Chereads / Me, After Losing You / Chapter 18 - Sibling

Chapter 18 - Sibling

Seorang pria dewasa tengah duduk di samping brankar rumah sakit dimana seorang wanita yang terlihat seumuran dengannya terbaring tak sadarkan diri. Walaupun saudarinya tak sadarkan diri, dia tau bahwa wanita itu baik-baik saja.

Benar saja, tak lama kemudian bulu mata lentik wanita itu mulai bergerak-gerak dan perlahan matanya terbuka. Orang pertama yang dia lihat adalah orang yang memang dia harapkan.

"Aku pikir kau lupa dengan janjimu," ucap wanita itu dengan pelan kemudian berusaha bangkit untuk duduk.

"Mana mungkin aku lupa bodoh," jawab pria tersebut, wanita itu tampak tak peduli sebutan yang digunakan pria itu untuknya.

"Apa aku baik-baik saja?" tanya wanita itu sembari mengangkat tangannya.

"Jangan sentuh wajahmu gadis bodoh!" Pria itu mencekal pergelangan tangan saudarinya yang hendak menyentuh wajahnya.

Wanita itu memutar bola matanya malas, sudah jelas bahwa wajahnya tidak diperban yang berarti bahwa dia baik-baik saja.

"Wajahku tidak diperban." Ucapnya ketus.

"Mengapa harus diperban? Itu tidak diperlukan."

"Lalu mengapa tidak boleh disentuh?"

"Suster baru saja mengoleskan salep obat ke wajahmu bodoh, oh, bukan hanya wajahmu tapi hampir ke seluruh tubuhmu."

"Memangnya apa yang terjadi? Apa operasinya gagal?!" tanya wanita itu dengan panik.

"Kau melakukan operasi tiga minggu yang lalu dan bertanya apa operasimu gagal sekarang, serius? Yang benar saja, astaga!!" pria itu tak menyangka bahwa saudarinya bisa sebodoh ini.

"Lalu apa yang terjadi dengan wajahku?! Tadi saat di restoran aku benar-benar merasa wajahku terbakar!" ucap wanita itu mencoba meyakinkan saudaranya. "Jelaskan padaku!!" lanjutnya dengan mengguncang lengan pria itu.

"Mengapa kau bodoh sekali sih? Sudah jelas-jelas gejala yang terjadi itu karena kau alergi." Jawab pria itu santai.

Wanita itu mulai mengingat-ingat kejadian kemarin saat mereka baru saja sampai di negara ini.

Saat saudaranya pergi ke toilet dan meninggalkanya di toko Bakery & Coffe, ia yang sudah kelaparan langsung beranjak untuk membeli roti-roti yang berjajar indah di lemari kaca.

Itulah keunikannya, toko ini tidak menyediakan waitress sehingga pengunjung harus mengambil sendiri roti yang ia mau dari lemari kaca dan meletakkannya di nampan aluminium kemudian membawanya ke kasir untuk dikemas kedalam kotak. Sembari menunggu roti dikemas, ia juga sempat memesan ice frapucino dan hot cappucino untuknya dan saudaranya.

Setelah roti yang ia pesan sudah dikemas, ia langsung beranjak menuju meja mereka tadi dan menyantap beberapa roti tanpa tau apa nama roti yang ia makan. Roti kedua, ketiga, keempat, dan kelima sampai ia mulai merasa kepanasan.

Sesaat setelah minuman yang ia pesan diantar, ia langsung menenggak ice frapucino yang mendinginkan tenggorokannya. Namun hanya sementara karena setelah itu ia merasa seluruh tubuhnya terasa panas dan bahkan wajahnya terasa terbakar.

Sesaat sebelum ia kehilangan kesadarannya, saat itu jugalah saudaranya datang dan menangkap tubuhnya yang hampir terjatuh ke lantai.

"Aku hanya memakan roti! Aku yakin tidak memakan pie apel, lagipula pie apel tidak mengandung kulit apel, jadi tidak mungin reaksi alergiku muncul," ujar si wanita dengan meyakinkan.

"Ini di Ausie," ucap pria itu lagi sambil menyentil kening saudarinya. "Mungkin saja kau alergi sesuatu yang tidak ada di Indonesia," lanjutnya santai.

"Seperti?" tanya si wanita.

"Mungkin tepung."

"Bagaimana kau tau?"

"Itu kata dokter, gadis bodoh."

Wanita itu hanya mendengus kesal melihat kelakuan saudaranya yang tak pernah bosan memanggilnya dengan sebutan 'gadis bodoh'.

"Sudahlah, lupakan saja. Jadi, apa kita bisa pergi dari sini?" tanya wanita itu lagi.

"Setelah botol infus itu kosong," wanita itu langsung memandang IV yang terhubung ke tangannya dan mendengus kesal.

"Itu masih penuh!" ucapnya dengan kesal.

"Sepertinya aku lupa bilang kalau suster tadi juga baru saja mengganti botol infus itu saat ia datang mengoleskan obat."

"Itu akan memakan waktu lama, lihatnya infus ini sangat lambat!" ucapnya sambil menunjuk tetesan cairan IV tersebut.

"Kau hanya perlu bersabar sampai nanti malam atau lebih memilih kejang-kejang setelah mempercepat infus itu?" ucap pria itu setelah melihat si wanita berusaha meraih pengontrol infus.

Melihat saudarinya siap melontarkan kata bantahan, pria itu melanjutkan kalimatnya dengan cepat, "Jangan membantah jika kau ingin cepat keluar dari sini."

"Huft.." lagi-lagi ia hanya bisa mendengus sebal melihat saudaranya yang selalu memerintah.

Setelah bosan menatap saudaranya yang hanya memainkan ponsel di tangannya, akhirnya wanita itu mulai membuka suara.

"Apa menurutmu wajah ini cantik?" tanyanya asal.

"Cantik, mungkin aku bisa jatuh cinta padamu."

"Aku adikmu, bodoh!" ujarnya lagi dengan sarkas. "Kalau kau mau, jatuh cinta saja dengan wanita asli yang punya wajah ini."

"Jangan mengataiku!" ucap si pria tak kalah sarkas.

"Kau juga mengataiku dengan sebutan itu! Kau…"

Tok tok tok!!!

"Masuk," jawab pria itu lalu kembali menatap ponselnya.

Sesaat setelah itu masuklah seorang pria berbadan besar yang lebih pantas menjadi seorang bodyguard daripada seseorang yang membawakan makanan.

Selama wanita itu sibuk dengan pemikirannya, ia tak sadar bahwa pria yang duduk di sebelahnya sudah menarik meja khusus yang berada di bawah brankar.

Pria yang membawa makanan tadi hanya meletakkan kantong makanan yang ia bawa di atas meja brankar lalu menunduk hormat sebelum berkata "Excuse me, sir," dan beranjak pergi.

"Mau sampai kapan kau mengerutkan keningmu seperti nenek sihir?" pertanyaan itu sontak membuat si wanita mendengus.

"Dia tidak seperti kurir pengantar makanan," ucap si wanita penasaran.

"Tidak ada yang berkata bahwa dia adalah kurir pengantar makanan,"

"Dia suruhanmu?" tanyanya yang dijawab dengan anggukan.

"Apa kau sudah bertemu Claire? Maksudku, melihatnya dari jauh," tanyanya lagi.

"Belum, tapi orang-orangku sudah mengawasi gerak-geriknya dari jauh," kali ini wajah mereka berdua terlihat lebih serius dari sebelumnya.

"Kutebak kau sudah menyuruh mereka dari jauh-jauh hari sebelum kita kemari,"

"Seminggu yang lalu, hanya memantau aktifitasnya sehari-hari. Kau tau? Aku rasa dia sudah cukup dekat dengan Diandra," ujar pria itu yang mulai membuka kantong makanan tadi.

"Huh.. dia pasti hanya memanfaatkan Diandra saja," komentar si wanita.

"Entahlah, lagipula itu bukan masalah. Masalahnya adalah dia sepertinya sudah berbaikan dengan kekasihnya," ujar si pria lagi sambil menyusun makanan ke atas meja brankar.

"Kita hanya perlu membuat masalah baru di antara mereka," ucap si wanita lagi dengan senyum licik.

"Aku sudah punya rencana untuk itu, kau hanya perlu makan dan istirahat agar segera pulih, ayo makan," kali ini pria itu menyodorkan semangkuk sup sayur.

Wanita itu tidak bisa lebih terkejut lagi saat menatap semua makanan di atas meja brankar, semuanya hanyalah sayur dan kacang-kacangan yang sama sekali tidak menarik perhatian serta salad buah.

"Kau pikir aku seekor kambing?!" sentak si wanita marah.

"Kau yang berkata seperti itu, aku tidak mengatakan apapun," jawab saudaranya santai.

"Lalu apa ini? Kenapa semua sayurnya seperti ini dan kenapa tidak ada sepotongpun ikan atau daging?!" pasalnya saudaranya jelas tau semua makanan yang disukainya.

"Sudahlah jangan banyak bicara, Claire lebih kurus darimu maka kau harus sedikit diet,"

"Kau mengataiku gemuk?!" bentak si wanita.

"Aku tidak bilang begitu, aku bilang kalau Claire lebih kurus,"

Sebelum si wanita sempat angkat suara, pria itu sudah terlebih dahulu memasukkan sesendok penuh sayuran ke dalam mulut saudarinya.

"Makan sayur itu sehat, jadi kau harus makan sayur yang banyak," ujarnya tanpa merasa berdosa.

Wanita itu buru-buru mengunyah dan menelan semua yang ada di mulutnya sebelum berteriak kesal.

"Evaaaaannnnn!!!!"

✏ PENULIS ✏

Hallo semuanya.. I came back 😊😊

Mohon maaf karna lebih dari sebulan aku gk update 😔

Big thanks buat yg masih setia menunggu kisah mereka, sebentar lagi mulai konflik jadi aku berusaha sebaik mungkin buat gk ngecewain kalian, aku gk mau cerita ini terlalu panjang yg nanti terkesan membosankan ataupun terlalu pendek yg malah terkesan terburu-buru.

Adrian muncul di part selanjutnya yahh..

Comment dan Review SANGAT aku tunggu dari kalian, kalau boleh vote juga tapi gk maksa 😌

Semoga kalian gk bosan menunggu karna cerita ini pasti aku tamatin disini kok, love you all 😘

Mohon maaf juga bacotan aku kali ini lumayan panjang juga yaa?? 😅😂😂