" Gedung Biru Dermaga Muara Kamal "
Di tempat lain, di Gedung Biru Dermaga Muara Kamal yang terletak di Muara kamal, Jakarta Utara yang berdekatan dengan pelabuhan Muara Angke. Gedung ini menjadi ikon wisata yang terkenal di kawasan tersebut dan sering juga digunakan sebagai lokasi berbagai acara seperti pesta pernikahan, seminar, pertemuan bisnis, dan acara seni budaya.
Di ruang pertemuan, para personil polisi sedang mengadakan rapat. Bahwa malam nanti di Muara Kamal akan terjadi transaksi narkoba.
"brata, bagaimana kamu sudah mendapatkan sinyal nya dimana...?", tanya
Detektif brata masih fokus ke layar komputernya sambil jari jemarinya terus mengetik, "nomer yang digunakan hassan adalah nomer palsu. Tetapi kami sudah melacak nomer tersebut dan Kami sudah mendapatkan titik kordinat dari nomer telepon itu berada", ujarnya.
"sambungkan ke layar...!", perintah kombes.pol haryo.
Titik kordinat langsung di tampilkan ke layar proyektor dan dilihat semua personil polisi.
"menurut pengakuan hassan. Malam ini akan ada transaksi narkoba di Muara Kamal. Tetapi info ini tidak bisa untuk dipercaya kebenarannya, untuk itu malam ini kita akan melakukan operasi untuk mencari tau kebenarannya dan menggagalkan transaksi narkoba mereka...", jelas kombes.pol haryo.
Kombes.pol haryo mengambil pointer laser dan mengarahkan ke layar proyektor, "dua titik kordinat yang kita dapatkan. Kita akan membagi menjadi dua tim, untuk tim satu kalian menuju ke lokasi TPI atau Tempat Pelelangan Ikan, dan tim kedua yang ke Dermaga Apung. Jelas semuanya...!!"
"Siap jelas komandan...!!", jawab kedua tim serempak.
~~~
" Di Tengah Dermaga Apung Muara Kamal "
Pukul 20.00 WIB
Udara dingin di tengah dermaga apung muara kamal terasa sangat menusuk setiap jengkal kulit para personil polisi karena telah menunggu selama berjam-jam untuk mengawasi sekeliling dermaga.
Tepat pukul jam 8. Gelap dan sunyinya muara kamal melihat cahaya lurus dan suara mesin disel kapal, menembus gelap dan keheningan muara. Dengan menggunakan teropong nampak dua kapal yang muncul bersebrangan.
Dari kejauhan kedua kapal itu saling bertukar barang. Detektif satria yang sebagai ketua tim langsung memberikan kode untuk bersiap menyerang.
Dor!
Detektif satria melepas peluruh ke atas udara, "kami sudah mengepung tempat ini. Serahkan diri kalian...!!"
Dor... dor... dor
Aksi baku tembak antara tim satgas (Satuan Gabungan) Polres Metro jaya, yang dipimpin langsung oleh kombes.pol haryo dengan para penyelundup narkoba dari sebuah kapal asing yang mencoba melawan menggunakan senapan, membuat suasana muara jadi mencekam.
Dor!
Perhatian detektif satria teralih. Dia terkejut saat peluruh meleset melewati sedikit menyerempet kulit lengannya.
Setelah lima belas menit melakukan baku tembak. Polisi berhasil meringkus dan menangkap tiga warga Jakarta dan enam orang warga asing asal china, dua orang lainnya tidak terselamatkan karena mendapatkan luka tembak yang banyak.
"jangan bergerak! Angkat tangan...!!", perintah polisi dengan menodongkan pistol kepada para pelaku pengedar narkoba.
Para polisi menemukan 15 kilogram narkotika berjenis methamphetamine di bawah deck kapal. Sembilan pelaku transaksi narkoba itu langsung dibawa ke Polres Metro Jaya untuk penyelidikan.
Di tempat lain, tepatnya TPI atau Tempat Pelelangan Ikan. Tempat tersebut adalah sebuah pasar, tempat pelelangan ikan-ikan segar yang di tangkap dari nelayan untuk kemudian di jual.
Di sana personil polisi berhasil meringkus pelaku penyelundupan narkoba yang di sembunyikan di gentong-gentong berisi ikan segar. Para pelaku langsung di ringkus untuk dibawa ke Kantor Polres Metro jaya untuk melakukan pemeriksaan.
***
" Ruang Analisis - Polres Metro Jakarta Pusat "
Pagi harinya di Kantor Polres Metro Jakarta Pusat begitu sangat sibuk dengan kasus penyergapan pelaku pengedar narkoba. Semua pelaku yang terangkap saat ini sedang melakukan interogasi dan penyelidikan oleh para petugas polisi, dan ruang analisis saat ini dipenuhi para detektif kepolisian berkumpulkan menganalisa membahas tentang rentetan kejadian dari penyelidik narkotika yang marak di kota Jakarta.
"satria, bagaimana keterangan dari pemilik kapal...?", tanya kombes.pol haryo.
"pemilik kapal mengaku, saat paginya ingin memeriksa jaring ikan. Dia menemukan tas besar berwarna hitam dibawah deck kapalnya, namun dia takut karena para pelaku mengancam nya, jadi dia merahasiakan keberadaan tas berisi narkotika...", ujar detektif satria.
"pemilik kapal juga mengatakan dia tidak mengenali pelaku. Dia juga tidak jelas kapan dan apa yang di taruh pelaku didalam deck kapalnya, dia hanya di perintahkan untuk tetap diam merahasiakan. Saya telah menyelidiki latar belakang pemilik kapal ini. tidak ada yang mencurigakan...", jelas detektif satria.
"bayu, bagaimana dengan pemilik TPI...?", tanya kombes.pol haryo.
Terdengar helaan nafas dari detektif bayu, "pemilik dari TPI, dia ditemukan di dalam gudang dalam keadaan tak bernyawa. Menurut kesaksian para warga pemilik TPI atau dikenal pak wahyudi, sudah 3 hari mereka tidak melihatnya..."
"bagaimana dengan bukti fisik?", tanya kombes.pol haryo.
"kami tidak mendapatkan apapun dari tempat kejadian. Sesuai dengan sidik jari yang ada di atas pistol, terus jalur peluruhnya. kita dapat memastikan kalau korban itu bunuh diri dengan menembak diri. Dan juga sesuai dengan hasil pemeriksaan bagian senjata, di atasnya hanya ditemukan sidik jari korban...", jelas detektif bayu.
"hasil laboratoriumnya bagaimana?"
"untuk hasilnya kami masih menunggu kabar dari dokter heru. Dokter heru sedang melakukan pemeriksaan pada tubuh korban. Kami akan segera memberitahu, jika hasil sudah keluar...", ujar detektif bayu.
Kombes.pol haryo mengangguk mengerti. Entah kenapa dirinya merasa yakin bahwa kasus yang terjadi saat ini, itu semua saling berurutan dan bukan kasus yang dianggap sepel, "brata, bagaimana dengan situs web "kota impian". Apa yang kau dapat disana...?"
"kami sudah berusaha untuk meretas sistem mereka. Tetapi mereka melakukan penyerangan Drive by. Saat kami berusaha mengunjungi website tersebut, semua sistem dan server keamanan telah rusak karena terinfeksi virus...", jawab detektif brata.
Mata kombes.pol haryo terbelalak, "apa mereka mendapatkan data-data kepolisian...?"
Detektif brata mengeleng kepala, "saat itu kami segera melakukan security syber, mereka tidak mencuri apapun dari sistem keamanan kepolisian..."
Kombes.pol haryo menghela nafas, "tapi... Apa kau dapat menyelidiki informasi tentang orang perantara itu?"
"setelah melakukan pemeriksaan riwayat internet dari pak juwandi. Kami hanya menemukan akun yang bernama "bajak laut horor", tentang siapa dirinya masih belum bisa memastikannya. Akun "bajak laut horor" ini sudah di pastikan orang perantara yang disebut pak juwandi...", jelas detektif brata.
Kombes.pol haryo menutup buku di tangannya, "terus selidiki akun "bajak laut horor" dan cari tau siapa orang dibalik akun itu...!", perintahnya.
"siap komandan..."
"bayu dan putu, kalian pergi ke TPI sekarang. Cari bukti-bukti lain dan telusuri setiap sudut dari gedung TPI, barang kali ada bukti yang masih tertinggal disana...", perintah kombes.pol haryo.
Detektif brata dan detektif putu bangkit dari duduknya, "siap komandan...!"
Kombes.pol haryo beranjak dari duduk, "untuk sekarang kita akhiri diskusi ini. Kembali bekerja, terimakasih banyak..."
~~~
" Rumah Sakit Adyatama "
Keesokkan paginya. Di ruang rawat alvar duduk bersender sambil melihat tayangan berita tentang penangkapan dari pelaku penggedar narkoba tadi malam di Muara Kamal.
"Breaking News - Tim Satgas (Satuan Gabungan) Sergap Penyelundup methamphetamine 15,3 KG Di Muara Kamal "
"selamat pagi permisa. Pada hari minggu, tanggal 23 kemarin malam. tim satgas(Satuan Gabungan) Polres Metro jaya berhasil menangkap penggedar narkotika berjenis methamphetamine di Perairan Muara Kamal, jakarta Utara. Dalam Penangkapan ini petugas berhasil menyita 15,3 kilogram methamphetamine asal china".
"Tim Second Fleet Quick Response dan Tim Intel bersama BNN Jakarta Utara, serta Bea cukai. Berhasil menyergap dua kapal yang akan bertransaksi methamphetamine di Perairan Muara Kamal, Jakarta Utara".
"dari penangkapan ini, petugas berhasil menangkap sembilan pelaku, tiga pelaku merupakan warga jakarta dan enam pelaku warga asing asal china".
"dan penyergapan juga dilakukan di TPI atau Tempat Pelelangan Ikan. Petugas kembali menemukan 3 kilogram ganja yang di sembunyikan di gentong-gentong berisi ikan segar...", jelas reporter berita. (NB : karangan yang di ambil dari KompasTV)
~~~
Alvar tak berekspresi apa-apa melihat berita di layar ponsel nya. Alvar menghentikan kegiatan menonton berita saat ponselnya berdering ada panggilan masuk dan kembali dia mendapatkan panggilan dari nomer tak dikenal, dengan segera dia mengangkatnya.
"halo...", jawab alvar waspada.
"bagaimana mayor alvar dengan informasi yang aku berikan...?", tanya seorang laki-laki di ujung sana yang tidak lain adalah hassan.
"apa tujuanmu sebenarnya memberikan informasi itu padaku?", tanya alvar tegas.
"Tuhan memang baik karena mempertemukan aku dan kamu, mayor alvar. Tak akan lama lagi, kita berdua akan sering bertemu. Santai saja dan nikmati alurnya. Lambat laun kau pasti akan mengetahui tujuanku. Mulai sekarang, kau harus jagalah orang-orang di sekelilingmu dengan baik karena bisa jadi mereka dalam bahaya...", ujar hassan dengan nada semakin mengecil.
Mata alvar terbelalak mendengar ucapan hassan, "apa maksudmu?!"
Terdengar suara tawa dari hassan dan panggilan diputus secara sepihak oleh hassan.
Alvar meremas ponsel ditangannya, jantungnya berpacu cepat karena berusaha menahan geramnya. Dia meringis kesakitan sambil memegang dadanya terasa nyeri.
Pintu ruangan terbuka, masuklah seorang wanita setengah baya. Dia adalah bunda rosmawati. Di sana bunda rosmawati terkejut melihat putranya sedang meringis kesakitan sambil memegang dada, bergegaslah dirinya mendekat ke putranya.
"ada apa, sayang? Kenapa? Dadamu sakit...?", tanya bunda rosmawati nampilkan wajah cemas dan khawatir. Bergegas memencet tombol darurat beberapa kali.
Tak lama kemudian dokter pun datang bersamaan dengan satu perawat, mereka langsung berjalan cepat menuju brangkar pasien untuk memeriksa keadaan.
"suster. Tolong suntikan pereda nyeri untuk pasien...!", perintah dokter balqis.
"baik, dokter...", jawab suster kartini.
Suster kartini dengan cepat menyuntikan obat pereda nyeri pada pembuluh darah pasien. Setelah obat sudah masuk, dicabutlah perlahan jarum suntik itu dengan menggunakan ibu jari menekan bekas suntik di tangan pasien.
Balqis mengeluarkan alat Stetoskop, lalu menempelkan alat tersebut di dada alvar. "sekarang sudah tidak apa-apa. kak alvar, sekarang bagaimana? Apa masih sakit dada nya...?", tanyanya.
Alvar menggeleng, "sudah tidak sakit..."
"kamu tidak apa-apa, sayang...?", tanya bundanya penuh rasa khawatir.
Alvar melihat tatapan penuh khawatir dari bundanya. Dia menarik senyum, "aku sudah tidak apa-apa. Bunda tidak perlu khawatir..."
Balqis beralih menatap bunda rosmawati, "bunda, tidak perlu khawatir. Nyeri di daerah dada itu sering dialami oleh pasien yang telah melakukan operasi pneumothorax. Gejala tersebut seiring waktu pasti akan membaik..." jelasnya berusaha menangkan.
Bunda rosmawati yang awalnya cemas dan khawatir, seketika menghela nafas lega putranya sudah baik-baik saja sekarang. "syukur alhamdulillah, bunda merasa lega mendengarnya. Bunda tadi sangat takut sekali..."
"dokter balqis. Saya izin keluar untuk memeriksa pasien di kamar lain...", izin suster kartini.
"baiklah, terimakasih banyak suster kartini. Silakan boleh pergi...", balas dokter balqis.
"kalau begitu saya permisi dokter, semuanya...", Pamit suster kartini melangkah kaki pergi dari ruang rawat.
Balqis teringat dengan rantang makanan yang dia bawa saat masuk ke ruang rawat alvar, "oh ya bunda. Balqis lupa, ini bubur buat kak alvar...", sambil memberikan kepada bunda rosmawati.
Bunda rosmawati langsung mengambil rantang makanan itu dengan tersenyum lebar, "terimakasih yah sayang. Maaf jadi merepotkan..."
"tidak bunda, tidak merepotkan sama sekali. Bubur di rumah sakit pasti hambar rasanya, pasti kak alvar juga bosan makannya. karena itu balqis buatkan bubur ini untuk kak alvar...", ujar balqis dengan senyum manis.
"jadi, balqis yang masak sendiri...", tanya bunda rosmawati. Balqis membalas dengan anggukan.
Alvar menatap balqis dan tersenyum, "terimakasih banyak balqis..."
"sama-sama kak. Semoga kak alvar suka dengan bubur yang balqis buat...", ucap balqis tersenyum.
Bunda rosmawati seketika terpikirkan suatu ide didalam kepalanya, membuat seulas senyum diwajahnya, "balqis. Boleh bunda minta tolong sesuatu...?"
Alvar dan balqis bersamaan menatap kearah bunda rosmawati, "minta tolong apa bunda...?", tanya balqis.
"begini sayang. Bunda niatnya ingin pulang ke rumah bawa baju bersih untuk kak alvar. Balqis bisa bantu bunda untuk menemani kak alvar disini...?", pinta bunda rosmawati.
Balqis terkejut mendengar permintaan bunda rosmawati yang tiba-tiba, alvar pun ikut terkejut.
"bisa sayang...?", tanya bunda rosmawati kembali.
"bunda, alvar sudah dewasa tidak perlu di temani. Lagi pula balqis pasti sibuk untuk memeriksa pasien-pasien lagi...", ucap alvar menolak.
Bunda rosmawati memasang cemberut, "ya bunda juga tau, kamu sudah dewasa. Tapi tadi bunda hanya tinggal sebentar, kamu kesakitan begitu. Bunda hanya khawatir kamu bakal seperti tadi lagi..."
Alvar yang ingin bicara terhenti ketika balqis terlebih dahulu berbicara, "tidak apa-apa bunda. Balqis bisa menjaga kak alvar, kebetulan hari ini balqis shift nya siang..."
Bunda rosmawati yang mendengar itu tentu saja bahagia. Tetapi berbeda dengan alvar yang sedikit terkejut mendengarnya, "terimakasih yah sayang. Maaf bunda merepotkanmu lagi..."
"tidak merepotkan sama sekali bunda, tenang saja. Bunda tidak perlu khawatir, balqis akan menemani kak alvar disini...", ucap balqis, "oh ya, bunda mau balqis panggilkan taksi untuk ke rumahnya...?", tawarnya.
"tidak usah sayang, bunda bisa pulang pakai angkot saja lebih murah...", tolak bunda rosmawati dengan halus.
"bunda hati-hati dijalannya...", ucap alvar yang khawatir.
"bunda akan hati-hati. Ya sudah, bunda pergi dulu yah alvar, balqis. Assalamualaikum...", pamitnya langsung melangkah pergi.
"waalaikumsalam...", jawab salam dari balqis dan alvar dengan serempak.
Bunda rosmawati sudah pergi meninggalkan ruangan. Tersisa hanya balqis dan alvar didalam ruangan tersebut. Seketika itu suasana berubah menjadi canggung untuk mereka berdua.
"maaf sudah merepotkanmu...", ucap alvar untuk menghilangkan kecanggungan.
Balqis mengeleng, "sama sekali tidak kak. Oh ya kak alvar ingin sarapan? Biar balqis yang menyuapinya...", tanyanya menawarkan.
"boleh...", jawab alvar tersenyum, "kalau sarapannya diluar, apa tidak apa-apa? sudah lima hari di dalam ruangan rasanya sangat sumpek sekali. Ingin menghirup udara segar..."
Balqis mengangguk antusias, "boleh kok. Sebentar balqis ambil kursi roda dulu yah..."
Balqis melangkah keluar untuk mengambil kursi roda. Setelah mendapatkannya, balqis kembali dengan membawa kursi roda, "kak alvar bisa berdirinya...?", tanyanya dan dibalas anggukan oleh alvar.
Balqis mendorong kursi roda itu untuk memudahkan alvar. Ia juga membantu dengan memapah dan menurunkan ke kursi roda secara perlahan. Setelah selesai balqis langsung mendorong kursi roda itu keluar ruangan.
"kak alvar ingin ke taman?", tanya balqis.
Alvar menganggukkan kepala setuju. Balqis tersenyum lebar terus mendorong kursi roda itu melewati lorong-lorong rumah sakit, dan sampailah akhirnya di taman rumah sakit yang ditumbuhi banyak pohon dan bunga-bunga cantik.
Balqis duduk di bangku taman sambil membuka rantang makanannya, lalu dia mengambil buburnya bersiap menyuapkan satu sendok bubur ke mulut alvar. Dengan cepat alvar menerima suapan bubur yang diberikan balqis. Balqis tersenyum senang karena lelaki disampingnya menerima suapannya.
"bagaimana rasanya?", tanya balqis, yang cemas takut-takut rasanya tidak sesuai dengan lidah kak alvarnya.
Alvar tersenyum, "alhamdulillah, ini sangat enak sekali. Rasa nya pas...", pujinya.
Kedua ujung bibir balqis menarik sebuah senyuman saat masakan buatannya mendapatkan pujian. Kemudian, perhatiannya teralihkan pada kalung yang di kenakan laki-laki itu, nampak berkilau karena pantulan matahari.
"ada apa, balqis?", tanya alvar dengan mengikuti arah pandangan balqis, "kamu melihat kalung ini...?", tanyanya.
Balqis mengangguk, mengiyakan.
Alvar meraih kalung yang melingkar dilehernya, "ini kalung tentara atau dog tag. Kamu pasti tau karena ayahmu dan abangmu seorang tentara pasti mereka memakai ini..."
"iya kak, balqis tau. Apa satunya punya ayah kaka...?", tanya balqis dengan hati-hati.
Alvar mengangguk, "betul, ini peninggalan ayah ku...", jawabnya sambil tersenyum memandang dog tag ayahnya.
Balqis kembali menyuapi sesendok bubur ke mulut alvar, dan kembali alvar menerimanya. Dari kejauhan nampak sepasang mata yang sedang memperhatikan balqis bersama seorang laki-laki yang sedang berbincang dan tertawa. Tatapan sepasang mata itu seakan dipenuhi banyak pertanyaan didalamnya mengenai siapa laki-laki itu dan kenapa balqis begitu sangat dekat dan akrab dengan laki-laki itu.
"siapa laki-laki itu? Apa dia kekasihnya? Mereka berdua begitu sangat akrab...", gumam dalam hati dari dokter evan yang nampak fokus melihat balqis bersama seorang laki-laki di taman.
Seorang perawat wanita bertanya-tanya dengan dokter evan yang berhenti mendada dihadapannya, lalu matanya mengikuti arah dimana dokter evan melihat. Dan rupanya lelaki di depannya ini sedang fokus menatap dokter balqis dan seorang wanita, dia mengangguk mengerti kenapa dokter evan berhenti mendadak.
"dokter evan...?", panggil suster kintan sambil menepuk lengan dokter evan.
Dokter evan langsung terperanjat kaget. Suster kintan mendekat, "dokter kenapa? Ada apa...?", tanyanya.
Kembali kedua matanya menatap kearah balqis, "kintan, kamu tau siapa laki-laki yang bersama dokter balqis itu...?", tanya dokter evan.
Suster kintan tertawa kecil karena tidak menyangka dokter evan yang terkenal sangat dingin, cuek dan menakutkan bisa luluh juga hati nya oleh seorang wanita yaitu dokter balqis. Ia mengusap-usap dagunya berpikir, "aku juga tidak tau dokter, lebih baik dokter evan saja yang menanyakan nya langsung kepada dokter balqis..."
Dokter evan menyipitkan matanya memandang suster kintan. Suster kintan melangkah mendahului dokter evan, "dokter evan. Kita harus segera memeriksa pasien, kita sudah banyak menghabiskan waktu. Ayo...", perintahnya.
Dokter evan mendengar kesal, "disini aku yang dokter nya, atau dia?! Berani-beraninya dia memeritahku seperti itu...ck", seraya berdecak di akhir ucapannya. Pandangannya beralih melihat balqis kembali, dia mengeluarkan ponselnya dan mengarahkan angle kameranya ke arah balqis. Lalu memotret laki-laki tersebut dari segela sudut.
Setelah itu dikirimkan poto yang dia dapat itu kepada seseorang, "cari tau laki-laki yang ada di poto ini. Segera berikan padaku setelah mendapatkan informasi darinya...!", pesan chat pun terkirim. Ia memasukkan kembali ponselnya ke saku jas dokternya dan melanjutkan untuk memeriksa pasien.
Kembali ke taman. Disana alvar sudah menyelesaikan makan bubur nya, balqis membantu alvar untuk meminum obat.
"terimakasih banyak balqis...", ucap alvar sambil tersenyum.
"iya kak, sama-sama...", jawab balqis.
###
BNN atau Badan Narkotika Nasional adalah sebuah Lembaga Negara Non Kementerian Indonesia yang mempunyai tugas melaksanakan tugas negara di bidang pencegahan, penyalahgunaan dan peredaran gelap narkotika, prekursor, dan bahan adiktif lainnya kecuali bahan adiktif untuk tembakau dan alkohol.
Stetoskop adalah digunakan untuk mendengar irama denyut jantung dan pernapasan. Namun selain digunakan di area dada, stetoskop juga sering digunakan di perut. Tujuannya untuk mendengar gerak peristaltik usus atau suara dari dalam lambung.
Dog Tag atau Tag Anjing adalah istilah informal namun umum untuk jenis tanda pengenal tertentu yang dikenakan oleh . Kegunaan utama tag ini adalah untuk mengidentifikasi ; mereka memiliki informasi tentang individu yang tertulis di dalamnya, termasuk identifikasi dan informasi medis dasar yang penting seperti dan riwayat .