Aku dan Tia saling menceritakan kegiatan kami sepanjang pagi ini, pengalaman-pengalaman bertemu dengan penduduk secara langsung. Aku lebih beruntung dari Tia karena warga yang kudatangi semuanya menyambutku dengan ramah dan antusias sementara Tia mengatakan ada beberapa penduduk bahkan tidak berkenan ketika dia masuk ke dalam rumah mereka untuk melihat jamban atau kandang yang mereka miliki.
Aku melihat pak Irman memasuki ruangan ini bersama Ali di sampingnya, aku segera berdiri menyambutnya dan menyalaminya, dia datang sendiri tanpa istrinya karena Bu Tutik mesti menjaga anak-anak mereka. Aku memperkenalkan Tia pada Pak Irman sebagai salah satu sahabatku. Kami berbincang untuk waktu yang lama karena acara belum juga dimulai, Aku menjadi gugup saat Pak Irman menyinggung kedekatanku dengan Ali, pipiku memerah sedang Ali hanya tersenyum simpul hanya Tia yang terlihat bingung.
"Wah, apa mbak Tia belum tahu ya kalau mereka sudah bertunangan,"
"Eh...."
