penting...' pikir Dan.

Bunyi pluit pun terdengar, tanda bahwa Pertandingan Battle Training sudah dimulai. Zeres langsung meghentankkan kakinya ke tanah, lalu muncul Es-es tajam yang menjulang menuju kearah Dan. Dan yang mengetahui itu menghindar kesamping agar tidak terkena serangan itu.

'Es, dia...' Pikir Dan.

"Hebat juga kau bisa mengehindarinya orang kampung...!" Ucap Zeres dengan nada yang mengejek, Dan hanya diam saja dikatakan begitu, lalu Zeres pun membuat sebuah shuriken dari Es dan melemparkannya ke Dan. Tapi masih bisa di hindari olehnya. Zeres mulai maju menyerang, dia berusaha untuk memukul Dan, tapi selalu ditangkis. Terjadilah saling adu pukul antara Dan dan Zeres.

"Dia Bisa mengendalikan Es...?, Hm.... sepertinya aku sedikit kenal dengan Bangsawan pengendali Es itu..?" Ucap Ian sambil melihat ke arena, Lalu tanpa sengaja ia melihat kearah Liana, wajahnya serius sekali melihat pertandingan. Ian mengetahui tatapan itu, Liana juga sama penasarannya dengannya.

"Hoi Tuan Putri, apa kau juga penasaran..?" Tanya Ian kepada Liana, Liana tersentak sedikit akan perkataan Ian tadi,

"Jangan panggil aku Tuan Putri, pangeran..." Balas Liana sambil menekankan kalimat terakhirnya, Ian hanya tersenyum.

"Kalau begitu jangan panggil aku Pangeran, tapi apa kau penasaran juga tentang Element yang dimiliki Dan..?" Tanya Ian. Liana terdiam sejenak, Ian sepertinya membaca pikiran Liana. Sejak kejadian di lantai atas Akademi, Ian tidak habis pikir dengan kekuatan Dan.

"Ya, memang kenapa..?" Balas Liana, Ian tersenyum senang karena dugaanya benar.

"Tidak, sebenarnya aku juga penasaran dengan Dan...."

Kembali Ke arena, Zeres melompat dengan tingginya lalu melemparkan Es tajam ke segala arah, Dan terkepung oleh Es-es itu. Setelah Es itu mengenai tanah dengan cepatnya merambat menuju ke Dan dari semua arah. Sehingga Dan terpenjara oleh duri-duri Es, Dan tidak bisa berbuat apa-apa lagi.

"Aku kira kau benar-benar hebat Assassin kampung, sampai kau berani berdekatan dengan Tuan putri dan Pangeran.." Ejek Zeres, sedangkan Liana dan Ian memandang Zeres tidak suka karena terus dipanggil seperti itu.

"Aku peringatkan, menjauh lah dari mereka..! Kau sungguh tidak pantas berada disamping mereka dasar Assassin kampungan..!" Ancam Zeres kepada Dan, untuk Dan sendiri dia hanya terdiam.

"Apa hanya itu saja..?" Ucap Liana.

"Sabar Liana, Dan belum mengeluarkan kemampuannya, aku yakin dia bisa mengelahkan Bangsawan itu dengan mudah" Ucap Ian sambil memganggi bahu yang terdapat luka dari pertandingannya melawan Warrior tadi.

"Diam mu itu aku artikan sebagai jawaban Iya, jadi mulai hari ini..." Perkataan Zeres terpotong oleh Dan.

"Tunggu dulu, jangan seenaknya membuat keputusan..!" Ucap Dan sambil tersenyum, Zeres mendecih tidak suka.

"Memang kenapa jika aku dekat dengan Ian dan Liana..?" Tanya Dan, Zeres tidak suka mendengar Dan menyebut Ian dan Liana langsung dengan nama depannya.

"Kurang ajar kau, berani-beraninya menyebut nama mereka langsung..!" Ucap Marah Zeres.

"Hei jawab pertanyaanku..?" Tanya Dan sekali lagi.

"Itu sudah pasti karena kau tidak sederajat untuk mereka, kau hanya orang miskin, kau adalah rakyat jelata. Orang sepertimu tidak pantas bersanding dengan orang seperti kami...!" Jawab Zeres dengan arogannya, Dan tersenyum sambil menggelengkaan kepalanya.

"Kata siapa tidak sederajat dengan mereka, Aku adalah Assassin, mereka berdua adalah Assassin bahkan kau pun Assassin. Assassin berasal dari satu orang, yaitu moyang kita sang pendiri Aliran Assassin. Apa itu tidak sederajat menurutmu..?" Tanya Dan. Zeres benar-benar bungkam akan perkataan Dan itu. Sedangkan Liana dan Ian sepertinya sangat lega karena Dan mewakili mereka untuk membelas semua ejekan itu.

"Tapi kami adalah para bangsawan, harta kami lebih banyak darimu, kami memiliki segalanya, sedangkan kau. Kau hanya orang miskin, kau juga tidak memiliki segalanya. Itu membuktikan kau tidak pantas bagi mereka" Balas Zeres lagi. Dan mengehelas nafas sebelum berkata.

"Bangsawan ya. Gelar itu hanya bisa kau dapat jika kau kaya dan memiliki segalanya. Jika kau kehilangan itu semua kau juga akan mendapatkan gelar Miskin sama sepertiku. Itu juga berlaku kepada mereka" Ucap Dan sambil melirik ke arah Liana dan Ian.

"Sejauh ini aku mendapatkan informasi menarik dari mereka. Orang yang sudah mempunyai segalanya, iri dengan orang yang tidak punya segalanya, dan orang yang tidak mempunyai segalanya, iri dengan orang yang mempunyai segalanya. Informasi yang menarik bukan..!" Liana dan Ian benar-benar terkejut akan perkataan Dan tadi. Perkataanya seakan mengerti perasaan mereka berdua.

"Hahahahaha.... Mana mungkin Orang yang sudah mempunyai segalanya, iri dengan orang yang tidak punya apa-apa. Itu hanya omong kosong belaka" Balas Zeres dengan nada mengejek.

"Ya ampun berbicara denganmu sulit juga ternyata..." Ucap Dan. Semua penonton sangat serius menyaksikan perdebatan antara Dan dan Zeres, ada beberapa yang setuju dengan opini Dan, dan ada pula yang setuju dengan opini Zeres.

"DAN....! Jika kau menang, kau akan kutraktir makan sepuasmu..." Dan mendengar sebuah teriakan dari belakangnya, lalu ia pun menengok kearah sumber suara. Ternyata itu adalah Ian. Dan tersenyum mengetahui itu, bukan hanya itu saja. Liana lalu berdiri dan berniat melakukan hal yang sama dengan Ian.

"HAJAR Bangsawan tidak berguna itu, atau kuhajar kau... DAN.....!" Ucap Liana dengan lantangnya. Dan merasa aneh dengan Teriakan Liana tadi.

'Itu Dukungan atau Ancaman..?' Pikir Dan, Zeres yang mendengar itu tambah Geram. Ia berniat untuk menusuk Dan dengan Es yang berada disekitar Dan.

Tapi sebelum itu terjadi dari bawaha Es yang mengelilingi Dan, muncul sebuah Magice seal (Segel Lingkaran Sihir) kecil. Lalu kemudian dari Segel tersebut muncul 5 Tiang berwarna Hitam Legam dimasing-masing segel dan menghancurkan Es disekeliling Dan.

Zeres terkejut dengan munculnya Tiang Hitam itu, bentuk Tiang tersebut cukup unik, Bentuk tiangnya seperti segitiga siku-siku berdiri dengan bagian depannya yang tajam . Tiang tersebut memiliki Aura Hitam yang pekat, para penonton pun terkejut melihatnya. Ian, Liana dan Rei mereka membulatkan matanya saat merasakan aura yang ada pada Tiang hitam yang dimunculkan Dan.

"I-itu bukan hanya aura hitam biasa, I-itu..." Ucap Rei terbata-bata.

"Kegelapan..." Lanjut Ian. Sedangkan Liana henya terdiam, 'Dan Lighter, siapa kau sebenarnya..?'Pikir Liana.

Kembali ke Arena, kini Es yang mengelilingi Dan sudah hancur menjadi serpihan-serpihan kecil. Zeres mendecih tidak suka, ia tidak sengaja melihat ada dua Es yang masih menanjam di belakang Dan. Tak tinggal diam Zeres mengendalikan Es tersebut dan mengarahkannya ke arah Dan.

{Crackkkkk.... Sring...}

Zeres membulatkan matanya untuk kesekian kalinya, usahanya untuk menusuk Dan tidak berhasil karena Dan dilindungi oleh 5 Tiang Hitam miliknya, dan saat mengenai Tiang Hitam Dan, 2 es tersebut langsung menyebar kesamping dan keatas dengan cepatnya.

Sedikit demi sedikit Es tersebut berubah menjadi berwarna hitam, dan berhenti berubah setelah setengah dari bagian Es tersebut sudah berwarna Hitam. Dari pandangan Zeres, Dan seperti Raja yang sedang berada disinggah sanah-nya, Para penonton terpanah melihat Dan dengan latar belakang Es yang berwarna Hitam dan biru transparan.

Lalu sedetik kemudian Es itu hancur berkeping-keping, Dan mulai berjalan maju. Tiang dibelakangnya mengikuti setiap langkah Dan, diantara Tiang Hitam tersebut ada 2 Tiang yang mendekat kearah Dan. Lalu Dan pun memegangnya.

Dan mulai mempercepat langkahnya, cepat, semakin cepat. Zeres yang mengetahui itu tidak tinggal Diam, dia membuat Es runcing disekelilingnya dan mengarahkan ke Dan. Tapi dengan mudahnya Dan menebas Es-es tersebut dengan Tiang Hitam yang dipegannya. Bagian-bagian Es yang terjatuh ketanah menyebar dan mengarah Ke Dan. Tapi tetap saja Dan masih bisa menanganinya.

Jarak mereka samakin dekat, Zeres semakin membabi buta untuk menyerang Dan.

"HhAAAAA..!" Zeres terus menyerang Dan dengan Es-esnya. Dan selalu menebas serangan demi serangan, dan terkadang menghindarinya.

Pada saat Dan sudah berada tepat didepan Zeres, Zeres menciptakan Es yang begitu tajam di samping dan dibawah Dan.

{Crackk... Krak..crang..}

Dan memutar tubuhnya lalu menebas semua serangan Es yang muncul, Zeres terkejut dan membulatkan matanya, ia melangkah mundur. Dan yang melihat kesempatan itu mengeluarkan Aura hitam disekujur tubuhnya. Hanya sekedipan mata Dan sudah berada dibelakang Zeres, lalu Zeres pun ambruk.

{Priiittt...}

"Pertandingan terakhir Training Battle, pemenangnya adalah..." Ucap Murid yang meniup peluit itu tapi sebelum kalimatnya selesai, Ian dan Rei memotongnya.

"DAN LIGHTER..." Ucap Ian dan Rei yang sudah berada di samping kanan-kiri Dan. Ian mengangkat tangan Dan sambil menyebutkan Nama Dan.

Dan sedikit terkejut, tapi walaupun begitu ia tersenyum akan tingkah teman barunya itu.

"Ini adalah langkah pertama ku untuk menjadi apa yang kuimpikan selama ini..."

.

.

.

.

.

~Bersambung~